CEK FAKTA: Hoaks, Penelitian Sebut Vaksin Covid-19 Tidak Berefek Cegah Penularan
Merdeka.com - Informasi vaksin Covid-19 tidak memiliki efek pencegahan beredar di media sosial. Informasi itu bersumber dari unggahan salah satu akun Twitter dengan mencantumkan penelitian The Lancet.
istimewa"Peer-reviewed research from @TheLancet shows that the experimental vaccines reduce your chance of catching COVID-19 by: Pfizer: 0.8% Johnson & J: 1.2% Moderna: 1.2% AstraZeneca: 1.3% So, basically no prevention"
Berikut terjemahannya:
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana cara kerja vaksin HPV? Vaksin HPV mengandung protein yang dibuat menyerupai virus HPV. Setelah disuntikkan, protein ini akan membantu tubuh memproduksi antibodi untuk melawan virus HPV.
-
Bagaimana vaksin polio bekerja? Vaksin polio bekerja dengan merangsang produksi antibodi dalam tubuh, yang kemudian melawan virus polio jika terjadi infeksi. Dalam proses ini, vaksin melibatkan pemberian poliovirus yang sudah dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh.
"Penelitian peer-review dari @TheLancet menunjukkan bahwa vaksin eksperimental mengurangi kemungkinan Anda terkena Covid-19 dengan: Pfizer: 0.8% Johnson & J: 1.2% Moderna: 1.2% AstraZeneca: 1.3% Jadi, pada dasarnya tidak ada pencegahan (virus)"
Penelusuran
Dari hasil penelusuran merdeka.com, informasi penelitian The Lancet terkait vaksin Covid-19 tidak memiliki efek pencegahan adalah hoaks. Dalam artikel AFP Fact Check berjudul "Medical journal did not say Covid-19 vaccines offer limited protection" pada 2 Juni 2021, dijelaskan bahwa penelitian The Lancet bukan berkesimpulan vaksin Covid-19 tidak ada efek pencegahan.
Artikel The Lancet bukan penelitian peer-review, melainkan menganalisis penelitian lain.
Artikel The Lancet juga hanya membahas berbagai efektivitas vaksin. Relative risk reduction (RRR), sebuah angka yang dipublikasikan, juga bukan acuan utama untuk membuat keputusan kesehatan masyarakat. Artikel tersebut juga mengatakan bahwa pengurangan risiko absolut (ARR) perlu dipertimbangkan untuk mendapat gambaran lengkap tentang seberapa efektif vaksin. Jadi tidak hanya dinilai dari RRR, tetapi juga dari ARR.
Seperti diketahui, RRR adalah risiko individu terhadap kelompok yang tidak divaksinasi. Sedangkan ARR merupakan efek vaksin terhadap pengurangan risiko tertular di seluruh populasi.
Artikel The Lancet sama sekali tidak berkesimpulan bahwa vaksin itu tidak efektif. Artikel yang dibuat hanya menunjukkan perbandingan efektivitas satu vaksin dengan vaksin yang lainnya.
Kesimpulan
Informasi penelitian The Lancet soal vaksin Covid-19 tidak ada efek pencegahan penularan adalah hoaks. Artikel The Lancet hanya membahas tentang efektivitas vaksin, tidak berkesimpulan vaksin Covid-19 tidak ada efek pencegahan penularan.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya