CEK FAKTA: CT Value Bukan Penentu Kesembuhan Pasien Covid-19, Simak Faktanya
Merdeka.com - Beredar informasi menyebut nilai Cycle Threshold (CT Value) bisa dipakai untuk menentukan kesembuhan pasien Covid-19. Informasi itu tersebar di media sosial.
Dalam unggahannya, disebutkan jika CT Value di angka 31-40 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh. Sementara itu nilai CT Value 21-30 fase penyembuhan, nilai CT Value 12-20 banyak virus.
Penelusuran
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Kenapa informasi di video itu salah? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar. Faktanya, video yang beredar berisi beberapa klip yang tidak saling berkaitan.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Kenapa opini sulit dibuktikan? Opini merupakan hasil dari pemikiran seseorang yang belum tentu kebenarannya.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran informasi? Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Hasil penelusuran merdeka.com, mengutip artikel dari ANTARA, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Andi Khomeini menjelaskan jika CT Value ada di angka 31 sampai 40 tidak cukup membuktikan seorang pasien Covid-19 telah sembuh.
"Dokter tidak hanya mengevaluasi sembuh dan sakitnya seseorang dari hasil laporan laboratorium saja. Kita juga perlu melihat bagaimana performa pasien, misalnya apakah dia sudah merasa lebih bugar atau belum. Itu juga salah satu kesembuhan dia," katanya dalam Webinar Dialog Produktif Semangat Selasa yang diselenggarakan KPCPEN, dilansir ANTARA.
Selain mengkonfirmasi kondisi pasien untuk memastikan kebugaran tubuh, kata Andi, ada parameter lain penilaian, yakni apakah radang paru berdasarkan rontgen sudah teratasi. Profil kondisi darah pasien juga dibutuhkan untuk menentukan seorang pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 sudah benar-benar pulih dan bisa kembali ke masyarakat.
"Jadi banyak efek yang perlu dipertimbangkan untuk putuskan pasien sembuh atau melanjutkan perawatan. CT Value PCR dengan laporan angka 31 hingga 40 itu bagus, berarti konsentrasi virus 000.
Namun hasil CT Value juga mendeteksi 'sampah' dari virus yang telah terdegradasi di tubuh pasien, sehingga bukan menjadi satu-satunya pedoman bahwa pasien telah sembuh.
Dokter yang kini bertugas di Rumah Sakit Wisma Atlet itu mengatakan CT Value merupakan jumlah siklus dalam PCR yang dilakukan untuk mencari materi genetik virus dari sampel lendir atau hasil swab.
"CT Value PCR itu kita menggandakan sekian kali sampai virus benar-benar terdeteksi. Kadang virus yang terdeteksi masih ada sampahnya ini masih bisa dikenali, sehingga kita tidak bisa jadikan CT Value pedoman pasien sudah sembuh," katanya.
Sementara itu, dr RA Adaninggar, SpPD, menjelaskan penggunaan nilai CT ini hanya membantu dokter untuk menilai kondisi pasien, bukan satu-satunya patokan dan bukan patokan pasti karena banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan.
Katanya, tidak ada satupun pedoman nasional atau internasional atau dasar ilmiah yang menyatakan nilai CT dapat dipakai untuk menentukan derajat keparahan gejala, kesembuhan, atau daya penularan, pada semua pasien Covid-19.
"Sembuh bukan berarti PCR harus negatif atau nilai CT harus di atas angka tertentu. Sembuh adalah Anda sudah tidak menular (melewati masa isolasi minimal 10 hari) ditambah 3 hari setelah bebas gejala, badan anda fit, dan hasil lab atau pemeriksaan penunjang lain sudah normal. Yang jelas selalu konsultasikan ke dokter bila Anda menerima hasil PCR dengan nilai CT tertentu. Jangan mendiagnosis diri sendiri," katanya dilansir dari Liputan6.com.
Kesimpulan
Informasi menyebut nilai CT Value bisa dipakai untuk menentukan kesembuhan pasien Covid-19 adalah tidak benar. Penggunaan nilai CT ini hanya membantu dokter untuk menilai kondisi pasien, bukan satu-satunya patokan dan bukan patokan pasti kesembuhan pasien penderita Covid-19.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.antaranews.com/berita/2238578/dokter-ct-value-31-40-tidak-cukup-buktikan-pasien-sembuhhttps://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4596735/cek-fakta-tidak-benar-ct-value-sebagai-penentu-kesembuhan-pasien-covid-19 (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengklaim bentonite clay dapat memperbaiki gigi berlubang di media sosial.
Baca SelengkapnyaAda perbedaan mencolok penggunaan AI di sektor kesehatan negara maju dibandingkan negara berkembang.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnyaenelitian terbaru yang ditinjau oleh WHO menunjukkan tidak ada bukti bahwa radiasi gelombang radio dari ponsel berhubungan dengan risiko kanker otak.
Baca SelengkapnyaSelama ini, penggunaan smartphone kerap dianggap bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian terbaru WHO ungkap dampaknya terhadap otak.
Baca Selengkapnya