Cara Twitter Perangi Hoaks di Media Sosial
Merdeka.com - Sebaran berita bohong atau hoaks kian merajalela di media sosial. Twitter salah satunya. Twitter menyiapkan sejumlah cara untuk menangkal berita hoaks di platform medianya.
Cara pertama dengan menyiapkan tiga label baru untuk menandai konten misinformasi atau hoaks. Tiga label tersebut di antaranya "Get The Latest", "Stay Informed", dan "Misleading".
Dijelaskan masing-masing peran tiga label tersebut.
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
Apa fitur baru WhatsApp untuk deteksi hoaks? Saat ini, aplikasi chatting ini sedang menguji fitur pencarian gambar terbalik (reverse image search) yang telah tersedia di versi beta untuk pengguna Android.
-
Bagaimana cara membedakan hoaks dengan berita asli? Jika dilihat lebih detail, ada sejumlah kejanggalan yang terlihat pada layout unggahan tersebut dengan tampilan pada situs asli Liputan6.com. Satu di antaranya yaitu perbedaan font tulisan, struktur tanda baca, serta tata letak penulisan, nama penulis, dan tanggal unggahan artikel.
-
Bagaimana berita hoaks dibuat? Beberapa bahkan menggunakan konten yang dibuat oleh AI atau kecerdasan buatan.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
Misalnya, jika seseorang men-tweet “Dalam 12 jam, kegelapan akan naik di beberapa bagian dunia. Tetap disini,” lalu Twitter akan menambahkan label "Get The Latest" untuk memberi Anda informasi lebih lanjut tentang konsep zona waktu.
Wong mengatakan jika sebuah tweet mengatakan "Menghirup 60 gram dihidrogen monoksida dan saya merasa tidak enak badan sekarang," maka situs tersebut akan menampilkan label "Stay Informed" untuk menawarkan informasi lebih lanjut.
Contoh ketiga yang dibagikan oleh Wong menunjukkan bahwa jika postingan Anda berisi informasi yang menipu, maka perusahaan akan mengeluarkan label peringatan "Misleading".
Kemudian Twitter juga meluncurkan catatan Birdwatch. Versi contoh ini telah lebih dahulu luncur pada 25 Januari 2021.
Dalam unggahan blog resmi milik Twitter, Keith Coleman selaku Wakil Presiden Produk mengatakan bahwa Birdwatch memungkinkan orang untuk mengidentifikasi informasi dalam tweet yang diyakini sebagai hoaks.
"Birdwatch memungkinkan orang untuk mengidentifikasi informasi dalam tweet yang mereka yakini menyesatkan dan menulis catatan yang memberikan konteks informatif. Kami percaya pendekatan ini memiliki potensi untuk merespons dengan cepat ketika informasi yang menyesatkan menyebar, menambahkan konteks yang dipercaya dan dianggap berharga oleh orang-orang," ungkap Keith dalam unggahan blog resmi Twitter, (25/1).
Dengan menggunakan fitur-fitur baru ini, Twitter diharapkan bisa mengurangi berita hoaks yang beredar, seperti video atau foto.
Sumber: Liputan6 (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTim cek fakta independen antara lain Mafindo, Perludem hingga AFP Indonesia.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaUntuk itu WhatsApp, menghadirkan berbagai fitur upaya mencegah beredarnya hoaks jelang pemilu
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca Selengkapnya