Tampil di Belanda, Diah Ayu Lestari sugukan unsur etnik

Merdeka.com - Di industri musik Indonesia, nama Diah Ayu Lestari memang masih terdengar asing. Tapi dara enam belas tahun itu sudah menorehkan namanya di beberapa festival musik Jazz bertaraf internasional, seperti Tong Tong Fair yang digelar di Belanda.

Untuk kedua kalinya, siswi kelas sepuluh Secondary School Global Jaya Internasional bintaro ini mendapat undangan untuk menjadi pengisi di acara tahunan Tong Tong Fair. Segala persiapan sudah dilakukan Diah jauh-jauh hari untuk keperluan. Selama kurang lebih lima hari berada di Belanda, terutama untuk keperluan penampilannya di atas panggung.

"Persiapannya ya latihan setiap hari gitu, kalau ada waktu luang kita pasti latihan. Belajar di album baru, ditambahin elemen etnik juga. Biar nanti di sana keliatan nuansa tradisional dapet lagi. Kan yang di belanda kangen sama Indonesia juga, kangen kampung halamnnya," ujar Diah sela-sela latihan di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Senin (26/5).

Untuk penampilan keduanya di event yang digelar di Den Haag, Belanda, Diah memberikan penampilan berbeda dari penampilannya yang pertama. Kali ini Diah akan membawakan 12 lagu daerah yang sudah diarransen ulang yang ada dalam album terbarunya yang berjudul Talk To Me, seperti Sigulempong, Manuk Dadali, Ondel-Ondel dan Jali-Jali, Angin Mamiri, Ampar-Ampar Pisang, Suwe Ora Jamu, Yamko Rambe Yamko dan lain-lain.

"Kalau tahun lalu kan kemarin kita cuma bawa gitar doang. Tahun ini kita bawa satu band. Aransemennya bawa unsur etnik dan nanti aku nari Bali juga," katanya.

Sejak awal memilih untuk terjun ke musik jazz etnik, Diah mempunyai misi, agar anak muda bisa menyukai lagu-lagu daerah yang belakangan tersingkir oleh musik-musik modern. Semoga cita-cita mulia Diah dapat terwujud :)

(kpl/adb) (mdk/)