CEK FAKTA: Hoaks Orang yang Sudah Divaksin Akan Sakit dan Sekarat
Merdeka.com - Informasi hanya orang yang sudah divaksin yang akan sakit beredar di media sosial. Informasi menyebutkan bahwa orang yang sudah divaksin sudah diprediksi akan sakit dan sekarat.
istimewaUnggahan tersebut tidak menjelaskan jenis penyakit atau kondisi yang menyebabkan kematian, tetapi menyiratkan vaksin menyebabkan kematian dan Covid-19 sendiri tidak.
Penelusuran
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Kenapa informasi di video itu salah? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar. Faktanya, video yang beredar berisi beberapa klip yang tidak saling berkaitan.
Dari hasil penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah hoaks. Dalam artikel Reuters Fact Check, dijelaskan bahwa orang yang sudah divaksin akan lebih aman dan terhindar dari sakit.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) menunjukkan laporan tentang efek samping dan kematian setelah mendapat vaksin Covid-19.
"Laporan mungkin berisi informasi yang tidak lengkap, tidak akurat, kebetulan, atau tidak dapat diverifikasi," tulis VAERS di website milik mereka.
Kemudian CDC menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 aman dan efektif.
Belum ada laporan resmi terkait orang yang meninggal setelah mendapat suntikkan vaksin Covid-19. Di sisi lain, ratusan ribu orang Amerika dan jutaan di seluruh dunia telah meninggal karena Covid-19.
Laporan PHE terbaru lainnya juga menunjukkan adanya tingkat perlindungan yang tinggi bagi orang yang sudah divaksin dari virus varian Delta.
"Vaksin mengurangi risiko infeksi simtomatik hingga 60-80 persen, dan jika terinfeksi, vaksin mengurangi risiko penyakit parah dan rawat inap hingga 90-98 persen. Sementara vaksin memberikan perlindungan yang signifikan, itu bukan kuratif, ”kata Dr Cervik.
Kesimpulan
Informasi hanya orang yang mendapat vaksin yang akan sakit dan sekarat adalah hoaks. Belum ada informasi resmi terkait meninggal karena vaksin Covid-19.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca Selengkapnya