CEK FAKTA: Hoaks Tes PCR Tidak Bisa Deteksi Varian Covid-19 yang Baru
Merdeka.com - Informasi tes PCR dan rapid tes antigen tidak bisa mendeteksi mutasi Covid-19 yang baru beredar di media sosial. Informasi tersebut juga menyebutkan varian baru Covid-19 bernama B117. Virus jenis baru ini dibawa oleh mahasiswi warga Singapura dari Inggris.
Kominfo"Virus Covid-19 mwmengalami mutaso9 dan membentuk varian baru yg diberi nama covid-19 B117, virus jenis baru ini sedang mengganas di Inggris dan sudah masuk ke Singapura melalui seorang mahasiswi warga Singapura yg sedang mudik. Celakanya virus tersebut tidak bisa terdeteksi melalui PCR test atau Rapid Test Antigen. Ternyata kemampuan manusia sangat terbatas. Tiada lagi tempat bergantung dan mohon pertolongan selain Allah".
Penelusuran
-
Kapan viral load menjadi tidak terdeteksi? Meskipun tidak ada pengobatan yang bisa menyembuhkan secara total, setidaknya viral load dalam tubuh penderita HIV dapat mencapai tingkat tidak terdeteksi selama 3 hingga 6 bulan setelah menjalani pengobatan.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana cara melihat virus? Ukuran dan bentuk virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil daripada bakteri.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi tes PCR dan Rapid Tes Antigen tidak bisa mendeteksi varian baru Covid-19 adalah hoaks. Prof. Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban
"Saya mau bicara soal varian baru virus korona, yang sebenarnya sudah ada dari 20 September silam, tapi baru disadari beberapa hari lalu. Varian baru ini bernama N501Y dan punya kemampuan infeksi yang lebih tinggi. Lebih mudah menular 70 persen. Terutama kepada anak-anak.
Ada yang bilang varian baru ini tidak bisa terdeteksi tes PCR. Itu tidak benar. Tidak usah khawatir. Tes PCR ini bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus korona) berbeda. Sehingga, varian baru ini masih tetap bisa dideteksi tes PCR.
Kemudian, apakah akan memengaruhi hasil dari vaksinasi? Tidak. Karena vaksinasi tidak membentuk satu respons antibodi saja. Yang harusnya terpengaruh adalah kebijakan kita dan keputusan orang untuk berlibur. Sekali lagi, mari perketat tali masker."
Kemudian dalam artikel merdeka.com berjudul "Langkah Pemerintah Tanggapi Kemunculan Varian Baru Virus Corona" pada 25 Desember 2020, dijelaskan bahwa varian baru virus Corona ada 115 genetik.
Pemerintah memberikan perhatian khusus menyikapi kemunculan varian baru dari virus Sars-Cov2 di South Wales Inggris. Selain memperketat perjalanan dari dan ke negara tersebut, saat ini sedang dilakukan pengujian terhadap 115 whole genome sequence (WGS) corona atau pengurutan menyeluruh dari gen virus corona yang ada di Indonesia.
"Saat ini Indonesia telah melakukan 115 whole genome sequencing," ucap Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito yang dikutip melalui channel Youtube BNPB Indonesia, Jumat (25/12).
Wiku menjelaskan, penelitian terhadap 115 genetik virus Corona ini untuk menggambarkan seperti apa saja yang terjadi sehingga menimbulkan variasi genetik virus baru.
Menurutnya, penelitian ini tidak hanya dikarenakan temuan strain baru dari Corona di Inggris, Australia dan Singapura. Menurut Wiku, penelitian mutasi virus dilakukan pemerintah untuk memastikan pola mutasi yang terjadi di Indonesia dan global.
Kesimpulan
Informasi tes PCR dan Rapid Tes Antigen tidak bisa mendeteksi varian Covid-19 yang baru adalah hoaks. Tes PCR masih bisa mendeteksi permukaan virus corona yang berbeda.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaBenarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKlaim cincin lancip perusak lembar suara Pilpres 2024 adalah tidak benar.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca Selengkapnya