CEK FAKTA: Hoaks, Omicron Tak Menyebar Karena Tingginya Sinar Ultraviolet di RI
Merdeka.com - Beredar informasi varian Omicron di Indonesia lebih sedikit karena tingginya kandungan ultraviolet dibandingkan negara lain. Sinar UV itu diklaim bisa menjadi tameng virus Omicron di Indonesia.
Dalam akun itu terdapat narasi sebagai berikut:
"Mengapa Indonesia lebih tahan terhadap Omicron-varian terbaru covid-19? Karena Indonesia bercuaca panas? Lebih karena tingkat sinar UV di Indonesia lebih tinggi."
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
Selain itu ada juga akun yang memposting dalam bentuk video dengan menambahkan narasi:
"Bersyukurlah Sinar UV (Ultraviolet) di Indonesia bisa menjadi tameng Virus Omicron."
Penelusuran
Melansir dari Liputan6.com, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tidak ada hubungannya penyebaran Omicron dengan tingkat sinar ultraviolet di Indonesia.
Nadia menambahkan Omicron sendiri pertamakali terdeteksi di Afrika Selatan yang punya cuaca panas seperti Indonesia.
"Yang jelas varian apapun bisa dicegah dengan vaksinasi, penerapan protokol kesehatan yang ketat dan deteksi dini kalau ada keluhan. Banyak masyarakat yang lebih percaya hoaks dan misinformasi, itu sebabnya edukasi harus terus dilakukan agar kejadian Juli kemarin tidak terulang," ujar dr. Nadia saat dihubungi Senin (20/12/2021).
Sementara itu, dalam artikel merdeka.com yang dimuat 22 Desember 2021, Dua pelaku perjalanan internasional dari London, Inggris, dikarantina di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Jakarta. Keduanya dinyatakan terjangkit varian Omicron.
"Dua kasus baru itu merupakan pelaku perjalanan luar negeri dari London," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi melalui pernyataan tertulis di Jakarta, Rabu (22/12).
Nadia mengatakan, dua kasus baru itu menambah daftar kasus positif Covid-19 varian Omicron di Indonesia menjadi lima orang. Ia mengatakan, hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) dari kedua pasien tersebut diterima Kemenkes pada Senin (20/12).
"Mereka merupakan dua dari 11 orang yang dinyatakan probable hasil pemeriksaan S-Gene Target Failure (SGTF). Pemeriksaan tersebut keluar pada Minggu (19/12)," kata Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI ini.
Kesimpulan
Kesimpulannya tidak ada hubungannya penyebaran Omicron dengan tingkat sinar ultraviolet di Indonesia. Faktanya, sampai tanggal 22 Desember 2021, 5 orang yang terdeteksi virus Omicron.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4810765/cek-fakta-tidak-benar-covid-19-varian-omicron-tidak-menyebar-karena-tingginya-sinar-ultraviolet-di-indonesiahttps://www.merdeka.com/peristiwa/temuan-varian-omicron-di-indonesia-bertambah-menjadi-5-kasus.html (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim kacamata hitam menyebabkan penggunanya terkena kanker kulit
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial TikTok sebuah video yang memberikan informasi terkait dampak erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaGerhana Matahari Cincin adalah fenomena langka dan sangat jarang terjadi di periode dan lokasi yang sama lebih dari 10 tahun.
Baca SelengkapnyaSelama ini, penggunaan smartphone kerap dianggap bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian terbaru WHO ungkap dampaknya terhadap otak.
Baca Selengkapnyaenelitian terbaru yang ditinjau oleh WHO menunjukkan tidak ada bukti bahwa radiasi gelombang radio dari ponsel berhubungan dengan risiko kanker otak.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang menyemburkan lava pijar dan melepaskan SO2.
Baca SelengkapnyaBMKG menyebutkan Siklon Tropis Yagi yang terpantau 24 jam terakhir berada di Laut Cina
Baca Selengkapnya