CEK FAKTA: Hoaks China dan Rusia Tidak Wajibkan Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Sebuah video yang menyebutkan negara China dan Rusia tidak mewajibkan vaksin Covid-19 beredar di media sosial. Dalam video berdurasi 2 menit 54 detik itu tertulis narasi "#samasamabelajar. belajar faham apa yang sedang terjadi.. wake up bangun ayoooo".
istimewa"China yang produksi vaksin, tidak mewajibkan warganya divaksin. Presiden Putin secara tegas mengatakan tidak akan mewajibkan vaksin kepada warganya. Yang mau, ya silakan. Yang enggak mau jangan dipaksa," kata seseorang dalam video tersebut.
Penelusuran
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana cara kerja vaksin kanker Rusia? Vaksin adalah obat medis berbasis biologis,' ujar Kaprin. Dalam wawancara dengan Radio Rossiya, ia juga menegaskan bahwa obat ini dikembangkan untuk berbagai jenis kanker, termasuk kanker usus besar, melanoma (kanker kulit), dan glioblastoma (kanker otak).
-
Mengapa vaksin kanker Rusia gratis? 'Ini bukan vaksin untuk orang-orang tertentu saja. Ketika teknologinya matang, biaya untuk negara diperkirakan sekitar 300 ribu rubel, tetapi pasien akan mendapatkannya tanpa biaya.'
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Kapan vaksin kanker Rusia diluncurkan? Lebih dari itu, pemerintah Rusia menyatakan bahwa vaksin ini akan didistribusikan secara gratis kepada pasien mulai awal 2025.
merdeka.com menelusuri informasi tersebut. Hasilnya, informasi China dan Rusia tidak mewajibkan vaksin Covid-19 adalah hoaks.
Dalam artikel merdeka.com berjudul "Sejumlah Kota di China Larang Warga Belum Divaksin Pergi Keluyuran" pada 15 Juli 2021, dijelaskan bahwa masyarakat di China harus vaksin karena banyak OTG di berbagai kota di China.
Beberapa kota di China mulai memberlakukan larangan bagi warga yang tidak pernah mendapatkan suntikan vaksin untuk melakukan aktivitas di tempat-tempat keramaian.
Kebijakan tersebut diumumkan sejak Selasa (13/5) dan mulai berlaku efektif di seluruh wilayah kota itu pada Kamis.
Orang-orang yang bisa menunjukkan sertifikat vaksin tidak termasuk dalam larangan tersebut.
Dilansir dari laman Antara, Kamis (15/7), kebijakan itu diambil karena di setiap kasus positif COVID-19 selalu ada yang dari kasus tanpa gejala, demikian laporan sejumlah media China.
Distrik Deyang di Provinsi Sichuan melarang orang tanpa vaksin memasuki areal sekolah, perpustakaan, dan klinik kesehatan per 17 Juli.
Sementara itu, larangan orang tanpa vaksin memasuki sekolah di Kota Guiping dan Kota Pingliu, Daerah Otonomi Guangxi, menuai protes dari kalangan orang tua murid.
Dua pemerintah kota itu mengeluarkan surat edaran yang mendorong warga yang sehat secara fisik untuk segera mendatangi pusat-pusat vaksin.
"Silakan vaksin secepatnya, jika tidak, anak Anda tidak bisa masuk sekolah," demikian surat pemberitahuan yang diedarkan otoritas kota itu.
Kemudian dalam artikel merdeka.com berjudul "Rusia Anjurkan Vaksin Penguat karena Kasus Covid-19 Melonjak Akibat Varian Delta" pada 1 Juli 2021, dijelaskan Rusia akan melakukan vaksin ulang untuk melindungi dari Covid-19 varian Delta.
Klinik-klinik kesehatan di Moskow akan mulai menawarkan suntikan vaksin penguat terhadap COVID-19 pada Kamis, kata wali kota Moskow Sergei Sobyanin.
Kampanye penggunaan vaksin penguat itu dilakukan ketika para petugas di Rusia berjuang untuk menahan lonjakan kasus COVID-19 yang diduga disebabkan oleh varian Delta yang sangat menular.
Kementerian kesehatan Rusia pada Rabu (30/6) mengatakan vaksinasi ulang akan dimulai pada 1 Juli, menurut laporan beberapa kantor berita, seperti dilansir laman Antara mengutip Reuters, Kamis (1/7).
Langkah itu menjadikan Rusia salah satu negara pertama di dunia yang secara resmi meluncurkan program suntikan vaksin penguat untuk orang-orang yang sudah divaksin sepenuhnya.
Kesimpulan
Informasi China dan Rusia tidak mewajibkan vaksin Covid-19 adalah tidak benar. Kedua negara itu justru mewajibkan vaksin bagi warganya, untuk melindungi diri dari Covid-19.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca Selengkapnya