CEK FAKTA: Hoaks Tautan Berisi Ajakan Menggunakan Aplikasi TraceTogether
Merdeka.com - Beredar ajakan menggunakan aplikasi TraceTogether. Ajakan itu muncul melalui tautan healthtracking.telkomsigma.co.id. Isinya, ajakan menggunakan aplikasi TraceTogether untuk memantau penyebaran Covid-19.
Kominfo"Mari kita dukung Keputusan Menteri Kominfo Nomor 159 Tahun 2020 tentang Upaya Penanganan COVID-19 melalui Dukungan Sektor Pos dan Informatika dengan menginstall aplikasi TraceTogether"
Penelusuran
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Bagaimana cara cek fakta informasi itu? Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
-
Apa fitur baru WhatsApp untuk deteksi hoaks? Saat ini, aplikasi chatting ini sedang menguji fitur pencarian gambar terbalik (reverse image search) yang telah tersedia di versi beta untuk pengguna Android.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Bagaimana cara mendeteksi tautan pemulihan akun DANA palsu? Jika ada tautan pemulihan akun DANA yang dikirim, jangan langsung mengkliknya. Sebaiknya, periksa sendiri akun DANA kamu dan pastikan apakah akun tersebut benar-benar dibekukan atau tidak.
Cek fakta merdeka.com menelusuri informasi tersebut. Hasilnya, informasi ajakan menggunakan aplikasi TraceTogether adalah tidak benar.
Setelah membuka tautan tersebut, muncul tulisan sebagai berikut:
"Mari kita dukung Keputusan Menteri Kominfo Nomor 159 Tahun 2020 tentang Upaya Penanganan COVID-19 melalui Dukungan Sektor Pos dan Informatika, dengan menginstall aplikasi Peduli Lindungi di perangkat smart phone Telsigers sekalian"
Diketahui, isi dalam tautan yang beredar sudah diedit.
Kemudian penggunaan aplikasi PeduliLindungi sudah tercantuk dalam Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 171 Tahun 2020 tentangPenetapan Aplikasi Pedulilindungi Dalam Rangka Pelaksanaan Surveilans Kesehatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
Penjelasan soal aplikasi TraceTogether, dijelaskan dalam artikel merdeka.com berjudul "Lacak Penyebaran Covid-19, Singapura Rilis Aplikasi TraceTogether" pada 26 Maret 2020.
Singapura meluncurkan aplikasi yang diberi nama TraceTogether pekan lalu. Aplikasi ini hadir untuk mendukung upaya pelacakan dan penyebaran Covid-19 di negara tersebut.
Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (26/3), aplikasi ini dikembangkan oleh Government Technology Agency yang berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan Singapura selama delapan minggu.
Aplikasi ini dapat digunakan oleh siapapun yang memiliki nomor telepon Singapura dan menggunakan smartphone dengan bluetooth.
Kesimpulan
Tautan berisi ajakan menggunakan aplikasi TraceTogether adalah hoaks. Isi tautan tersebut sudah diedit. Di Indonesia, pelacakan penyebaran Covid-19 menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Sedangkan aplikasi TraceTogether hanya digunakan di Singapura.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akun TikTok diduga telah mengunggah video editan dari foto tangkapan layar media
Baca SelengkapnyaTKN menilai ada yang mengatur hal ini untuk merusak elektabilitas Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaKabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad pun telah membantah kabar tersebut.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSetelah ditelusuri tidak ditemukan adanya TPS 03 di jalan tersebut.
Baca SelengkapnyaDANA melalui akun Instagram, membagikan tips agar tidak tertipu link DANA Kaget palsu
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaKombes Jeki mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaBeredar narasi utang bank dan pinjol bisa lunas hanya unggah nomor rekening di Facebook
Baca Selengkapnya