CEK FAKTA: Hoaks Efek Vaksin Membuat Kinerja Otak Lamban
Merdeka.com - Informasi vaksin berpengaruh pada otak beredar di aplikasi percakapan WhatsApp. Informasi itu menyebutkan bahwa setelah mendapat vaksin, kinerja otak akan menjadi lambat.
turnbackhoax“Setelah difucksin, otak jadi Lelet. BahaHaha..”
Penelusuran
-
Kebiasaan apa yang menyebabkan otak tidak dapat memproses informasi dengan baik? Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan atrofi otak dan hilangnya ingatan dini. Alkohol berdampak pada hippocampus, yang sebagian besar bertanggung jawab untuk memori. Hal ini dapat menyebabkan seseorang sering lupa karena otak tidak dapat memproses informasi dengan baik.
-
Kebiasaan apa yang bisa memperlambat kerja otak? Kurangnya paparan cahaya matahari juga dapat berdampak negatif pada kesehatan otak. Paparan sinar matahari membantu menjaga fungsi otak tetap optimal dan kurangnya cahaya alami dapat menyebabkan depresi yang memperlambat kerja otak.
-
Apa dampak gaya hidup tidak sehat terhadap otak? Gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi rokok dan vape, serta kebiasaan begadang, dapat secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya demensia.
-
Bagaimana polusi udara memengaruhi otak? Namun secara biologis, polusi udara dapat menyebabkan peradangan otak, defisit serotonin, dan mengganggu respons stres.
-
Kenapa ukuran otak manusia diperkirakan mengecil? Analisis mereka menunjukkan bahwa penurunan ukuran otak baru-baru ini mungkin disebabkan eksternalisasi pengetahuan dan keuntungan pengambilan keputusan di tingkat kelompok.
-
Apa aja dampak buruk gawai buat otak anak? Terlalu lama menggunakan gawai bisa menyebabkan gangguan perhatian, keterlambatan kognitif, kesulitan belajar, impulsivitas yang meningkat, dan penurunan kemampuan untuk mengatur diri.
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah hoaks. Dalam artikel kompas.com berjudul "[HOAKS] Vaksin Covid-19 Sebabkan Lamban Berpikir dan Susah Menghapal" pada 7 Februari 2021, dijelaskan bahwa efek vaksin tidak berpengaruh ke otak.
Ahli Patologi Klinis yang juga Direktur RS UNS Tonang Dwi Ardyanto menyatakan, vaksin Covid-19 menyebabkan gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal adalah klaim yang tidak benar.
Ia mencontohkan, program vaksinasi yang sudah berjalan puluhan bahkan ratusan tahun lalu.
"Yang jelas, anak-anak kita, yang bahkan kurang dari 1 tahun, sudah rutin mendapatkan vaksin termasuk yang metode pembuatannya sama: inactivated. Itu sudah bukti nyata," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/2/2021).
Dalam Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 menyebutkan, ada beberapa reaksi yang mungkin akan muncul setelah divaksin.
Beberapa reaksi tersebut antara lain:
Reaksi lokal seperti nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan.
Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis
Reaksi sistemik, seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, sakit kepala
Reaksi lain seperti reaksi alergi, berupa urtikaria oedem, anafilaksis dan syncope (pingsan)
Dari teknis pelaksanaan vaksin tersebut, vaksin Covid-19 sudah melalui serangkaian uji coba dan tidak mendapati efek samping berupa gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal.
Kesimpulan
Informasi vaksin bisa mempengaruhi kinerja otak sehingga makin lamban adalah hoaks. Efek vaksin tidak berpengaruh pada otak.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca Selengkapnyaenelitian terbaru yang ditinjau oleh WHO menunjukkan tidak ada bukti bahwa radiasi gelombang radio dari ponsel berhubungan dengan risiko kanker otak.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaBenarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!
Baca SelengkapnyaIlmuwan Ungkap Sejak 1930 Otak Manusia Berkembang Tapi IQ Gen Z Justru Turun
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca Selengkapnya