Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: CT Value Bukan Penentu Kesembuhan Pasien Covid-19, Simak Faktanya

CEK FAKTA: CT Value Bukan Penentu Kesembuhan Pasien Covid-19, Simak Faktanya Pasien Covid-19 jalani perawatan intensif di RS Bogor. ©REUTERS/Willy Kurniawan

Merdeka.com - Beredar informasi menyebut nilai Cycle Threshold (CT Value) bisa dipakai untuk menentukan kesembuhan pasien Covid-19. Informasi itu tersebar di media sosial.

Dalam unggahannya, disebutkan jika CT Value di angka 31-40 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh. Sementara itu nilai CT Value 21-30 fase penyembuhan, nilai CT Value 12-20 banyak virus.

ct value bukan penentu kesembuhan pasien covid 19

Penelusuran

Orang lain juga bertanya?

Hasil penelusuran merdeka.com, mengutip artikel dari ANTARA, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Andi Khomeini menjelaskan jika CT Value ada di angka 31 sampai 40 tidak cukup membuktikan seorang pasien Covid-19 telah sembuh.

"Dokter tidak hanya mengevaluasi sembuh dan sakitnya seseorang dari hasil laporan laboratorium saja. Kita juga perlu melihat bagaimana performa pasien, misalnya apakah dia sudah merasa lebih bugar atau belum. Itu juga salah satu kesembuhan dia," katanya dalam Webinar Dialog Produktif Semangat Selasa yang diselenggarakan KPCPEN, dilansir ANTARA.

Selain mengkonfirmasi kondisi pasien untuk memastikan kebugaran tubuh, kata Andi, ada parameter lain penilaian, yakni apakah radang paru berdasarkan rontgen sudah teratasi. Profil kondisi darah pasien juga dibutuhkan untuk menentukan seorang pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 sudah benar-benar pulih dan bisa kembali ke masyarakat.

"Jadi banyak efek yang perlu dipertimbangkan untuk putuskan pasien sembuh atau melanjutkan perawatan. CT Value PCR dengan laporan angka 31 hingga 40 itu bagus, berarti konsentrasi virus 000.

Namun hasil CT Value juga mendeteksi 'sampah' dari virus yang telah terdegradasi di tubuh pasien, sehingga bukan menjadi satu-satunya pedoman bahwa pasien telah sembuh.

Dokter yang kini bertugas di Rumah Sakit Wisma Atlet itu mengatakan CT Value merupakan jumlah siklus dalam PCR yang dilakukan untuk mencari materi genetik virus dari sampel lendir atau hasil swab.

"CT Value PCR itu kita menggandakan sekian kali sampai virus benar-benar terdeteksi. Kadang virus yang terdeteksi masih ada sampahnya ini masih bisa dikenali, sehingga kita tidak bisa jadikan CT Value pedoman pasien sudah sembuh," katanya.

Sementara itu, dr RA Adaninggar, SpPD, menjelaskan penggunaan nilai CT ini hanya membantu dokter untuk menilai kondisi pasien, bukan satu-satunya patokan dan bukan patokan pasti karena banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan.

Katanya, tidak ada satupun pedoman nasional atau internasional atau dasar ilmiah yang menyatakan nilai CT dapat dipakai untuk menentukan derajat keparahan gejala, kesembuhan, atau daya penularan, pada semua pasien Covid-19.

"Sembuh bukan berarti PCR harus negatif atau nilai CT harus di atas angka tertentu. Sembuh adalah Anda sudah tidak menular (melewati masa isolasi minimal 10 hari) ditambah 3 hari setelah bebas gejala, badan anda fit, dan hasil lab atau pemeriksaan penunjang lain sudah normal. Yang jelas selalu konsultasikan ke dokter bila Anda menerima hasil PCR dengan nilai CT tertentu. Jangan mendiagnosis diri sendiri," katanya dilansir dari Liputan6.com.

Kesimpulan

Informasi menyebut nilai CT Value bisa dipakai untuk menentukan kesembuhan pasien Covid-19 adalah tidak benar. Penggunaan nilai CT ini hanya membantu dokter untuk menilai kondisi pasien, bukan satu-satunya patokan dan bukan patokan pasti kesembuhan pasien penderita Covid-19.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Referensi

https://www.antaranews.com/berita/2238578/dokter-ct-value-31-40-tidak-cukup-buktikan-pasien-sembuhhttps://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4596735/cek-fakta-tidak-benar-ct-value-sebagai-penentu-kesembuhan-pasien-covid-19 (mdk/lia)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Hoaks Khasiat Bentonite Clay Bisa Perbaiki Gigi Berlubang
Hoaks Khasiat Bentonite Clay Bisa Perbaiki Gigi Berlubang

Beredar video yang mengklaim bentonite clay dapat memperbaiki gigi berlubang di media sosial.

Baca Selengkapnya
Beda Penggunaan AI di Negara Maju dan Berkembang di Sektor Kesehatan
Beda Penggunaan AI di Negara Maju dan Berkembang di Sektor Kesehatan

Ada perbedaan mencolok penggunaan AI di sektor kesehatan negara maju dibandingkan negara berkembang.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Penelitian Terbaru ungkap HP Tidak Meningkatkan Risiko Kanker Otak
Penelitian Terbaru ungkap HP Tidak Meningkatkan Risiko Kanker Otak

enelitian terbaru yang ditinjau oleh WHO menunjukkan tidak ada bukti bahwa radiasi gelombang radio dari ponsel berhubungan dengan risiko kanker otak.

Baca Selengkapnya
Penelitian Terbaru WHO Ungkap Bahwa Penggunaan Smartphone Bukanlah Penyebab Kanker Otak
Penelitian Terbaru WHO Ungkap Bahwa Penggunaan Smartphone Bukanlah Penyebab Kanker Otak

Selama ini, penggunaan smartphone kerap dianggap bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian terbaru WHO ungkap dampaknya terhadap otak.

Baca Selengkapnya