CEK FAKTA: Hoaks Pengiriman Pasukan TNI ke Papua Buntut Tewasnya Kepala BIN
Merdeka.com - Sebuah video yang menyebutkan pasukan TNI bergerak ke Papua beredar di aplikasi percakapan WhatsApp. Narasi dalam video itu menyebutkan bahwa pengiriman pasukan TNI ke Papua, buntut dari terbunuhnya Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua, Brigjen TNI Putu IGP Dani NK.
TikTok"Buntut terbunuhnya jenderal BIN di papua. Pengiriman pasukan TNI secara masiv ke Papua sedang dipersiapkan. Perintahnya tegas, lakukan yg terbaik buat NKRI & tertibkan KKB. Mereka Bangkitkan amarah Jkw,,, KKB, blm kenal Jkw tuh.!!! mereka akan menyesali perbuatan mereka."
Penelusuran
-
Siapa yang memimpin pasukan TNI di Papua? Danrem 173/PVB Brigjen TNI Frits Wilem Rizard Pelamonia menjelaskan bahwa Bandara di Agandugume tersebut telah dikuasai oleh OPM sejak awal Maret.
-
Apa tujuan operasi TNI AL di Papua dan Maluku? 'Operasi Siaga Tempur Laut yang dilakukan saat ini langsung di bawah kendali Panglima Koarmada III Laksamana Muda TNI Hersan dengan target operasi di wilayah perairan Papua dan Maluku,' kata Kadispen seperti dilansir dari Antara.
-
Kenapa TNI butuh pasukan besar di Papua? Butuh ada satu pasukan besar yang diterjunkan serentak untuk mengikat pasukan Belanda di wilayah Merauke.
-
Kapan operasi TNI AL di Papua dimulai? Operasi Siaga Tempur Laut dan penyekatan perbatasan di wilayah kerja Koarmada III itu berlangsung sejak Senin (22/4).
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Siapa yang pimpin operasi TNI AL di Papua? Pelaksanaan operasi tersebut dipimpin Komandan Guspurla Koarmada III Laksamana Pertama TNI Wawan Trisatya Atmaja.
Menurut penelusuran merdeka.com, video tersebut bukan pengiriman pasukan TNI ke Papua. Dalam artikel turnbackhoax berjudul "[SALAH] “Buntut terbunuhnya jenderal BIN di papua. Pengiriman pasukan TNI secara masiv ke Papua sedang dipersiapkan." pada 29 April 2021, dijelaskan bahwa video itu tidak berkaitan dengan terbunuhnya Jenderal BIN di Papua.
FAKTANYA, konteks video yang benar adalah yang sudah beredar sebelumnya pada 3 Maret lalu yang digunakan sebagai sumber. Tentang penugasan Kesatuan Batalyon Yonif 131 Braja Sakti ke Operasi Satuan Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI – Papua Nugini, TIDAK berkaitan dengan peristiwa terbunuhnya Kepala BIN Papua.
Dalam artikel viva.co.id berjudul "Tempuh Perjalanan 5600 Kilometer Pasukan TNI Penumpas GPK Masuk Papua" pada 8 Maret 2021, dijelaskan bahwa pasukan TNI tersebut hanya singgah di Papua. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju Papua Nugini.
Setelah menempuh perjalanan lebih dari lima ribu kilometer, akhirnya pasukan tempur Komando Daerah Militer (Kodam) II/Bukit Barisan dari Batalyon Infanteri 131/Braja Sakti tembus Papua.
Berdasarkan siaran resmi yang dilansir VIVA Militer, Senin 8 Maret 2021, sebanyak 450 prajurit TNI Yonif 131/BRS telah tiba di Jayapura, Papua.
Pasukan Yonif 131/BRS tiba di Pelabuhan Umum Jayapura dengan menumpangi Kapal Perang KRI Tanjung Kambani 971 milik TNI Angkatan Laut.
"Hari ini kami tiba di Jayapura dan sesuai prosedur protokoler kesehatan, kami melaksanakan penyemprotan disinfektan dilanjutkan dengan rapid test antigen yang diselenggarakan oleh Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) Waena, Jayapura. Alhamdulillah seluruh prajurit kami dinyatakan Negatif dan siap melaksanakan tugas Operasi," kata Komandan Yonif 131/BRS, Letnan Kolonel Muhammad Erfani.
Yonif 131/BRS dikerahkan TNI ke Papua, dalam rangka penugasan operasi Satuan Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Papua Nugini. Yang menariknya ini merupakan penugasan pertama mereka ke Papua.
Kesimpulan
Informasi pengiriman pasukan TNI ke Papua buntut tewasnya Kepala BIN Papua adalah hoaks. Video diambil sebelum tewasnya Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua, Brigjen TNI Putu IGP Dani NK.
Pasukan TNI dalam video tersebut juga ditugaskan di Papua Nugini. Hanya singgah sementara di Papua untuk penyemprotan disinfektan dan rapid tes antigen.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pangdam Cendrawasih tidak mentolerir apa pun bentuk pelanggaran hukum.
Baca SelengkapnyaKapolres menyebut video itu untuk menjatuhkan institusi Polri dan memecah belah TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaDalam video yang diunggah lewat akun Tiktok @green_force90 dan @heritnm, terekam detik-detik beberapa prajurit yang berpisah dengan keluarga di pelabuhan.
Baca SelengkapnyaTidak benar Pos TNI di Kampung Pamebut Distrik Yugumuak Kabupaten Puncak diserang KKB pada hari Jumat 1 Maret 2024," kata Kapendam XVII/Cen Letkol Inf Candra
Baca SelengkapnyaAmnesty mengecam perlakuan tidak manusiawi diduga dilakukan prajurit TNI terhadap warga Papua tersebut.
Baca SelengkapnyaSebuah video beredar, Tampak Pilot Susi Air yang disandera OPM. TNI geram lantaran OPM memanfaatkan sandera untuk menyebar kebohongan.
Baca SelengkapnyaAKBP Abdus Syukur mengakui memang menerima seorang warga sipil dan saat ini masih diperiksa apakah terlibat dalam kelompok bersenjata atau tidak.
Baca SelengkapnyaTNI turun tangan usut kasus kematian Vina Cirebon? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPemakaian RPG itu dilakukan dalam satu rangkaian baku tembak yang terjadi di Kali Braza.
Baca SelengkapnyaPasal yang disematkan kepada 13 prajurit berbeda disesuaikan pelanggaran yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaDia berjanji TNI bakal mengumumkan hasilnya jika ada perkembangan.
Baca SelengkapnyaBuntut kejadian itu, belasan prajurit dari satuan Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya jalani pemeriksaan internal
Baca Selengkapnya