Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sri Mulyani soal Krisis 1998: Indonesia Lambat Pulih Dibanding Thailand dan Korea

Sri Mulyani soal Krisis 1998: Indonesia Lambat Pulih Dibanding Thailand dan Korea Sri Mulyani. ©2017 merdeka.com/anggun situmorang

Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani menjadi salah satu pembicara dalam dialog kebijakan fiskal, moneter dan investasi 2019 hingga 2024 di Universitas Tarumanegara, Jakarta, Rabu (13/3). Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menjelaskan kondisi ekonomi dalam negeri saat ini hingga pengaruh ekonomi masa lalu seperti krisis keuangan 1998.

Saat krisis 1998, Sri Mulyani mengatakan, banyak negara tidak mampu segera bangkit dari keterpurukan. Meski demikian, Indonesia termasuk salah satu negara yang cepat pulih walau tak secepat Thailand dan Korea Selatan.

"Indonesia termasuk pulih meski tidak paling cepat. Karena dibandingkan Korea Selatan dan Thailand, kita termasuk agak lambat pemulihan ekonomi nya," ujar Sri Mulyani.

Saat krisis, pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan tumbuh negatif 13 persen. Dia pun menganggap, krisis keuangan pada 1997 hingga 1998 paling parah karena membuat keuangan Indonesia colabs.

"Guncangan besar 1997-1998 karena ada financial crisis karena keuangan kita colabs. Negara yang pernah mengalami krisis keuangan biasanya membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun untuk pulih. Lihat Eropa sekarang dan AS," jelasnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, ekonomi Indonesia kini mampu tumbuh stabil usai bangkit dari keterpurukan krisis. Terbukti, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu stabil di atas angka 5 persen.

"Kita pulih dan stabil di atas 5 persen. Meski masih ada beberapa episode yang bikin shock yakni oil boom dan Indonesia kena. Dampak itu relatif, bisa negatif bisa positif, dan ada juga penurunan tajam harga komoditas, kita kena," tandasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP