CEK FAKTA: Hoaks Para Pemimpin Dunia Pakai Jarum Suntik Palsu saat Vaksinasi Covid-19
Merdeka.com - Viral di media sosial yang menyebutkan para pemimpin dunia menggunakan jarum suntuk palsu saat vaksinasi Covid-19. Salah satunya akun Facebook yang mengunggah video berdurasi satu menit dan 45 detik, dengan narasi:
"JARUM SUNTIK PALSUKita yang biasa kena prank sama raja prank, semoga tidak di prank lagi dengan jarum suntik palsu covid ini."
©AFPRekaman video itu menggabungkan video seorang pria yang menjelaskan bagaimana jarum suntik yang bisa ditarik masuk dengan video orang-orang yang divaksin.
-
Bagaimana cara membedakan hoaks dengan berita asli? Jika dilihat lebih detail, ada sejumlah kejanggalan yang terlihat pada layout unggahan tersebut dengan tampilan pada situs asli Liputan6.com. Satu di antaranya yaitu perbedaan font tulisan, struktur tanda baca, serta tata letak penulisan, nama penulis, dan tanggal unggahan artikel.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran informasi? Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
Teks yang ditempel di video itu berbunyi: "Jarum palsu dipakai untuk menyuntik para pemimpin dunia (elit global)."
Penelusuran
Hasil penelusuran dilansir dari Periksa Fakta AFP terkait klaim para pemimpin dunia menggunakan jarum suntik palsu saat vaksinasi Covid-19 adalah hoaks.
Dijelaskan dalam video pertama sebenarnya menunjukkan ahli pembuat prop Scott Reeder yang memperlihatkan bagaimana jarum suntik yang bisa ditarik masuk dan prop pentas lainnya di video ini, yang diunggah pada tanggal 2 September 2020 di akun TikToknya.
Perbandingan tangkapan layar antara video di unggahan menyesatkan (kiri) dan video asli (kanan)Dia juga mengunggah video yang sama di akun Instagramnya pada tanggal 15 September 2020. Video Reeder lalu dipotong dan digantikan video kedua dengan teks yang berbunyi: “Suntikan palsu ini telah dilaku(k)an kepada beberapa pemimpin dunia untuk meyakinkan masy(a)rakat agar mau disuntik vaksin covid-19.”
Video tersebut diambil dari laporan yang diterbitkan pada tanggal 14 Desember 2020 oleh media Kanada, Global News, yang berjudul: “Ontario memulai peluncuran vaksinasi COVID-19.”
Pada video kedua terdapat perempuan berseragam merah muda dalam video tersebut diidentifikasi sebagai Cecile Lasco, pekerja pendukung dari The Rekai Centre, fasilitas perawatan jangka panjang yang melakukan vaksin di Kanada. Terlihat jarum suntik menembus kulit Lasco.
Perbandingan tangkapan layar antara video di unggahan menyesatkan (kiri) dan video asli (kanan)Video selanjutnya, memperlihatkan Christine Elliott, menteri kesehatan provinsi Ontario di Kanada. Teks dalam bahasa Inggris yang ditempelkan ke video jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia berbunyi:
“Menteri Kesehatan Ontario Mempromosikan Vaksin Flu… Tetapi kenapa dia cekikikan … lol soalnya JARUMNYA PALSU.”
Perbandingan tangkapan layar antara video di unggahan menyesatkan (kiri) dan video asli (kanan)Video sebenarnya direkam di tahun 2019 dan memperlihatkan Elliot menerima suntikan flu rutin, bukan vaksin Covid-19.
Kemudian video ketiga itu kemudian terpotong dan digantikan oleh adegan para pembawa acara dari Fox & Friends, acara berita pagi di jaringan Fox News yang berbasis di AS, mendapatkan vaksinasi.
Teks dalam bahasa Inggris di adegan di video itu diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai: “Jangan merasa bersalah Canucks. Pembawa acara Fox news Brian Kilmeade terjebak dalam penipuan yang sama.”
Perbandingan tangkapan layar antara video di unggahan menyesatkan (kiri) dan video asli (kanan)
Akan tetapi, video yang digunakan sebenarnya menunjukkan Kilmeade, rekan pembawa acara Fox & Friends, yang mendapatkan suntikan vaksin flu di tahun 2019.
Kesimpulan
Klaim jarum suntik yang digunakan para pemimpin dunia palsu adalah hoaks. Sebenarnya video tersebut memperlihatkan tokoh masyarakat disuntik vaksin influenza di tahun 2019.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Klaim cincin lancip perusak lembar suara Pilpres 2024 adalah tidak benar.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaBenarkah filter rokok mengandung darah babi? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Amin meminta masyarakat berhati-hati, dan selalu menyaring setiap informasi yang diterima saat Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaKemenkes tidak pernah menerbitkan surat undangan Sosialisasi SE Rekrutmen Bantuan Biaya Fellowship Dokter Spesialis
Baca Selengkapnya