CEK FAKTA: Benarkah Masker Label VFE Paling Direkomendasikan? Ini Faktanya
Merdeka.com - Sebuah unggahan menyebut masker berlabel VFE (Virus Filtration Efficiency) atau Efisiensi Penyaringan Virus lebih mampu menyaring virus. Informasi itu beredar di media sosial.
Pengunggah menyebut masker dengan label VFE lebih bisa menangkal virus dan debu dibandingkan dengan masker jenis lain.
istimewa"Pengetahuan baru !! Masker tanpa VFE!! Tidak bisa mencegah virus!!... Bagaimana beberapa orang dapat melindungi diri mereka sendiri dengan memakai masker sepanjang waktu?BFE 99%Mencegah bakteriPFE 99%PM 2.5 tahan debuVFE 99%Anti Virus," tulis pengunggah itu dalam bahasa Thailand, setelah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
-
Bagaimana cara menggunakan masker? Setelah semua bahan masker tercampur dengan baik, aplikasikan masker secara merata ke seluruh wajah yang telah dibersihkan sebelumnya. Pastikan untuk menghindari area sekitar mata dan bibir, karena kulit di daerah tersebut lebih sensitif terhadap bahan-bahan yang digunakan.
-
Siapa yang bisa menggunakan masker ini? Masker ini biasanya sesuai untuk kebanyakan jenis kulit, tetapi bagi mereka yang memiliki kulit sensitif, sangat disarankan untuk melakukan tes patch terlebih dahulu.
-
Kenapa masker ini efektif untuk beruntusan? Masker ini sangat cocok untuk mengatasi masalah tekstur kulit yang kasar akibat beruntusan di dahi. Dengan menggunakan bahan alami ini, Anda dapat menghemat biaya perawatan dan mengurangi risiko iritasi yang mungkin timbul jika menggunakan produk yang mengandung bahan kimia.
Penelusuran
Cek fakta merdeka.com menelusuri informasi tersebut. Hasilnya, semua masker direkomendasikan untuk digunakan selama pandemi Covid-19.
Dalam artikel AFP Fact Check berjudul "Social media posts mislead on filtration efficiency labels of face masks" pada 12 Agustus 2021, dijelaskan bahwa masker medis dan masker lainnya boleh digunakan.
"Masker yang disetujui FDA, termasuk masker medis dan masker bedah, masker dengan tiga lapis yang bisa menyaring partikel agar tidak menembus hidung," kata Dr. Surachoke Tangwiwat, Wakil Sekretaris Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand.
"Masker ini dirancang untuk penggunaan medis dalam mencegah infeksi. Meskipun tidak dirancang khusus untuk virus, masker ini menyaring droplet dan partikel, dan virus yang terikat dalam partikel ini," katanya.
Dr. Kajornsak Kaewcharat, Wakil Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Thailand mengatakan masker medis dan bedah efektif melawan Covid-19 jika dikenakan dengan benar.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya memakai masker dengan benar.
"Tidak peduli seberapa bagus masker Anda dalam menyaring virus, jika tidak benar memakainya, itu tidak akan berhasil. Cari masker dengan berbagai ukuran dan temukan yang sesuai dengan wajah Anda," kata WHO.
Kesimpulan
Informasi masker dengan label VFE adalah yang paling direkomendasikan adalah tidak benar. Masker apapun mampu menyaring virus, yang terpenting digunakan dengan benar. Pihak petugas kesehatan juga merekomendasikan masker medis untuk menangkal virus.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaVaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah inovasi penting dalam upaya mengurangi beban penyakit dengue.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini kabar kembali diramaikan dengan masyarakat kota Jakarta yang mengeluhkan kualitas udara buruk. Ini pun sesuai dengan laporan situs IQAir yang menunjukkan indeks kualitas udara Jakarta mengandung polutan utama PM 2,5.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaAhli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.
Baca Selengkapnya