Survei: Gen Z Lebih Rela Bayar Mahal Demi Pengalaman Baru, Dibanding Beli Barang Mewah
Banyak pelancong Gen Z yang bersedia memangkas pengeluaran di bidang lain dalam hidup mereka.
Generasi Z, yang kini menjadi salah satu kelompok konsumen terbesar, menunjukkan pergeseran preferensi gaya hidup.
Alih-alih menginvestasikan uang mereka untuk membeli barang-barang mewah seperti tas atau gawai terbaru, generasi ini lebih memilih mengalokasikan dana mereka untuk pengalaman berharga, seperti traveling, konser, atau kegiatan berbasis komunitas.
-
Apa yang membuat uang dapat membeli kebahagiaan menurut Gen Z? Ini pula yang menjadi alasan generasi Z bahwa uang dapat membeli kebahagiaan. Mengutip Money Wise, sebuah survei yang dilakukan pada kelompok milenial dan Z menunjukan bahwa 72 generasi milenial dan 67 generasi Z setuju, uang dapat memberi mereka kebahagiaan, dibandingkan dengan hanya 58 persen generasi X dan 48 persen generasi boomer.
-
Kenapa milenial dan Gen Z setuju dengan uang dapat membeli kebahagiaan? Mereka juga akan bahagia jika mereka memiliki kemampuan untuk menanggung pengeluaran tak terduga dan mengurus orang yang mereka cintai.
-
Apa yang lebih dipercaya Gen Z dibandingkan iklan? Sekitar 4 dari 10 konsumen Gen Z atau sebanyak 41 persen memercayai produk atau layanan yang dipasang oleh seorang influencer dibanding iklan dari suatu bisnis.
-
Gimana caranya Gen Z kasih self reward? Mereka bisa memuaskan diri dengan datang ke restoran all you can eat atau AYCE, makan steak mahal, menikmati sushi dan ramen di restoran Jepang asli, atau bakar-bakar di restoran Korea.
-
Apakah Gen Z itu? Generasi Z, atau Gen Z, adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok orang yang lahir antara tahun 1996 dan 2012. Mereka adalah generasi yang tumbuh di era digital, di mana teknologi dan media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.
-
Bagaimana Gen Z memanfaatkan fintech untuk belanja? Data menunjukkan bahwa 67 persen pengguna fintech memanfaatkan BNPL untuk berbelanja tanpa harus melakukan pembayaran di awal.
Tren ini juga didorong oleh dominasi media sosial, di mana berbagi momen menarik menjadi cara utama mengekspresikan diri.
Fenomena ini tentu memberikan tantangan sekaligus peluang bagi industri, khususnya sektor pariwisata dan hiburan, yang harus semakin kreatif menjawab kebutuhan konsumen muda ini.
Melansir dari Skift, generasi Z lebih menghargai perencanaan perjalanan yang fleksibel, pengalaman unik, dan destinasi yang mudah diakses. Sebanyak 75 persen Gen Z melakukan dua perjalanan atau lebih dalam setahun terakhir.
Mereka lebih mengutamakan pengalaman daripada barang mewah. Menurut Laporan Tren Perjalanan Global 2023 oleh American Express Travel, 79 persen responden Gen Z dan milenial percaya perjalanan wisata merupakan bagian penting dari alokasi anggaran mereka, dengan 84 persen lebih memilih liburan impian daripada membeli barang mewah baru.
Meskipun mereka sangat antusias untuk bepergian, hanya sebagian kecil pelancong Gen Z yang tampaknya terbuka terhadap penerbangan jarak jauh dengan maskapai berbiaya rendah.
Menurut Skift Research, hanya 31 persen pelancong Gen Z AS yang bersedia terbang lebih dari enam jam dengan maskapai berbiaya rendah.
Kebiasaan ini menunjukkan wisatawan Gen Z merupakan demografi penting bagi industri perjalanan, khususnya bagi bisnis yang dapat menawarkan pengalaman unik, fleksibilitas, dan pilihan yang terjangkau.
TikTok Jadi Katalis Minat Gen Z
Di sisi lain, TikTok telah muncul sebagai alat penting untuk merencanakan perjalanan bagi para pelancong Gen Z.
Sebuah survei yang dimuat dalam Laporan Keadaan Perjalanan Mahasiswa & Pemuda 2024 milik StudentUniverse mengungkapkan sebanyak 89 persen dari mereka yang berusia 18 hingga 25 tahun di AS, Inggris, Kanada, dan Australia telah menemukan destinasi baru melalui TikTok.
Laporan tersebut juga menemukan banyak pelancong muda yang ingin menghindari alkohol.
Sekitar 83 persen pelancong muda akan mempertimbangkan untuk tidak minum alkohol saat liburan untuk menghindari situasi yang tidak aman.
"Tidak seperti generasi muda di masa lalu, Gen Z menjauhi pesta-pesta yang biasa dilakukan anak muda. Mereka lebih suka merasakan budaya baru dan jalan-jalan," kata Brand Manager Student Universe, Will Jones.
Menurut agen perjalanan daring Hopper mengenai tempat yang ingin mereka kunjungi, Gen Z dan pelancong milenial mengecek harga untuk destinasi di Asia 50 persen lebih sering tahun lalu dibandingkan sebelum Covid.
Jones menyebut Italia dan Jepang sebagai destinasi paling populer di kalangan pelancong Gen Z, dua negara yang ia gambarkan sebagai "tempat yang lebih berbudaya dibandingkan tempat pesta tradisional," imbuh dia.
Dia menyebut pelancong Gen Z lebih menekankan pada perjalanan berkelanjutan.
Setengah dari responden mengatakan dalam survei StudentUniverse tentang perjalanan Gen Z bahwa mereka memprioritaskan pemesanan dengan perusahaan yang memiliki kredibilitas hijau yang kuat. Sementara itu, 13 persen mengatakan mereka tidak akan lagi bepergian dengan pesawat karena emisi.
Selain itu, banyak pelancong Gen Z yang bersedia memangkas pengeluaran di bidang lain dalam hidup mereka untuk mempertahankan anggaran perjalanan mereka. Lebih dari separuh lebih memilih untuk memangkas makan di luar, berbelanja, dan minum kopi daripada mengurangi perjalanan mereka.