CEK FAKTA: Hoaks Tidak Ada Pendemo yang Terpapar Covid-19
Merdeka.com - Sebuah informasi yang menyebutkan tidak ada pendemo yang positif Covid-19 usai mengikuti aksi unjuk rasa beredar di media sosial. Informasi itu menyebutkan bahwa sudah 10 hari pendemo tidak ada yang positif Covid-19.
"HAMPIR 1 TAHUN KITA DI DIBODOHI SI PENTOLO JOKOWI DENGAN CORONA .TERNYATA SUDAH 10 hari PENDEMO tidak ada yang kena COVID 19."
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana cara membedakan hoaks dengan berita asli? Jika dilihat lebih detail, ada sejumlah kejanggalan yang terlihat pada layout unggahan tersebut dengan tampilan pada situs asli Liputan6.com. Satu di antaranya yaitu perbedaan font tulisan, struktur tanda baca, serta tata letak penulisan, nama penulis, dan tanggal unggahan artikel.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah hoaks. Dalam artikel merdeka.com berjudul "Satgas Temukan Banyak Pendemo Positif Covid-19 Usai Jalani Tes" pada 11 Oktober 2020, dijelaskan ada sejumlah pendemo yang positif Covid-19.
Aksi unjuk rasa yang menolak UU Cipta Kerja pada 8 Oktober lalu dinilai menimbulkan lonjakan kasus positif Covid-19. Sebab, Satgas menemukan banyak kasus positif Covid-19 pada massa yang ikut berdemonstrasi. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Satuan Tugas (Satgas) penanganan Covid-19 Doni Monardo.
"Banyak warga yang diminta menjalani pengujian virus corona dan ternyata hasilnya positif Covid-19. Ini membahayakan diri mereka serta keluarga mereka kalau kembali ke rumah," kata Doni berdasarkan keterangan resminya, Minggu (11/10).
Doni meminta masyarakat yang menggelar aksi tetap memperhatikan ancaman Covid-19. Menurut dia, penyampaian aspirasi jangan sampai mengorbankan keselamatan diri dan kesehatan keluarga di rumah.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana itu juga menjelaskan bahwa status darurat kesehatan masih berlaku. Masyarakat diminta untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan agar terhindar dari Covid-19.
"Kalau sekarang banyak masyarakat mengabaikan protokol kesehatan, secara sengaja membuat kerumunan, maka mereka bukan hanya melanggar peraturan, tetapi membahayakan diri dan juga keluarga yang mereka sayangi,” ucapnya.
Dia menekankan sekali lagi kepada masyarakat Indonesia bahwa pandemi virus corona di Indonesia belum berakhir. Oleh karena itu, dia tidak henti-hentinya meminta semua pihak m menjalankan protokol kesehatan secara ketat demi menurunkan angka penularan dan angka kematian.
“Tindakan untuk menciptakan kerumunan dalam jumlah besar dan mengabaikan protokol kesehatan akan menambah beban dokter dan tenaga medis yang sudah berjuang keras menyelamatkan kesehatan masyarakat,” tuturnya.
Kemudian dalam artikel merdeka.com berjudul "Ratusan Pendemo Reaktif, Satgas Prediksi Kasus Covid-19 Naik 3 Minggu ke Depan" pada 13 Oktober 2020, dijelaskan bahwa ratusan pendemo juga reaktif Covid-19.
Adapun total demonstran yang reaktif Covid-19 sebanyak 123. Pendemo yang tersebar di berbagai provinsi ini menjalankan rapid test Covid-19 saat diamankan pihak kepolisian.
Hasilnya, 21 dari 253 demonstran di Sumatera Utara reaktif corona. Kemudian, terdapat 34 dari 1.192 demonstran dinyatakan reaktif Covid-19 di DKI Jakarta.
Selanjutnya, sebanyak 24 dari 650 demonstran reaktif di Jawa Timur. Lalu, 30 dari 261 demonstran reaktif Covid-19 di Sulawesi Selatan.
Selain itu, 39 demonstran reaktif di Jawa Barat. 1 dari 95 orang di D.I Yogyakarta juga reaktif di daerah D.I Yogyakarta. Saat ini, Satgas juga masih menunggu hasil testing demonstran di Jawa Tengah yang masih dalam tahap konfirmasi.
Kesimpulan
Informasi tidak ada pendemo yang positif Covid-19 adalah hoaks. Usai mengikuti aksi unjuk rasa, sejumlah pendemo terbukti positif Covid-19 dan ratusan pendemo lainnya reaktif.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaKabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad pun telah membantah kabar tersebut.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaCekFakta merupakan kolaborasi antara Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO).
Baca SelengkapnyaViral satu penumpang kereta cepat Whoosh mengalami penodongan di Stasiun Tegalluar, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSetelah ditelusuri tidak ditemukan adanya TPS 03 di jalan tersebut.
Baca SelengkapnyaAiman mengaku bukan polisi tidak netral dalam Pemilu, melainkan oknum
Baca SelengkapnyaBeredar video dengan narasi adanya penemuan peluru tajam saat demo buruh 10 Agustus 2023.
Baca Selengkapnya