CEK FAKTA: Deretan Hoaks Terkait Kandungan Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Beragam kabar hoaks tentang kandungan vaksin Covid-19 beredar di media sosial. Informasi beredar melalui video maupun tulisan.
merdeka.com sudah melakukan penelusuran terhadap ragam informasi tersebut. Lewat sejumlah penelusuran, dipastikan pula bahwa informasi terkait kandungan vaksin adalah hoaks.
Berikut kabar hoaks tentang kandungan vaksin yang beredar di masyarakat dan hasil penelusuran merdeka.com:
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Apa isi konten yang viral? Terdapat banyak sekali naskah drama yang cocok untuk ditampilkan untuk menghibur penonton, salah satunya adalah naskah drama lucu.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Apa itu viral? Melansir dari berbagai sumber, Kamis (3/8), berikut kumpulan nama-nama pekerjaan di bidang kesehatan dan bisnis dalam Bahasa Inggris beserta artinya.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Apa yang viral di media sosial? Sontak saja, momen tersebut menjadi sorotan hingga viral di media sosial.
1. Vaksin dipasang chip
Kabar vaksin Covid-19 Pfizer mengandung chip Microsoft beredar di masyarakat.Kabar menyebar berupa potongan judul artikel berita "Pfizer Announces COVID-19 Vaccine Upgrade, Now Includes Microsoft Chip For Reduced Symptoms" yang diunggah StonkMarket.
Setelah ditelusuri, vaksin Pfizer ternyata tidak mengandung chip Microsoft. StonkMarket adalah situs berita keuangan satir yang bertujuan untuk "menyediakan humor harian dan membuat stonks naik".
Stonks adalah kesalahan eja saham yang disengaja yang telah menjadi bahasa gaul internet, menurut Dictionary.com.
Selain itu dalam website resmi Pfizer dan Microsoft tidak ditemukan pengumuman resmi terkait vaksin seperti postingan yang viral di Facebook.
2. Vaksin bisa dideteksi dengan bluetooth
Kabar pengguna vaksin AstraZeneca bisa dideteksi dengan bluetooth juga pernah beredar di media sosial. Kabar itu berupa video yang memperlihatkan seorang pria mengaktifkan perangkat bluetooh di ponselnya. Kemudian terlihat nama pengguna bluetooh "AstraZeneca_ChAdOx1-S".
Setelah ditelusuri, informasi pengguna vaksin AstraZeneca bisa dideteksi dengan bluetooh adalah hoaks.
Beberapa bahan yang ada dalam vaksin AstraZeneca, antara lain rekombinan, L-histidin, L-histidin hidroklorida monohidrat, magnesium klorida heksahidrat, polisorbat 80, etanol, sukrosa, natrium klorida, disodium edetat dihidrat, dan air untuk injeksi. Tidak ada chip Bluetooth dalam vaksin.
3. Vaksin mengandung magnet
Informasi vaksin Covid-19 mengandung magnet juga menggemparkan masyarakat. Informasi berupa video yang memperlihatkan seorang wanita menempelkan koin di lengannya. Dia menyebut lengannya sempat divaksin. Kemudian dia menempelkan koin di lengan tangan sebelahnya, ternyata tidak menempel. Dia menyimpulkan bahwa vaksin di dalam tubuhnya mengandung magnet.
Setelah ditelusuri, informasi vaksin mengandung magnet adalah hoaks.
Menurut peneliti vaksin yang juga profesor biologi sel dan perkembangan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg, Dr Thomas Hope, tidak ada kandung magnet dalam vaksin mereka apapun. Sebab menurutnya, vaksin berbahan lipid, garam, dan bahan kimia yang tetap menjaga pH.
"Itu bahan dasarnya, jadi ini (kandungan magnet) tidak mungkin," kata Dr Thomas Hope.
Ditambahkan otoritas kesehatan di Amerika Serikat dan Kanada, bahwa vaksin Covid-19 seperti Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson atau AstraZeneca tidak ada yang berbahan dasar logam.
4. Vaksin mengandung cytotoxic
Informasi vaksin mengandung cytotoxic atau racun beredar di media sosial. Informasi itu menyebutkan jika cytotoxic masuk ke dalam sel tubuh, maka efeknya akan berbahaya bagi tubuh.
Namun kabar itu hoaks. Kabar serupa pernah beredar dan menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 mengandung mRNA yang berbahaya bagi tubuh. Kabar itu juga hoaks.
“Sejauh ini, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa protein spike dalam vaksin Covid-19 beracun sehingga merusak tubuh kita,” para ahli di Meedan Digital Health Lab.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa protein spike tetap berada di permukaan sel di sekitar tempat suntikan, dan tidak menjalar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah. 1 persen dari vaksin yang masuk ke aliran darah dihancurkan oleh enzim hati.
Kemudian Profesor Kesehatan Internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, Anna Durbin menjelaskan bahwa protein spike yang akan menjaga kekebalan tubuh tetap kuat.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBeredar video mengklaim Raffi Ahmad dan Najwa Shihab promosikan judi online, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaBeberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaBenarkah filter rokok mengandung darah babi? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaVideo yang menunjukkan jentik nyamuk di galon air minum dalam kemasan (AMDK) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaLangkah hukum akan diterapkan Kominfo apabila ditemukan kasus hoaks yang memiliki intensitas berat dan berpotensi memecah belah bangsa.
Baca Selengkapnya