CEK FAKTA: Hoaks Email Catut Nama IPD Litbangkes Terkait Pemberian Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Beredar surat elektronik atau email mengatasnamakan Bagian Informasi, Publikasi, dan Diseminasi (IPD) Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kemenkes yang berisi tentang pemberian vaksin Covid-19.
Dalam pesan tersebut pemberian vaksin Covid-19 bagi seluruh WNI dan orang asing yang jangka panjang tinggal di Indonesia dan bisa mendaftarkan diri dengan mengirim email ke alamat ipd-balit-bangkes@litbang.kemkes.go.id.
Badan Litbang Kesehatan Kemenkes melalui akun Twitter resminya @litbangkemenkes, menjelaskan Badan Litbangkes tidak melakukan program pemberian vaksin Covid-19 dan tidak pernah mengirimkan pesan melalui email ipd-balitbangkes@litbang.kemenkes.go.id.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Bagaimana cara mengatasi keterlambatan imunisasi? Apabila imunisasi terlewat, langkah yang harus diambil adalah segera menjadwalkan imunisasi susulan. Dalam beberapa situasi, vaksinasi masih dapat diberikan dalam rentang waktu tertentu sesuai dengan panduan medis yang berlaku. Sebagai contoh, vaksin pentavalen masih bisa diberikan sebelum anak mencapai usia satu tahun. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui jenis vaksin yang bisa diberikan segera tanpa mengurangi efektivitasnya.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Apa yang harus dilakukan jika anak PJB terlambat imunisasi? Jika jadwal imunisasi terlewat atau tidak lengkap, dr. Sarah menekankan bahwa imunisasi tersebut harus segera dikejar agar perlindungan terhadap infeksi dapat optimal. 'Kalau dia terlambat perlu di catch up, justru harus dikejar supaya proteksi dirinya agar tidak terkena infeksi berulang, agar nggak banyak kondisi penyulitnya,' ucap dr. Sarah.
-
Bagaimana cara pemberian vaksin HPV? Untuk jenis vaksin tetravalen, dosis pertama diberikan pada bulan pertama Dosis kedua pada bulan kedua, dan yang ketiga pada bulan keenam setelah dosis pertama. Sedangkan untuk vaksin bivalen, dosis pertama yang dianjurkan pada bulan pertama.Kemudian yang kedua pada bulan keenam setelah dosis pertama.
-
Apa yang terjadi jika anak mengalami keterlambatan imunisasi lebih dari 6 bulan? Meskipun sudah cukup lama terlewat, Anda masih memiliki peluang untuk melakukan imunisasi susulan. Terdapat berbagai jenis vaksin yang aman diberikan, asalkan tidak melebihi batas usia tertentu, seperti sebelum bayi mencapai usia satu tahun.
Kemudian email ipd-balitbangkes@litbang.kemenkes.go.id bukan email resmi Badan Libangkes yang digunakan untuk hubungan eksternal. Berdasarkan Permenkes No.64 tahun 2015, IPD bukan lagi struktur yang ada di Sekretariat Badan Litbangkes.
Badan Litbangkes menghimbau kepada masyarakar untuk mengabaikan apabila menerima pesan atau hal-hal lainnya yang mengatasnamakan email tersebut.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes tidak pernah menerbitkan surat undangan Sosialisasi SE Rekrutmen Bantuan Biaya Fellowship Dokter Spesialis
Baca SelengkapnyaBeredar link pemberian BLT el nino sebesar Rp400.000
Baca SelengkapnyaBeredar surat palsu berisi soal pembatalan seleksi CPNS di wilayah Kemenkumham NTT
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaKAI tidak pernah memungut biaya apapun serta tidak bekerja sama dengan agen perjalanan selama proses seleksi.
Baca SelengkapnyaSalah satu modus baru ini diungkapkan oleh @bank_indonesia melalui akun media sosial X.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaMengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati
Baca SelengkapnyaCEO KBA News, Ramadhan Pohan menyatakan nama medianya telah dicatut untuk menyebarkan informasi tersebut
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca Selengkapnya