Waktu tempuh 100 Km di tol Indonesia 2,7 jam, di Malaysia hanya 1,2 jam
Merdeka.com - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Arie Setiadi Moerwanto, mengatakan waktu tempuh kendaraan di jalan tol Indonesia masih kalah dibanding oleh negara-negara lain. Salah satunya Malaysia.
"Kalau kita liat perbandingan dengan negara pesaing kita, Indonesia itu buat menempuh 100 Km perlu 2,7 jam. Malaysia utk menempuh jalan 100 Km itu hanya butuh 1,2 jam. Itu tantangan kita sebetulnya," ungkapnya ketika ditemui, di kompleks Universitas Indonesia, Depok, Jumat (13/4).
Oleh karena itu, pemerintah akan terus berusaha untuk mempercepat pergerakan kendaraan di jalan tol. Pergerakan kendaraan diakui berdampak pada perekonomian. Meskipun begitu dia belum dapat menjabarkan berapa persis sumbangan dari tingkat kecepatan di jalan tol bagi perekonomian.
-
Bagaimana Kementerian PUPR membangun tol IKN? Saat ini, Kementerian PUPR sedang melakukan pembangunan di tiga seksi, antara lain Seksi 3A Karangjoang-KKT Kariangau sepanjang 13,4 km, Seksi 3B KKT Kariangau-Simpang Tempadung 7,3 km, dan Seksi 5A Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang sepanjang 6,7 km.
-
Apa target Menko Perekonomian untuk transportasi di Indonesia? Pemerintah telah memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV) dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik pada 2030.
-
Apa yang dimaksud dengan jalan tol? Ide tentang jalan tol pertama kali muncul dari kepala Piero Puricelli, seorang insinyur asal Italia. Tepatnya pada tahun 1924, jalan tol pertama Italia sekaligus di dunia dibangun yang dikenal dengan nama 'Autostrada A8' atau 'Autostrada dei Laghi'.
-
Bagaimana cara mendorong pembaruan kendaraan? Selain itu, pembatasan tahun model kendaraan diharapkan dapat mendorong pembaruan kendaraan di Jakarta. Langkah ini akan mendorong masyarakat untuk beralih ke mobil yang lebih ramah lingkungan.
-
Kenapa jalan tol di Indonesia terus dibangun? Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) terus gencar membangun infrastruktur jalan tol untuk menekan biaya logistik.
-
Mengapa Menko Perekonomian mendorong pengembangan infrastruktur? Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia.
"Kalau kaitannya (antara waktu tempuh dan keekonomian) khusus dengan jalan tol, ini yang sedang kita kerja sama dengan salah satu civitas academica di UGM, jalan tol ini sebenarnya seberapa sih bisa berkontribusi untuk meningkatkan ekonomi," jelas Arie.
Dia mengungkapkan, pemerintah menargetkan pada 2019 waktu tempuh untuk 100 Km menjadi 2,2 jam. Memang waktu tempuh tersebut masih jauh lebih lama dibandingkan negara lain.
"Ini yang akan kita terus kita turunkan sampai 2,2 jam (untuk 100 km) pada 2019. Caranya dengan membangun banyak jalan tol. Angka 2,2 jam ini sudah cukup belum buat bersaing? Jadi kita harus bekerja lebih keras lagi mengenai hal ini. Makanya iklim investasi tidak boleh terganggu," tegasnya.
Nah. Besarnya target pemerintah dan tingginya ekspektasi publik atas layanan infrastruktur yang handal tentu harus direspon dengan cerdas. Namun, akan ada funding gap yang cukup besar bila APBN digunakan seluruhnya untuk memenuhi target Renstra tersebut.
Oleh karena itu salah satu strategi yang telah ditempuh pemerintah adalah skema KPBU dengan berbagai varian model dan modifikasi yang telah dilakukan. Dia menjelaskan, untuk memanfaatkan skema KPBU dengan maksimal, pemerintah telah membuat kebijakan dan strategi pendanaan infrastruktur yang mengatur pelaksanaan proyek KPBU termasuk penyediaan fasilitas dan dukungan Pemerintah agar proyek KPBU dapat melaju kencang, seperti Project Development Facility (PDF), Viability Gap Fund (VGF), dan Availability Payment (AP).
"Contoh proyek KPBU yang sedang dan telah selesai dikerjakan oleh Kementerian PUPR, dapat dilihat beberapa contoh seperti Batam Sewerage Project, Tol Serang-Panimbang dengan skema AP, Japek Elevated II, dan lainnya," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait keberadaan Tol Cimanggis-Cibitung yang baru diresmikannya, Wapres mengharapkan akan mendorong efisiensi dan efektivitas kegiatan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus mendorong peningkatan daya saing Indonesia.
Baca SelengkapnyaPembangunan jalan tol dilakukan untuk mewujudkan konektivitas nasional dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan perluasan pemerataan pembangunan.
Baca SelengkapnyaKeberadaan jalan tol ini akan memangkas waktu perjalanan dari Balikpapan menuju IKN, dari 2 jam menjadi hanya 30 menit saja.
Baca SelengkapnyaKementerian PUPR bersama mitra kerja BUJT terus bekerja sama melanjutkan pembangunan jalan tol. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan jalan
Baca SelengkapnyaKendati demikian, Presiden membandingkan dengan China yang telah memiliki jalan tol sepanjang 48.000 kilometer.
Baca SelengkapnyaDengan tambahan PMN sebesar Rp1 triliun ini akan mendorong progres pembangunan ruas Tol Palembang-Betung yang berpotensi sepanjang 64 km.
Baca SelengkapnyaPembangunan jalan tol yang jadi bagian dari tol trans sumatera ini sebentar lagi akan tembus ke kawasan Parapat dan Danau Toba.
Baca SelengkapnyaPresiden mengakui pembangunan jalan tol sepanjang 64,5 Km dan dikerjakan sejak 2019 ini cukup sulit.
Baca SelengkapnyaAgar perjalanan Anda lebih terencana, penting untuk mengetahui tarif tol terbaru dan informasi terkait lainnya.
Baca SelengkapnyaKeberadaan jalan tol Balikpapan-IKN juga mempersingkat waktu tempuh dari 2 jam lebih menjadi hanya 40 menit.
Baca SelengkapnyaProgres konstruksi telah dimulai sejak Februari 2023 lalu yang saat ini berjalan sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah disepakati.
Baca Selengkapnya