Cari bukti kuat, penyidik terus lakukan pemeriksaan terkait MT

Merdeka.com - Kisruh hubungan antara Mario Teguh dan Kiswinar masih belum menemui titik temu. Seperti yang diketahui, Kiswinar sampai saat ini masih berjuang untuk mendapatkan pengakuan sebagai anak dari motivator kondang tersebut. Kiswinar dan ibunya, Aryani bahkan sudah blak-blakan membuka fakta-fakta baru tentang Mario Teguh beberapa waktu yang lalu.

Di sisi lain, pihak kepolisian sampai saat ini masih berjuang untuk mencari berbagai informasi baru terkait masalah ini. Kombes.Pol. Awi Setiyono selaku Kabidhumad Polda Metro Jaya juga mengatakan kalau pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pelapor (Kiswinar).

"Masih banyak yang mau kita penuhi dari Mario Teguh dan saudara-saudaranya, kemudian dari catatan sipil yang mengeluarkan akte kelahiran. Kemudian dari KUA yg waktu bersangkutan masih pertama kali melakukan pernikahan. Kita koordinasi dengan pelapor. Ini juga terkait dengan kata-kata pelapor (Kiswinar) saat diwawancarai salah satu stasiun televisi. Tentunya kita akan bertebaran lagi dengan hukum pidana," ujar Kombes Pol. Awi Setiyono saat ditemui di kantornya, Selasa (1/11).

Selain itu, pihak kepolisian juga akan meminta keterangan dari saksi-saksi yang mengetahui pernikahan Mario Teguh dan Kiswinar. Tak menutup kemungkinan pula bila polisi akan menjadi informasi terkait administrasi seperti dari akte kelahiran dan kartu keluarga.

"Terkait masalah bahwasanya saudara MT tidak mengakui sebagai putranya, kan muaranya di situ. Untuk membuktikan itu kita cari saksi-saksi terkait administrasi, mulai dari akte kelahiran, kartu keluarga, dsb. Termasuk saksi-saksi yang mengetahui waktu pernikahannya, kapan perceraiannya dan menjadi peristiwa yang bisa kita jadikan petunjuk," tambahnya.

Namun sayangnya Awi masih belum bisa membocorkan saksi dari pihak mana yang akan dimintai keterangan untuk mencari titik temu dari masalah ini. Satu yang jelas, semua informasi yang dikumpulkan polisi tersebut tentunya menjadi petunjuk untuk membongkar kasus ini.

"Kita tidak bisa bicarakan saksi dari pihak siapa-siapa. Pada intinya kan sesuai dengan pasal 184. Alat bukti tuh ada 5 mulai dari perkembangan saksi. Masalah saksi kita tidak pernah mempertimbangkan itu. Kita mau mengungkapkan apa yang terjadi dan fakta-fakta hukumnya yang terjadi. Kemudian kita sampaikan ada saksi ahli, ada surat dan petunjuk dan keterangan terdakwa. Jadi kita upayakan untuk dipenuhi. Untuk dijadikan tersangka, 2 hal itu harus dipenuhi," pungkasnya.

(kpl/pur/abl) (mdk/)