Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Kabar bohong yang pernah bikin geger Indonesia, ini faktanya

4 Kabar bohong yang pernah bikin geger Indonesia, ini faktanya Berita hoax. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Berita bohong atau hoaks semakin menyebar di kalangan masyarakat. Biasanya mereka mendapatkan berita tersebut melalui media sosial atau tersebar melalui pesan instan seperti Whatsapp. Meskipun belum diketahui benar atau salah, sebagian masyarakat memilih untuk menelan mentah-mentah informasi yang mereka dapatkan, sebelum mengecek kebenarannya.

Berikut beberapa berita hoaks dan penjelasannya, yang sempat menyebar di masyarakat:

Jual Bali demi bayar utang

Orang lain juga bertanya?

Salah satu akun Facebook bernama Sandy Yah memposting link berita dengan tulisan "Jika Rakyat Mengijinkan Daerah Bali Kita Jual Untuk Bayar Utang" pada Oktober 2017. Namun link berita tersebut dihapus dan adminnya menghilang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani langsung menepis kabar tersebut. Dia menyampaikan klarifikasi melalui akun resmi Instagramnya. Sri Mulyani mengatakan ke depan akan menempuh jalur hukum bagi pelaku penyebar berita hoaks ini.

"Pada bulan Oktober 2017 telah beredar berita fitnah/hoax tentang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang seolah-olah mengeluarkan pernyataan 'Jika Rakyat Mengijinkan Daerah Bali Kita Jual Untuk Bayar Hutang'. Link berita tersebut telah dihapus dan adminnya juga telah menghilang.

Namun demikian, sebuah akun FaceBook bernama Sandy Yah, pada tanggal 10 Agustus 2018 mengunggah screen shot berita tersebut dan mendapatkan banyak tanggapan serta share. Berita tersebut adalah FITNAH KEJI dan TIDAK BENAR!

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak untuk diperjualbelikan. NKRI sejak diproklamirkan oleh Pendiri Bangsa kita, terus kita jaga kedaulatan dan kemerdekaannya dengan membangun sampai ke pelosok negeri - untuk menciptakan rakyat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Itu adalah mandat konstitusi UUD 1945 yang kita jalankan secara konsisten dan penuh kesungguhan. Keuangan Negara, APBN termasuk kebijakan utang negara selalu kita jaga dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab - Keuangan Negara, APBN dan utang negara dibahas dan disetujui oleh DPR dalam bentuk UU APBN, dan diperiksa dan diaudit oleh BPK dan dipertanggungjawabkan di depan DPR. Semua informasi, data dan kebijakan dibahas secara terbuka dan disampaikan secara transparan kepada publik melalui website Kemenkeu. Masyarakat harus semakin hati-hati dan jangan percaya kepada berita fitnah dan berita palsu serta tidak benar seperti di atas.

Peredaran berita FITNAH dan TIDAK BENAR tersebut sengaja dilakukan untuk menyerang Pemerintah, kebijakan Fiskal dan Keuangan Negara secara tidak berdasar, dan untuk menyerang pribadi Menteri Keuangan RI. Tindakan hukum bagi pembuat dan pengedar berita HOAX akan dilakukan terhadap Pemilik akun bernama Sandy Yah yang mengedarkan berita FITNAH dan TIDAK BENAR."

Kabar pesawat Citilink hilang kontak

Pesawat Citilink sempat dikabarkan hilang kontak. Pesawat QG 801 rute Semarang - Surabaya ini dikabarkan mengalami emergency selama penerbangan di ketinggian 10.000 ft. Kabar tersebut kemudian diklarifikasi oleh pihak maskapai Citilink.VP Corporate Secretary & CSR PT Citilink Indonesia, Ranty Astari Rachman, mengatakan pihaknya menyatakan bahwa kabar tersebut tidak benar. Humas AirNav Indonesia, Yohanes Sirait, menceritakan kronologi kasus pesawat Citilink ini. Pada pukul 11.13 WIB AirNav Indonesia Semarang menerima laporan dari CTV801 rute SRG-SUB airborne dan melaporkan menangkap sinyal emergency di frequensi 121.5Mhz hingga melewati ketinggian 8000 ft."Jadi bukan pesawat tersebut yang mengalami emergency, tetapi pesawat menerima sinyal emergency. Sesuai dengan prosedur, penerbang kemudian melaporkan kepada AirNav Indonesia. Pada kesempatan pertama, kami kemudian melaporkan kepada personil SAR Semarang perihal tersebut," ujarnya.Pada pukul 11.18 WIB, lanjutnya, Laporan Pilot Citilink 801 setelah passing 10.000 ft sudah tidak mendeteksi signal tersebut.

Kabar gempa Lombok lebih kuat juga hoaks

Wilayah Lombok dan sekitarnya dilanda gempa berkekuatan 6,4 SR pada 29 Juli 2018. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB hingga Selasa (31/7) mencatat sebanyak 17 orang meninggal dunia dan 401 korban luka-luka. Belum lagi gempa susulan mencapai ratusan kali membuat warga makin resah.Di tengah keresahan warga, isu gempa Lombok yang memicu aktifnya megathrust di Selatan Jawa dan Selat Sunda tersebar di media sosial. Isu ini beredar setelah video wawancara dengan Kabag Humas BMKG mengenai potensi terjadinya gempa Jakarta 8,7 SR yang kembali ramai pasca terjadinya gempa di Lombok.Menanggapi isu tersebut, akun Twitter Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) mengeluarkan pengumuman dari BMKG yang mengklarifikasi bahwa video yang viral tersebut adalah video mengenai gempa Jakarta 8,7 SR yang sudah lama diberitakan, yakni pada Januari 2018, dan tidak ada hubungannya dengan gempa Lombok akhir Juli lalu.Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun angkat bicara. Dwikorita menegaskan bahwa isu gempa Lombok yang akan memicu aktifnya gempa megathrust Selatan Jawa - Selat Sunda adalah hoaks. "Itu hoaks, jangan percaya. Tidak benar kalau gempa Lombok akan memicu gempa megathrust Selatan Jawa. Video yang banyak beredar merupakan video lama dan tidak ada hubungannya dengan gempa Lombok," ungkap Dwikorita di Jakarta, Kamis (2/8).Dwikorita menerangkan, aktivitas gempa Lombok berbeda dengan gempa megathrust. Gempa Lombok dibangkitkan oleh patahan aktif, sedangkan gempa megathrust dibangkitkan oleh aktivitas tumbukan lempeng di zona subduksi. Hingga saat ini, katanya, belum ada cara untuk memprediksi secara tepat kapan, di mana, dan berapa kekuatan yang akan terjadi."Potensi gempa kuat di zona megathrust selatan Jawa Barat - Selat Sunda seperti halnya zona Megathust Mentawai adalah hasil kajian yang siapapun tidak tau kapan terjadinya," tuturnya.

Survei Pilpres 2019

Sebuah meme tentang Survei Pilpres 2019 tersebar. Dalam meme tersebut terdapat foto Jokowi dan Prabowo yang menyertakan logo Indo Barometer dengan hasil survei Pilpres 2019 di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan. Meme tersebut ramai di medsos dan terus menyebar di group-group Whatsapp. Indo Barometer menegaskan meme itu hoaks."Hasil survei itu tidak pernah dilakukan oleh Indo Barometer. Secara tegas Indo Barometer menyatakan meme hasil survei Pilpres 2019 tersebut hoaks alias tidak benar," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.Menurut Qodari angka-angka itu bukan bersumber dari Indo Barometer. Mereka juga berencana untuk menyeret pembuat meme ini ke ranah hukum."Indo Barometer akan mempertimbangkan langkah hukum untuk penyebar meme tersebut. Indo Barometer juga mengimbau kepada para pihak untuk tidak menyebarkan hoax ini," kata Qodari.

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024

Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.

Baca Selengkapnya
Kapolda Metro Jaya Sebut Berita Hoaks Cepat Menyebar, Paling Banyak Soal Politik
Kapolda Metro Jaya Sebut Berita Hoaks Cepat Menyebar, Paling Banyak Soal Politik

Berita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspadai Berita Hoaks di Tengah Era Digital, ini Caranya
VIDEO: Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspadai Berita Hoaks di Tengah Era Digital, ini Caranya

Presiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.

Baca Selengkapnya
Koalisi Cek Fakta Siap Lawan Hoaks, Rawat Ruang Demokrasi Pilkada 2024
Koalisi Cek Fakta Siap Lawan Hoaks, Rawat Ruang Demokrasi Pilkada 2024

Septiaji mengatakan acara ini mengumpulkan lembaga penyelenggara pemilu, pemerintah, pakar, rekan media, hingga masyarakat sipil guna mencari solusi

Baca Selengkapnya
Menkominfo Budi Arie Ungkap Hoaks Pemilu Meningkat Tahun 2023, Salah Satunya Ganjar Ingin Jegal Anies Nyapres
Menkominfo Budi Arie Ungkap Hoaks Pemilu Meningkat Tahun 2023, Salah Satunya Ganjar Ingin Jegal Anies Nyapres

Penyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.

Baca Selengkapnya
Wapres Ingatkan Masyarakat Hati-Hati pada 'Kentut Setan' di Pemilu
Wapres Ingatkan Masyarakat Hati-Hati pada 'Kentut Setan' di Pemilu

Wapres Ma'ruf Amin meminta masyarakat berhati-hati, dan selalu menyaring setiap informasi yang diterima saat Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Polresta Pekanbaru Ingatkan Warga Waspada Hoaks Menggunakan AI
Polresta Pekanbaru Ingatkan Warga Waspada Hoaks Menggunakan AI

Menurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.

Baca Selengkapnya
Bahaya Berita Bohong Ancam Keutuhan Bangsa, Harus Dihentikan!
Bahaya Berita Bohong Ancam Keutuhan Bangsa, Harus Dihentikan!

Konten negatif berupa berita bohong dan intoleransi dapat merusak keutuhan bangsa.

Baca Selengkapnya
Diskusi Koalisi Cek Fakta: Media Terjebak Hoaks Jika Tak Patuhi Elemen Kerja Jurnalisme
Diskusi Koalisi Cek Fakta: Media Terjebak Hoaks Jika Tak Patuhi Elemen Kerja Jurnalisme

Disinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.

Baca Selengkapnya
Hasil Live Fact-Checking Pilkada 2024, Hoaks Terbanyak Ternyata Ada di Jakarta
Hasil Live Fact-Checking Pilkada 2024, Hoaks Terbanyak Ternyata Ada di Jakarta

CekFakta merupakan kolaborasi antara Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO).

Baca Selengkapnya
Polisi Ungkap YouTube, Facebook hingga TikTok Jadi Tempat Terbanyak Sebar Hoaks Pemilu 2024
Polisi Ungkap YouTube, Facebook hingga TikTok Jadi Tempat Terbanyak Sebar Hoaks Pemilu 2024

YouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Banyak Percaya Hoaks Seputar Pemilu, Menkominfo: Jangan Ikut Menyebarkan
Masyarakat Banyak Percaya Hoaks Seputar Pemilu, Menkominfo: Jangan Ikut Menyebarkan

Mengajak masyarakat khususnya para pemilih pemula untuk tidak mudah percaya dengan informasi hoaks

Baca Selengkapnya