CEK FAKTA: Benarkah Penyakit Bawaan Jadi Pemicu Pasien Covid-19 Meninggal?
Merdeka.com - Informasi tidak ada pasien yang benar-benar meninggal karena Covid-19 di media sosial Facebook. Informasi tersebut juga ditambahkan sejumlah penjelasan tentang rapid test dan PCR test.
"Fakta Rapid Test
---
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kenapa muncul wabah misterius ini? Para pejabat China dengan cepat memberikan penjelasan, menekankan masyarakat tidak perlu panik. Para pejabat mengaitkan peningkatan kasus penyakit mirip pneumonia ini dengan kombinasi patogen umum selama musim dingin pertama tanpa pembatasan Covid-19 yang ketat.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
- Saat rapid test yang diuji adalah tetesan darah, sedangkan virus covid-19 tidak menyebar di aliran darah melainkan di saluran pernapasan
- Rapid test tidak mendeteksi keberadaan virus, dia hanya mendeteksi antibodi kita sedang reaktif atau tidak. Kalau antibodi sedang reaktif, artinya sedang ada virus/bakteri yang masuk ke tubuh kita entah itu virus/bakteri apa. Ibaratnya virus/bakteri itu penjahat, sedangkan antibodi itu adalah polisi. Jadi kalau polisinya lagi reaktif nembak2in senapan artinya sedang ada penjahat yang masuk
- Orang yang sakit flu biasa pun kalau dites dgn rapid test pasti hasilnya positif karena saat flu, ada virus yang masuk dan antibodinya reaktif
- Jadi kalau rapid test Positif belum tentu kena corona, karena semua virus dan bakteri yang masuk ke tubuh kita bisa menyebabkan antibodi jadi reaktif dan hasil rapid test jadi positif
.
---
Fakta tentang PCR
---
- PCR adalah test selanjutnya setelah rapid test
- Jika rapid test tujuannya mendeteksi antibodi sedang reaktif atau tidak. Nah, kalau PCR tujuannya untuk mendeteksi ada virus atau tidak di tubuh kita. Dgn PCR kita jadi tahu antibodi kita bereaksi karena bakteri atau karena virus
- Yang diuji di PCR adalah sampel lendir dan dahak dari saluran pernapasan kita
- PCR hanya bisa menunjukkan bahwa ada virus di tubuh kita, kemudian PCR bisa mendeteksi RNA dan DNA dari Virus tsb sehingga lewat PCR akan ketahuan virus apa yang masuk ke tubuh kita
.
Jadi... tidak ada orang yang meninggal murni karena covid-19 dikarenakan didalam tubuhnya ada beraneka macam virus dan bakteri yang sudah masuk terlebih dahulu jauh hari sebelum corona masuk. Karena saking banyaknya virus jadinya antibodi tidak mampu membunuh semua virus dan bakteri, apalagi bagi orang yang sudah lanjut usia dimana produksi antibodinya sudah menurun
.
Jika ada ribuan orang yang meninggal karena Corona, itu artinya sebelum corona Datang sudah ada ribuan macam virus yang menyerang orang-orang tsb. Sehingga ketika corona datang, antibodi di tubuhnya sudah tidak bisa mengantisipasi lagi
.
Misal kemarin ada 1000 orang pasien positif corona kemudian hari ini ada 100 orang yang positif rapid test. Bukan berarti hari ini jumlah pasien bertambah jadi 1100. Ingat, rapid test hanya mendeteksi antibodi sedang reaktif atau tidak
.
---
Fakta tentang virus covid
---
- Angka kematiannya sangat kecil, dibawah 3% bahkan ilmuwan Amerika bilang katanya dibawah 1%. Jika di tubuh Anda hanya ada virus Corona saja tanpa kehadiran virus lainnya. Dalam 14 hari Anda akan sembuh dengan sendirinya dan Anda tidak akan mati
- Yang berbahaya dari virus Corona adalah, virus ini mudah berkembang biak dan cepat menyebar berpindah dari tubuh 1 orang ke tubuh orang lainnya
- Virus menyebar lewat cairan yang keluar dari mulut dan hidung serta lewat sentuhan tangan. Itulah kenapa kita harus pakai masker dan sarung tangan
- Virus ini akan tetap hidup didunia sampai hari kiamat, jadi mau memberlakukan PSBB sampai kiamat pun tetap virusnya nggak akan musnah. Satu-satunya solusi adalah pemerintah harus bergerak cepat memfokuskan segala sumber daya dan dana untuk menyediakan vaksin dan obatnya
.
Jadi... waspada harus, takut boleh...
Tapi jangan ketakutan berlebihan
Sebab ketakutan berlebihan akan menurunkan sistem imunitas. Lihat saja orang gila yang suka tidur dipinggir trotoar, mereka nggak kena corona karena mereka nggak pernah takut... Maklum namanya juga orang nggak sadar
.
Semoga bermanfaat..
#Copas"
Penelusuran
- Penjelasan klaim "Fakta Rapid Test"
Dalam artikel alodokter berjudul "Kenali Apa Itu Rapid Test untuk Virus Corona", dijelaskan bahwa Rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona.
Dengan kata lain, bila antibodi ini terdeteksi di dalam tubuh seseorang, artinya tubuh orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki oleh virus Corona. Namun perlu Anda ketahui, pembentukan antibodi ini memerlukan waktu, bahkan bisa sampai beberapa minggu. Hal inilah yang bisa menyebabkan keakuratan dari rapid test cukup rendah.
Jadi, rapid test di sini hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi virus Corona atau COVID-19.
- Penjelasan klaim "Fakta tentang PCR"
Dalam artikel alodokter berjudul "Mengenal Tes PCR untuk Mendiagnosis COVID-19", dijelaskan bahwa PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.
Material genetik yang ada di dalam setiap sel, termasuk di dalam bakteri atau virus, bisa berupa DNA (deoxyribonucleic acid) atau RNA (ribonucleic acid). Kedua jenis materi genetik ini dibedakan dari jumlah rantai yang ada di dalamnya.
- Penjelasan klaim "tidak ada orang yang meninggal murni karena Covid-19"
Informasi yang beredar bahwa tidak ada orang yang meninggal murni karena Covid-19 dikarenakan didalam tubuhnya ada beraneka macam virus dan bakteri yang sudah masuk terlebih dahulu jauh hari sebelum corona masuk, adalah tidak benar.
Dalam artikel health.detik.com berjudul "Gaduh di Medsos, Benarkah Tak Ada yang Meninggal karena Virus Corona?" pada 8 Juni 2020, dijelaskan bahwa ada pasien yang meninggal karena Covid-19 tanpa penyakit bawaan.
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), menjelaskan anggapan tersebut tidak benar. Faktanya di lapangan ada pasien positif virus Corona yang meninggal dunia tanpa penyakit penyerta.
"Harus diluruskan. Fakta-fakta kasus kematian pasien COVID-19 itu ada," kata dr Agus pada detikcom, Senin (8/6/2020).
Dikutip dari situs covid19.go.id, sebanyak 97,7 persen dari 1.851 pasien Corona yang meninggal di Indonesia per Minggu (7/6/2020), berstatus tidak memiliki data lengkap atau tanpa kondisi penyerta.
Kesimpulan
Informasi tidak ada orang yang murni meninggal karena Covid-19 dan penyakit bawaan jadi pemicunya adalah tidak benar. Pasien yang tanpa riwayat penyakit juga ada yang terdata meninggal karena Covid-19.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaAda istilah bahwa seseorang meninggal akibat usia tua. Namun, apa sebenarnya penyebab kematian yang terjadi ini?
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSatu pasien cacar monyet Mpox meninggal dunia saat menjalani isolasi di rumah sakit
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaRamai Kabar Warga Solo Meninggal akibat Leptospirosis, Ini Penjelasan Dinkes
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaKematian secara alami lebih sering dijumpai dan dialami oleh manusia. Yuk, simak penjelasan lengkap tentang kematian alami yang seharusnya dialami oleh manusia!
Baca SelengkapnyaTiga orang meninggal dunia diduga karena konsumsi ternak sapi yang telah mati sebelum disembelih
Baca Selengkapnya