CEK FAKTA: Hoaks Peneliti Tak Lebih Dulu Uji Coba Vaksin Covid-19 pada Hewan
Merdeka.com - Informasi vaksin Covid-19 dapat menewaskan hewan beredar di media sosial. Informasi itu juga menyebutkan bahwa peneliti melewatikan uji coba vaksin Covid-19 pada hewan, karena semua hewan akan mati.
Facebook"COVID-Jab: They Skipped all Animal Trials, Because all Animal Were Dying and Went Directly to People"
Berikut terjemahannya:
-
Bagaimana cara kerja vaksin kucing? Vaksin bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan mikroorganisme tertentu seperti virus, bakteri, atau organisme menular lainnya.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Kenapa anjing yang belum divaksin rentan? Biasanya, anjing yang tidak divaksinasi secara lengkap dan terutama anak anjing memiliki risiko tertinggi.
-
Bagaimana cara pemberian vaksin cacar monyet? Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan interval empat minggu,' ujar Maxi.
-
Dimana penelitian tentang virus di peternakan bulu dilakukan? Tim menyoroti virus corona tertentu yang ditemukan pada dua cerpelai yang mati di satu peternakan.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
"COVID-Jab: Mereka Melewati Semua Uji Coba Hewan, Karena Semua Hewan Mati dan Penggunaan Langsung ke Manusia"
Penelusuran
Dari hasil penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah hoaks. Dalam artikel AFP Fact Check berjudul "Covid-19 vaccines were subject to animal trials" pada 25 Mei 2021, dijelaskan bahwa vaksin Covid-19 sudah melalui uji coba pada hewan.
In the US, three Covid-19 vaccines have been authorized for emergency use by the US Food and Drug Administration (FDA) as a result of the severity of the pandemic: one from Pfizer-BioNtech, another from Moderna and a third from Johnson & Johnson.
All three companies disclosed the results of trials on non-human subjects in official statements
Animals are typically used at two separate stages in the creation of all vaccines including Covid-19, said Kirk Leech, executive director of the European Animal Research Association.
“Studies using mice, ferrets and monkeys initially identify what vaccines are likely to be effective and then once a vaccine has been developed, animals, usually monkeys, are used to test if the finished product is safe for human trials,” he said.
“If safety and efficacy are not guaranteed in the preclinical trials, the study would not proceed,” Leech said -- something that did not occur with the Covid-19 vaccines.
Human trials were approved based on previous testing of mRNA technology on animals that had been shown to be safe, Both Leech, immunobiologist at Yale University, said, adding: “The collective effort to find volunteers for vaccine trials went forward as a priority, but no corners were cut.”
Iwasaki also said: “There is no data that indicated that any of the vaccinated animals died as a result of vaccination.”
Berikut terjemahannya:
Di Amerika Serikat, ada tiga vaksin Covid-19 sudah diizinkan penggunaan darurat oleh Food and Drug Administration (FDA) AS. Ketiga vaksin itu yakni Pfizer-BioNtech, Moderna dan dari Johnson & Johnson.
Ketiga perusahaan vaksin itu sudah diuji coba pada hewan.
Kirk Leech, direktur eksekutif Asosiasi Penelitian Hewan Eropa menjelaskan, vaksin untuk hewan dibuat pada dua tahap yang terpisah. Uji coba vaksin untuk hewan dilakukan pada tikus, musang dan monyet.
“Tujuan awalnya, untuk mengidentifikasi vaksin apakah bisa efektif? Kemudian setelah vaksin dikembangkan, hewan hewan itu, biasanya monyet, digunakan untuk objek uji coba vaksin, apakah produk akan aman jika dilakukan uji coba pada manusia,” katanya.
Penelitian tidak akan dilanjutkan jika faktor keamanan dan efektivitas tidak bisa terjamin dalam uji praklinis.
Menurut Both Leech, immunobiologist di Yale University, uji coba pada manusia akan disetujui jika pengujian dari teknologi mRNA pada hewan terbukti aman.
"Upaya pengumpulan gabungan untuk menemukan sukarelawan uji coba vaksin menjadi prioritas, tetapi tidak ada jalan pintas. Tidak ada data yang menunjukkan bahwa hewan yang divaksinasi mati akibat vaksinasi," kata Both Leech.
Kesimpulan
Informasi yang menyebutkan bahwa peneliti tidak terlebih dulu melakukan uji coba vaksin Covid-19 pada hewan adalah hoaks. Uji coba vaksin Covid-19 pada manusia akan disetujui jika pengujian dari teknologi mRNA pada hewan sudah terbukti aman.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaIni merupakan sebuah rekor penciptaan virus yang mampu 'membasmi' manusia dalam 3 hari.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaBenarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengklaim larangan konsumsi sayap dan leher ayam pedaging karena sudah disuntik hormon.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaAda kejanggalan saat otoritas setempat menemukan hasil uji coba chip kepada hewan.
Baca Selengkapnya