CEK FAKTA: Disinformasi Imun Penyintas Covid-19 Lebih Kuat daripada Orang Divaksin
Merdeka.com - Informasi imunitas orang yang sudah terinfeksi Covid-19 lebih kuat beredar di media sosial. Pengunggah informasi tersebut membandingkan imunitas orang yang pernah terinfeksi Covid-19 dengan orang yang sudah divaksin.
Turnbackhoax"Here’s the official data showing people with natural immunity do better than the double vaxxed:Coronavirus (COVID-19) Infection Survey technical article: analysis of reinfections of COVID-19 – Office for National Statistics"
Berikut terjemahannya:
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
"Ini adalah data resmi yang menunjukkan orang dengan imunitas natural (infeksi alami) lebih baik daripada vaksin dua kali.Artikel teknis Survei Infeksi Coronavirus (COVID-19): analisis infeksi ulang COVID-19 – Kantor Statistik Nasional"
Penelusuran
Cek fakta merdeka.com menelusuri kebenaran informais tersebut. Hasilnya, informasi tersebut adalah disinformasi.
Mengutip artikel Turnbackhoax berjudul "[SALAH] Orang yang Pernah Terinfeksi Covid-19 Memiliki Imunitas Lebih Baik Ketimbang yang Divaksin" pada 28 Juli 2021, dijelaskan bahwa imunitas orang yang ppernah terkena Covid-19 hanya bertahan sementara. Sedangkan yang sudah divaksin, imun akan lebih bertahan lama.
Dilansir dari situs kesehatan, Alodokter, orang-orang yang sembuh dari Covid-19 memiliki antibodi alami yang mampu mengenali dan melawan virus Corona. Namun belum diketahui sampai kapan antibodi tersebut akan dapat melindungi tubuh dari virus Corona. Ada yang mengatakan 6-8 bulan.
Kemudian ahli virologi, Sabra Klein, Ph.D saat diinterview dan diliput di situs kampus kesehatan masyarakat, John Hopkins, menjelaskan bahwa seorang yang pernah terinfeksi Covid-19 memiliki antibodi yang bertahan hanya 6-8 bulan dan lama kelamaan akan lemah kembali, sedangkan orang yang divaksin akan mendapat imunitas yang lebih kuat dan bertahan lama, yakni setahun bahkan lebih lama lagi.
Sabra menambahkan, hal ini dikarenakan, vaksin seperti Pfizer dan Moderna dibuat menargetkan meniru spike protein, antigen yang yang mudah dikenal dari virus Corona, sehingga antibodi tubuh akan lebih mudah mengenalinya.
Spike protein merupakan bagian virus berbentuk seperti paku-paku yang menancap pada permukaan. Spike protein berperan terpenting dalam infeksi virus, karena menjadi pintu masuk virus SARS-CoV ke dalam inangnya (sel manusia). Peran vaksin akan membentuk antibodi tubuh, yang dengan antibodi tersebut dapat menghancurkan spike protein, sehingga lebih efektif dalam membunuh virus.
Lebih lanjut, Sebra mengatakan bahwa vaksin Covid-19 sudah memiliki kemampuan mendeteksi virus varian baru, yakni Delta varian, sehingga tubuh memiliki imunitas kuat untuk dapat melawan varian baru ini. Sedangkan penyintas Covid-19 memang sudah memiliki antibodi, namun belum tentu dapat mendeteksi dan melawan virus Delta. Daripada mengadu nasib, lebih baik melakukan vaksinasi.
Kesimpulan
Informasi imunitas orang yang pernah tertular Covid-19 lebih baik daripada orang yang sudah vaksin adalah disinformasi.
Imunitas orang yang sudah terserang Covid-19 hanya bertahan 6 sampai 8 bulan, dan kemungkinan bisa tertular kembali. Sedangkan imunitas orang yang sudah divaksin Covid-19 akan lebih kuat dan lebih bertahan lama.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaVaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah inovasi penting dalam upaya mengurangi beban penyakit dengue.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca Selengkapnya