CEK FAKTA: Hoaks, Pemkot Pekanbaru Tarik Vaksin Covid-19 dari RS karena Tak Manjur
Merdeka.com - Pemerintah Kota Pekanbaru diklaim telah menarik semua vaksin Covid-19 dari Rumah Sakit karena tidak efektif mencegah penularan virus Covid-19. Informasi ini beredar di media sosial Facebook, dengan disertakan foto surat berkop "Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Pekanbaru" terkait perintah pengembalian vaksin Covid-19.
Surat itu ditujukan kepada direktur-direktur rumah sakit di seluruh Pekanbaru, perintah tersebut dikeluarkan terkait dengan adanya evaluasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 oleh Pemkot Pekanbaru, Riau.
Dalam surat itu juga terdapat teks tambahan yang bertuliskan; "Barangnya udah di suntikkan kok baru di evaluasi, bagi yang gak tahu ya jadi kelinci percobaan. yang kebal tidak seberapa berpengaruh bagi tubuhnya, yang gak kebal ya tahu sendirilah efeknya... ada yang ini ada yang itu, bahkan ada yang meninggal..."
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
Sementara itu, narasi dalam unggahannya berbunyi:
"VAKSINOH....VAKSIN
Keampuhan vaksin masih tarik ulur, tapi rakyat dipaksa untuk vaksin. Negara sendiri sulit sebenarnya untuk menjamin ke saktian vaksin ini dalam menghadapi virus corona.
Tapi rakyat dipaksa, bagi yang tidak mau di vaksin, jika rakyat berurusan dengan negara tidak dilayani.
FacebookPenelusuran
Penelusuran merdeka.com, melansir dari Tempo.co, informasi bahwa Pemkot Pekanbaru memang sempat menarik vaksin Covid-19 dari seluruh rumah sakit di wilayahnya. Namun, alasan penarikan vaksin Covid-19 tersebut bukan karena tidak ampuh, melainkan untuk mencocokkan data vaksin di rumah sakit dengan jumlah persediaan vaksin.
Kemudian dilansir dari Kompas.com, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Pekanbaru Arnaldo Eka Putra mengatakan, penarikan vaksin di rumah sakit berlangsung hingga Selasa (8/6/2021). Arnaldo menjelaskan, penarikan vaksin dari rumah sakit karena ada evaluasi pelaksanaan vaksinasi.
"Penarikan dosis vaksin karena terdapat data yang tidak cocok. Kita menemukan data vaksin di rumah sakit yang tidak sesuai dengan jumlah persediaan dosis vaksin," sebut Arnaldo.
Data jumlah vaksin, sambung dia, seharusnya terdapat dalam Sistem Monitoring Imunisasi Logistik secara Elektronik (SMILE).
"Yang jadi persoalan vaksin disuntikan, tapi tidak cocok dengan data P-care," ujarnya. Arnaldo menegaskan, pihak rumah sakit mestinya memasukkan data warga yang sudah suntik vaksin dalam data P-Care. Data ini kemudian masuk dalam sistem komputer.
Melansir dari Detik.com, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pekanbaru kembali mendistribusikan vaksin COVID-19 yang sempat ditarik dari seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. Pendistribusian dilakukan lagi setelah ada evaluasi.
"Kemarin vaksin ditarik karena dievaluasi agar data distribusi ada. Khususnya dari Dinas Kesehatan ke rumah sakit," kata juru bicara Satgas COVID-19 Pekanbaru, Ingot Hutasuhut, kepada wartawan, Kamis (10/6/2021).
Ingot mengatakan ada banyak masalah yang terjadi saat pendistribusian vaksin sebelumnya. Dia menyebut ada vaksin yang sudah disuntikkan, tetapi tidak dilaporkan ke Dinkes. Evaluasi soal distribusi vaksin ini dilakukan selama 2 hari. Setelah evaluasi tuntas, Dinkes kembali mendistribusikan vaksin ke fasilitas kesehatan untuk disuntikkan ke masyarakat.
"Hari ini semua sudah dipersilakan untuk mengambil kembali. Intinya kemarin itu untuk evaluasi saja, kita data ulang untuk laporan karena ini berkaitan dengan pusat, pemerintah pusat minta laporan," katanya.
Kesimpulan
Informasi Pemkot Pekanbaru tarik semua vaksin Covid-19 dari RS karena tak manjur adalah tidak benar atau hoaks. Faktanya, penarikan itu memang dilakukan bukan karena tak ampuh, melainkan ada evaluasi pelaksanaan vaksinasi untuk mencocokkan data vaksin di rumah sakit dengan jumlah persediaan vaksin.
Saat ini Dinkes Pekanbaru kembali mendistribusikan vaksin Covid-19 yang sempat ditarik dari seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. Pendistribusian dilakukan lagi setelah ada evaluasi.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://regional.kompas.com/read/2021/06/10/160641778/dinkes-pekanbaru-tarik-vaksin-covid-19-di-semua-rumah-sakit-ada-apahttps://news.detik.com/berita/d-5600916/dinkes-pekanbaru-kembali-distribusikan-vaksin-covid-yang-sempat-ditarikhttps://cekfakta.tempo.co/fakta/1414/sesat-klaim-pemkot-pekanbaru-tarik-semua-vaksin-covid-19-dari-rs-karena-tidak-manjur (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaPihak RSUD menjelaskan, menutup pintu dengan memalang karena takut obat-obatan dan alat medis hilang.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca Selengkapnya