CEK FAKTA: Hoaks Dua Surat Wasiat Teroris Makassar dan Mabes Polri Rekayasa
Merdeka.com - Foto dua surat wasiat teroris beredar di media sosial. Banyak yang menduga bahwa dua surat memiliki kemiripan itu hanya rekayasa. Foto tersebut beredar di media sosial Facebook.
"Ngapa mirip yaakk surat nyaa," tulis pengunggah foto surat tersebut.
Kemudian salah satu pengguna Facebook mengomentari foto surat wasiat tersebut.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
"Rekayasanya kompak."
"Hurufnya ko bisa sama ya."
"Dari segi tulisannya, gw nyimpulin surat wasiat palsu itu ditulis dengan tangan yg sama."
FacebookPenelusuran
Penelusuran merdeka.com, informasi dua surat wasiat teroris rekayasa adalah tidak benar. Dalam artikel merdeka.com berjudul "Analisis Kemiripan Surat Wasiat Bomber Makassar dan Penyerang Mabes Polri" pada 4 April 2021, dijelaskan bahwa kemiripan surat kemungkinan karena kesamaan mentor kedua pelaku.
Surat wasiat yang ditinggalkan ZA (25) pelaku penyerangan ke Markas Besar (Mabes) Polri dan L pelaku bom bunuh diri di Makassar memiliki banyak kemiripan. Pengamat terorisme Al Chaidar menilai, kemiripan itu dimungkinkan karena kesamaan mentor kedua pelaku.
Isi surat wasiat keduanya hanya memiliki sedikit perbedaan kata. Namun intinya sama. Menurutnya, ini mengindikasikan seolah sudah ada template bagi pelaku untuk menulis surat wasiat sebelum melakukan aksi teror.
"Konsepnya bisa didikte oleh mentornya yang sama yang berperan sebagai ulama organic kekerasan," kata Chaidar ketika dihubungi merdeka.com, Minggu (4/4).
Dia meyakini, otak di balik aksi teror ini telah mempersiapkan hal-hal kecil. Termasuk surat wasiat yang harus disiapkan pelaku sebelum melakukan serangan teror.
"Ulama organic kekerasan inilah yang mempersiapkan hal hal kecil yang perlu dalam sebuah serangan amaliyah," jelasnya.
Pakar terorisme dari UIN Jakarta, Zaki Mubarok memandang, kemiripan surat antara ZA dengan L karena salah satu di antara mereka menyadurnya. Apalagi setelah insiden bom di Gereja Katedral, Makassar, surat yang ditulis L banyak beredar di sosial media.
"Bisa jadi si ZA itu tinggal copy paste saja. Tidak semua pelaku aksi teror bisa buat testimoni, ketika dia menemukan contoh dan dianggapnya cocok untuk mengekspresikan suara hatinya maka ditiru saja surat wasiat itu," kata Zaki.
Namun bila ZA tidak pernah melihat dan membaca surat yang ditulis L, maka memunculkan banyak spekulasi. Ada kemungkinan pihak lain yang sengaja mempersiapkan surat tersebut untuk ditulis ZA.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menyampaikan terkait latar belakang pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar hingga jaringan kelompok terorismua. Bahkan, peristiwa tersebut disinyalir berkaitan dengan aksi teror di Mabes Polri.
"Berdasarkan fakta yang didapat, surat wasiat pelaku penyerangan Mabes Polri mencontoh surat wasiat yang ditulis oleh pelaku bom suami istri di Makassar, seperti meminta maaf ke keluarga dan jangan pakai bank. Ini adalah hasil proses radikalisasi oleh radikal intoleran terorisme melalui media sosial," kata Boy Rafli di Polda Sulawesi Selatan, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (1/4).
Kesimpulan
Informasi dua surat wasiat teroris rekayasa adalah hoaks. Kemiripan surat kemungkinan karena kesamaan mentor kedua pelaku, atau salah satu pelaku menyadur surat pelaku lainnya.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus pemalsuan dokumen berhasil diungkap oleh jajaran Polsek Setiabudi, Jakarta Selatan. Dua orang tersangka atas nama TN (32) dan PRA (21) ditangkap.
Baca SelengkapnyaDua Pelaku Pemalsuan Dokumen di Jaksel Ditangkap, Sudah Layani 500 Pesanan dengan Omzet Fantastis
Baca SelengkapnyaKeduanya mengakses data korban melalui aplikasi undangan yang dikirim melalui WA.
Baca SelengkapnyaMenteri ATR/Kepala BPN AHY dan Kapolda Jatim Irjen Polisi Imam turut hadir saat merilis pengungkapan kasus mafia tanah
Baca SelengkapnyaDua Kasus Mafia Tanah di Jatim Terbongkar, 5 Orang Jadi Tersangka
Baca SelengkapnyaPengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca SelengkapnyaDua kasus mafia tanah itu terjadi di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekas
Baca SelengkapnyaBeredar video dengan klaim Jokowi dipolisikan Anies Baswedan dan Ketum Partai NasDem Surya Paloh
Baca SelengkapnyaDensus 88 pastikan dua tersangka terduga teroris di Jakbar tidak ada kaitannya dengan teroris HOK yang ditangkap di Batu, Malang
Baca SelengkapnyaMenurut pengakuannya, para tersangka telah 18 kali membuat dan menjanjikan membuat STNK khusus atau pelat nomor rahasia yang ternyata palsu.
Baca SelengkapnyaPesan berisi teror bom bikin heboh Koja Trade Mall pada Kamis (2/11).
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau hati-hati dalam mengakses dan memberikan data akun media sosial.
Baca Selengkapnya