Profil
Yoris Sebastian
Yoris Sebastian menjadi general manager Hard Rock Cafe termuda pertama se-Asia dan kedua di dunia awalnya bukanlah mimpi seorang Yoris Sebastian, pendiri OMG (Oh My Goodness) Creative Consulting. Namun, ide-ide kreatif yang terlontar begitu sajalah yang membawanya lantas menjadi orang muda hebat yang mampu menggebrak dunia.
Lahir di Ujung Pandang, 5 Agustus 1972, Yoris memulai karir di dunia kreatif sejak bergabung di Majalah remaja Hai. Di sana, bakat kreatifnya terasah dalam yang kemudian membawanya menjadi seorang penyiar di radio Hard Rock Cafe. Barangkali banyak orang yang berpikiran bahwa menjadi beda akan membuat seseorang lebih dikenali karena tampak unik dan istimewa. Dan, itu benar. Mempunyai segudang ide kreatif, terlebih sebuah ide yang jarang terpikirkan oleh banyak orang membuat nama pria lulusan SMA Pangudi Luhur ini dikenal, tak hanya di Indonesia bahkan di dunia sekalipun.
Bergabung dengan Hard Rock Cafe, serangkaian ide brilian dan out of the box Yoris bermunculan. Saat itu, ia menggagas sebuah acara bertajuk I Like Monday. Dilihat dari judul memang tak ada yang istimewa, namun, siapa sangka justru dari sanalah nama Yoris mulai banyak dikenal masyarakat luas khususnya anak muda. Di acara yang ia gagas tersebut, Yoris menitikberatkan sebuah acara kreatif di hari Senin dimana sebelumnya kebanyakan orang selalu terdikte bahwa Senin adalah hari yang membosankan.
Dalam dunia hiburan sekalipun, rating acara pada hari Senin juga terbukti sangat minim peminat. Tak selesai sampai disana, pria bervisi Passion for knowledge, passion for innovation, and passion for achievement ini juga menggagas acara out of the box lainnya seperti Destination Nowhere, sebuah acara jalan-jalan dimana pesertanya tidak diinfokan sebelumnya kemana tujuan mereka. Dalam acara tersebut, saat berada di pesawat, Yoris menghadirkan Band Cokelat yang juga tengah melakukan peluncuran album di atas ketinggian 30.000 kaki. Ide inilah yang kemudian mengantarkan namanya masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).
Pada tahun 2006, Yoris memutuskan untuk keluar dari Hard Rock Cafe dengan membuka (Oh My Goodness), sebuah perusahaan konsultan kreatif. Berpikiran bahwa ide kreatif layak dijual dan diapresiasi, membuat Yoris yang dikenal dengan bakat dan segudang ide yang tidak biasa ini memantapkan diri untuk membangun sebuah perusahaan sejenis creative planner. Mengenai ide, ia sempat berpendapat bahwa ide tidak sepenuhnya murni, bisa saja mencontoh ide kreatif orang lain, namun tetap saja harus dikembangkan dengan gaya sendiri. Terlebih jika ide itu berawal dari buah pikiran kita sendiri, meski terkesan aneh, justru di sanalah orang menilai bahwa ide itu kreatif dan tidak biasa.
Seperti contoh gagasan lain yang dituturkan pria peraih British Council's International Young Creative Entrepreneur Award pada tahun 2006 ini, ia sempat membuat ide pembangunan bar yang hanya dibuka hari Jumat dan Sabtu saja. Unik, jelas saja. Meski hanya buka selama dua hari dan sempat banyak orang berpikir tentang keuntungannya, namun, rasa penasaran pengunjung justru lebih membludak dibandingkan dengan perkiraan kebanyakan orang. Bar berkonsep dua hari kerja adalah sebuah konsep yang unik, namun, profit bisnisnya bisa bersaing dengan bar yang buka setiap harinya.
Sebuah perusahaan yang menjual ide tentunya harus memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi di mata pasar. Hal ini diantisipasi oleh Yoris dengan membekali karyawannya untuk membaca sebuah buku yang harus dibaca setiap minggunya kemudian dishare untuk dijadikan tambahan knowledge dan bahan dasar ide yang akan digodok lebih dalam. Konsep perusahaan yang terkesan happy, fun, tapi serius ini lantas mengantarkan nama Yoris menjadi semakin berkibar di kalangan pengusaha. Pantas saja beberapa penghargaan berhasil diraihnya seperti Asia Pacific Entrepreneur Award Winner (Most Promising Entrepreneurs) pada 2008.
Meski tak sampai lulus kuliah, namun, Yoris bisa membuktikan bahwa IQ bukanlah hal utama yang bisa menjamin seseorang dapat memperoleh pekerjaan (dalam hal ini ide). Bisa saja orang ber-IQ rendah namun mempunyai daya kreatifitas tinggi, begitu sebaliknya. Untuk hal ini, Yoris menyarankan untuk do it if you like it, kerjakan sesuatu yang kamu cintai, lalu kembangkan.