CEK FAKTA: Hoaks Banyak Data Orang Meninggal Akibat Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Beredar informasi di media sosial Facebook, yang menyebutkan banyaknya data orang yang meninggal dunia akibat vaksin Covid-19.
Dalam unggahannya, akun tersebut juga mengklaim memiliki banyak bukti bahwa vaksin Covid-19 mempunyai efek samping yang berbahaya. Berikut narasinya:
Begitu banyak data orang meninggal akibat vaksin covid yg aku temukan..
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Sampe sampe aku cape baca nya satu persatu..
Dan cape juha buatin posting di media sosial buat buktiin kalo vakin covid punya efek samping yg berbahaya
©KominfoPenelusuran
Cek Fakta merdeka.com menelusuri terkait klaim banyaknya data korban meninggal akibat vaksin Covid-19. Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari menegaskan, informasi yang beredar tersebut adalah tidak benar alias hoaks.
"hoaks," kata Hindra dilansir dari Kompas.com.
Hingga saat ini, kata Hindra, tidak ada yang meninggal dunia karena vaksin Covid-19. Jika di kemudian hari ada yang meninggal dunia karena vaksin, pihaknya akan langsung mengeluarkan rekomendasi untuk menghentikan vaksinasi.
"Tetapi sampai sekarang kami masih merekomendasikan dan menyatakan vaksin Covid-19 ini aman," kata Hindra.
Selain itu, Hindra juga menegaskan, vaksin Covid-19 tidak memiliki efek samping yang berbahaya. Pasalnya, vaksin Covid-19 Sinovac yang digunakan Indonesia berisi virus mati (inactivated).
Hindra memastikan, hingga kini, dari lebih dari 2 juta orang penerima vaksin, yang mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisas (KIPI) tidak lebih dari 1 persen.
"Yang terjadi KIPI, kita ngomong proporsi kan, ya sangat sedikit sekali, enggak sampai 1 persen. Kategori sedang, satu dua hari sudah hilang," ujar Hindra.
Hindra meminta masyarakat untuk tidak ragu divaksin Covid-19. Bagi mereka penolak vaksin, ia mengingatkan, agar tidak memengaruhi orang lain.
"Kalau memang tidak mau divaksinasi, jangan ngajak-ngajak orang, seperti mau melindungi padahal menyesatkan dan mengurangi kepercayaan masyarakat," kata dia.
Sementara itu dilansir dari merdeka.com, Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari melaporkan 42 dari 1.000.000 orang yang divaksinasi Covid-19 di Indonesia mengalami KIPI serius. Sementara KIPI ringan sebanyak 5 dari 10.000 orang yang divaksinasi Covid-19.
"Kalau yang serius 42 per 1.00.000," kata Hindra dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kemenkes RI, Senin (22/2).
Hindra menyebut, laporan KIPI yang masuk berasal dari 22 provinsi di Indonesia. Mayoritas laporan yang masuk berupa KIPI ringan seperti mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, hingga jantung berdebar. Namun, laporan KIPI ringan ini telah kembali normal tanpa pengobatan.
"Tanpa pengobatan hilang. Kadang ada yang perlu diobservasi kemudian sembuh tanpa pengobatan," jelasnya.
Kesimpulan
Klaim banyaknya data orang meninggal dunia karena vaksin Covid-19 adalah tidak benar atau hoaks. Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) tidak menemukan adanya korban meninggal dunia.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya