CEK FAKTA: Hoaks, Unggahan Sebut Vaksin AstraZeneca Dibuat Tahun 2018
Merdeka.com - Sebuah unggahan memperbincangkan tahun pembuatan vaksin Covid-19 AstraZeneca dan tersebar di media sosial. Pengunggah menyebut vaksin itu dibuat tahun 2018 atau sebelum munculnya Covid-19.
twitter"AstraZeneca Covid-19, 10 vial box. For those who cannot see, manufacture date shown is 2018.07.15 (July 25, 2018)." tulis pengunggah informasi, disertakan foto bungkus vaksin berwarna hijau.
Penelusuran
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang mengembangkan vaksin flu pertama? Para ilmuwan mulai mengisolasi virus flu pada tahun 1930-an, dan pada tahun 1940-an, Angkatan Darat AS membantu mensponsori pengembangan vaksin untuk melawan virus tersebut.AS menyetujui vaksin flu pertama untuk penggunaan militer pada tahun 1945 dan untuk penggunaan sipil pada tahun 1946.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang pertama kali berhasil buat vaksin polio? Tanggal ini dipilih sebagai penghormatan kepada Dr. Jonas Salk, ilmuwan yang pertama kali berhasil mengembangkan vaksin polio yang efektif pada tahun 1955.
Cek fakta merdeka.com menelusuri informasi tersebut. Dipastikan informasi menyebut vaksin AstraZeneca dibuat tahun 2018 adalah hoaks.
Dalam artikel Reuter Fact Check berjudul "Fact Check-The Oxford/AstraZeneca COVID-19 vaccine was not created in 2018" pada 29 Juli 2021 dijelaskan kemasan yang beredar di media sosial berbeda dengan bungkus vaksin AstraZeneca yang asli.
Juru Bicara AstraZeneca membantah kabar itu. Dia menegaskan, tahun 2018 bahkan perusahaannya belum membuat vaksin AstraZeneca.
Dia menambahkan ada seseorang yang sengaja memanipulasi gambar. Sehingga foto itu sudah diedit secara total.
"Tanggal pada foto kemasan vaksin AstraZeneca berbeda warna dari font lainnya. Warna font di sini lebih variatif dan tidak ada pantulan cahaya," kata Dr Thorsten Beck, peneliti di Humboldt-Elsevier Advanced Data.
Dr Thorsten Beck menambahkan urutan nomor yang dicetak dalam foto itu sedikit miring dibandingkan dengan lipatan kemasan.
"Kedua bukti itu dapat diartikan sebagai kecurigaan awal terhadap manipulasi citra. Perbandingan font juga terlihat pada tanggal yang tertulis pada gambar (perbandingan '1' pada 2018 dan '10 botol multidosis'). Namun, kualitas gambar yang buruk membuat analisis menjadi sulit," kata dia.
"Penyelidikan ke produsen mengungkapkan bahwa kemasan mencantumkan informasi tanggal kedaluwarsa (ditandai sebagai 'EXP'), bukan tanggal produksi. Oleh karena itu, informasi tanggal pada kemasan, yang dapat dilihat pada gambar, kemungkinan besar dapat dianggap palsu," tambahnya.
Seperti diketahui, Vaksin Oxford/AstraZeneca menerima persetujuan pertama dari Badan Pengatur Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) pada Desember 2020.
Kesimpulan
Informasi menampilkan kemasan disebut pembungkus vaksin AstraZeneca sudah dibuat sejak tahun 2018 adalah hoaks. Jubir AztraZeneca menyebut pada 2018, belum ada pembuatan vaksin. Kemudian tulisan tanggal dalam kemasan yang beredar di media sosial, diduga hasil edit foto.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPengumuman penerima penghargaan Nobel adalah salah satu yang dinantikan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca Selengkapnya