CEK FAKTA: Hoaks Belum Ada Uji Coba Vaksin Sinovac Diberikan ke Anak
Merdeka.com - Beredar video di aplikasi WhatsApp yang memperlihatkan seorang pria sedang memberikan informasi terkait vaksin Sinovac. Pada awal video, pria itu mengklaim bahwa vaksin Sinovac yang beredar di Indonesia saat ini belum dilakukan uji coba kepada anak-anak.
"blm di uji coba kok brani ksh percobaan ke ank negri..!!!??" narasinya.
©KominfoPenelusuran
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Bagaimana vaksin polio bekerja? Vaksin polio bekerja dengan merangsang produksi antibodi dalam tubuh, yang kemudian melawan virus polio jika terjadi infeksi. Dalam proses ini, vaksin melibatkan pemberian poliovirus yang sudah dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh.
-
Kenapa vaksin Mpox diizinkan di Indonesia? Penggunaan vaksin Mpox di Indonesia kini telah mendapat persetujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, yang menunjukkan bahwa vaksin ini aman dan dapat digunakan dalam kondisi darurat kesehatan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
Hasil penelusuran, melansir dari situs BPOM, saat ini penggunaan Vaksin Sinovac telah disetujui digunakan pada anak usia 6-11 tahun. Persetujuan perluasan indikasi ini diperoleh setelah dilakukan pembahasan dan pengkajian bersama Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) terhadap aspek khasiat dan keamanannya.
Aspek khasiat dan keamanan Vaksin Sinovac pada anak dinilai berdasarkan studi klinik di China dengan total subjek 1050 anak yang menunjukkan penggunaan Vaksin Sinovac pada anak usia 6-11 tahun aman dan dapat ditoleransi dengan baik. Profil keamanan pada anak usia 6-11 tahun sebesar 11%, sebanding dengan profil keamanan pada usia 12-17 tahun yang sudah disetujui sebesar 14%. Semua laporan kejadian tidak diinginkan (adverse events) yang teramati termasuk dalam kategori grade 1 dan 2 (ringan hingga sedang).
Terkait dengan efek pembentukan respons imun (imunogenisitas) vaksin ini pada anak usia 6-11 tahun, hasil pengamatan uji antibodi netralisasi 28 hari setelah vaksinasi dosis ke-2 menunjukkan seropositive rates dan seroconversion rates mendekati 100%. Nilai titer antibodi (Geometric Mean Titre/GMT) pada anak lebih tinggi dari titer antibodi pada kelompok dewasa yang sudah diketahui efikasinya (GMT: 118,7 vs 14,1). Dari hasil studi-studi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Vaksin Sinovac dengan pemberian dosis 600 SU aman dan memberikan respons imun yang baik pada anak usia 6-11 tahun.
"Berdasarkan pertimbangan tersebut, Badan POM memutuskan bahwa permohonan penambahan indikasi Vaksin Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun dengan pemberian 2 dosis (600 SU atau 0,5mL/dosis) dalam interval pemberian 4 minggu, dapat diterima. Dengan persetujuan ini, maka Vaksin Sinovac merupakan vaksin pertama yang disetujui di Indonesia untuk anak usia 6-11 tahun," papar Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito dalam penjelasan pers yang disampaikan pada Hari Senin (01/11).
Sementara itu, dikutip dari merdeka.com, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono menjelaskan, pemerintah memutuskan menggunakan Vaksin Sinovac untuk vaksinasi awal anak 6-11 tahun. Alasannya karena efek samping dari Vaksin Sinovac cenderung ringan dibandingkan dengan merek lain. Keputusan ini, dia mengungkapkan, dilakukan setelah mendapatkan kajian dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
"Berdasarkan kajian dari ITAGI dan BPOM berdasarkan beberapa evidence maka Sinovac ini mempunyai KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) yang kecil sehingga kita prioritaskan untuk anak," kata Dante di SDN Cempaka Putih Timur 03, Jakarta Pusat, Selasa (14/12).
Dia tidak menutup pilihan jika akan menggunakan vaksin merek Pfizer atau Moderna dan merek lainnya. Hanya saja untuk tahap awal vaksinasi anak, Dante mengalokasikan Sinovac sebagai vaksin Covid-19 pertama.
"Untuk saat ini vaksin yang tersedia untuk anak-anak kita utamakan untuk Sinovac terlebih dahulu," tandasnya.
Jeda penyuntikan pertama ke suntikan kedua yaitu 28 hari. Dengan tiap suntikan yaitu 0,5 ml.
Secara umum, efek samping vaksin Sinovac yang dihimpun Komnas KIPI, antara lain:
Reaksi lokal (di tempat suntikan)
Nyeri di tempat suntikan
Kemerahan
Pengerasan
Bengkak
Reaksi sistemik
Demam
Lemas
Nyeri otot
Lain-lain
Mengantuk
Pusing
Sakit kepala
Gatal
Kesemutan
Nyeri leher
Mati rasa di leher
Nyeri sendi
Nyeri punggung
Hidung tersumbat
Nyeri saat menelan
Batuk
Common cold atau flu
Mual
Muntah
Selera makan meningkat
Nyeri perut
Kesimpulan
Klaim bahwa vaksin Sinovac yang beredar di Indonesia saat ini belum dilakukan uji coba kepada anak-anak adalah tidak benar. Faktanya, penggunaan Vaksin Sinovac telah disetujui digunakan pada anak usia 6-11 tahun oleh BPOM. Hal ini berdasarkan studi klinik di China dengan total subjek 1050 anak yang menunjukkan penggunaan Vaksin Sinovac pada anak usia 6-11 tahun aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://pom.go.id/new/view/more/pers/628/Persetujuan-Penggunaan-Vaksin-Sinovac-untuk-Anak-Usia-6-----11-Tahun-.html
https://www.merdeka.com/peristiwa/kemenkes-jelaskan-alasan-gunakan-vaksin-sinovac-untuk-anak-6-11-tahun.html
https://www.kominfo.go.id/content/detail/38890/hoaks-vaksin-sinovac-belum-dilakukan-uji-coba-untuk-anak-anak-indonesia/0/laporan_isu_hoaks (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaVaksin Polio Bisa Bikin Cacat Mitos atau Fakta? Begini Penjelasan Pakar
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar vaksin Mpox yang dipersiapkan adalah vaksin eksperimental.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaPasien dijadwalkan menjalani kontrol kembali di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada bulan depan.
Baca Selengkapnya