CEK FAKTA: Disinformasi Negara-Negara di Eropa Larang Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Merdeka.com - Sebuah artikel menyebutkan 17 negara Eropa sudah melarang penggunaan vaksin AstraZeneca. Tujuh belas negara tersebut, yakni Irlandia, Norwegia, Denmark, Islandia, Italia, latvia, Lithuania, Luxemburg, Bulgaria, Cyprus, Perancis, Belanda, Spanyol, Swedia, Jerman, Portugal, dan Slovenia.
KominfoPenelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah disinformasi. Dikutip dari laman World Healtf Organization berjudul "WHO statement on AstraZeneca COVID-19 vaccine safety signals" pada 17 Maret 2021, dijelaskan bahwa ada negara di Eropa yang hanya menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca dikarenakan efek kesehatan.
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
-
Kenapa vaksin Mpox diizinkan di Indonesia? Penggunaan vaksin Mpox di Indonesia kini telah mendapat persetujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, yang menunjukkan bahwa vaksin ini aman dan dapat digunakan dalam kondisi darurat kesehatan.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Kapan vaksin kanker Rusia diluncurkan? Lebih dari itu, pemerintah Rusia menyatakan bahwa vaksin ini akan didistribusikan secara gratis kepada pasien mulai awal 2025.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
Some countries in the European Union have temporarily suspended use of the AstraZeneca COVID-19 vaccine as a precautionary measure based on reports of rare blood coagulation disorders in persons who had received the vaccine. Other countries in the EU – having considered the same information - have decided to continue using the vaccine in their immunization programmes.
Vaccination against COVID-19 will not reduce illness or deaths from other causes. Thromboembolic events are known to occur frequently. Venous thromboembolism is the third most common cardiovascular disease globally.
In extensive vaccination campaigns, it is routine for countries to signal potential adverse events following immunization. This does not necessarily mean that the events are linked to vaccination itself, but it is good practice to investigate them. It also shows that the surveillance system works and that effective controls are in place.
WHO is in regular contact with the European Medicines Agency and regulators around the world for the latest information on COVID-19 vaccine safety. The WHO COVID-19 Subcommittee of the Global Advisory Committee on Vaccine Safety is carefully assessing the latest available safety data for the AstraZeneca vaccine. Once that review is completed, WHO will immediately communicate the findings to the public.
At this time, WHO considers that the benefits of the AstraZeneca vaccine outweigh its risks and recommends that vaccinations continue.
Berikut terjemahannya:
Beberapa negara di Uni Eropa menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca Covid-19 sebagai tindakan pencegahan berdasarkan laporan gangguan pembekuan darah yang jarang terjadi pada orang yang telah menerima vaksin. Negara lain di UE, setelah mempertimbangkan informasi yang sama, telah memutuskan untuk terus menggunakan vaksin dalam program imunisasi mereka.
Vaksinasi Covid-19 tidak akan mengurangi penyakit atau kematian akibat penyebab lain. Peristiwa tromboemboli diketahui sering terjadi. Tromboemboli vena adalah penyakit kardiovaskular ketiga yang paling banyak secara global.
Kampanye vaksinasi merupakan hal rutin bagi negara-negara untuk memberi sinyal potensi efek samping setelah imunisasi. Ini tidak berarti bahwa kejadian tersebut terkait dengan vaksinasi itu sendiri, tetapi merupakan praktik yang baik untuk menyelidikinya. Ini juga menunjukkan bahwa sistem pengawasan berfungsi dan kontrol yang efektif tersedia.
WHO secara teratur menghubungi Pengawas Badan Obat Eropa dan regulator di seluruh dunia untuk mendapatkan informasi terbaru tentang keamanan vaksin Covid-19. Subkomite Covid-19 WHO dari Komite Penasihat Global untuk Keamanan Vaksin sedang menilai data keamanan terbaru untuk vaksin AstraZeneca. Setelah peninjauan tersebut selesai, WHO akan segera mengkomunikasikan temuan tersebut kepada publik.
Saat ini, WHO menganggap bahwa manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar daripada risikonya dan merekomendasikan agar vaksinasi dilanjutkan.
Kesimpulan
Informasi 17 negara Eropa melarang penggunaan vaksin AstraZeneca adalah disinformasi. Memang ada negara di Eropa yang menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca, bukan melarang menggunakan vaksin tersebut.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca Selengkapnya