CEK FAKTA: Hoaks Vaksin Booster Covid-19 Menyebabkan HIV
Merdeka.com - Beredar unggahan di media sosial yang menampilkan narasi diklaim pendapat ahli virologi. Sosok itu disebut sebagai pemenang Nobel bidang Kedokteran dan Fisiologi 2008, Dr Luc Montagnier. Narasi yang disampaikan menyarankan orang yang vaksin dosis ke3 atau booster Covid-19 agar segera melakukan test HIV. Narasi juga menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 mengandung spike protein yang menyebabkan HIV.
"Penting untuk kalian ketahui, bhwa peraih nobel bidang bidang virologi Dr. Luc Montgaire bepesan: “bagi anda yang telah menyelesaikan vaksin dosis ke 3 segera lakukan test HIV”. dari hasil study laboratorium, bhw vaksin covid megandung spike protein yg menyebabkan HIV," narasinya.
Penelusuran
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
-
Kenapa laki-laki yang berhubungan seks berisiko menerima vaksin? 'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Siapa yang disarankan untuk mendapatkan vaksin HPV? Vaksinasi dengan HPV disarankan terutama untuk perempuan. Selain itu, vaksin ini juga direkomendasikan untuk wanita hingga usia 26 tahun. Kemudian pria hingga usia 21 tahun yang belum mendapat vaksinasi sebelumnya.
-
Siapa yang menyuntikkan vaksin HIV ke dirinya sendiri? Ahli virologi asal India, Pradeep Seth, pernah melakukan eksperimen ekstrim terhadap dirinya sendiri di tahun 2003. Dia menyuntikkan vaksin HIV yang dikembangkannya pada dirinya sendiri. Untungnya, dia keluar dalam keadaan baik-baik saja.
Berdasarkan penelusuran, terkait ahli virus Prancis Dr Luc Montagnier menyarankan orang yang telah menerima dosis ketiga vaksin Covid-19 harus diuji HIV adalah salah. Dilansir dari Reuters, tidak ada kemungkinan bahwa vaksin Covid-19 yang digunakan dapat menyebabkan HIV, AIDS.
“Tidak ada mekanisme yang masuk akal di mana vaksin Covid-19 (atau memang, vaksin apa pun) dapat menyebabkan HIV atau AIDS,” kata Dr Bnar Talabani MBE, dokter dan peneliti yang berbasis di Cardiff.
Dr Talabani menambahkan tidak ada bukti untuk mendukung klaim tersebut. Vaksin telah terbukti aman dalam hampir 10 miliar dosis yang diberikan di seluruh dunia, hingga saat ini.
“Vaksin, termasuk vaksin Covid-19 tidak dapat menyebabkan AIDS/HIV atau membuat kita lebih rentan tertular virus ini atau virus lainnya.”
Amesh Adalja, sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins juga mengatakan tidak ada vaksin Covid-19 atau dosis booster yang tersedia secara komersial yang mengandung komponen HIV.
"Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial menghasilkan reaktivitas silang dengan tes HIV sehingga tidak ada dasar untuk berpikir bahwa vaksinasi Covid-19 atau vaksinasi booster menginduksi tes HIV positif palsu.” kaata Adalja menambahkan.
Kesimpulan
Klaim ahli virus Prancis Dr Luc Montagnier menyarankan orang yang telah menerima dosis ketiga vaksin Covid-19 harus diuji HIV adalah salah. Faktanya vaksin, termasuk vaksin Covid-19 tidak dapat menyebabkan AIDS/HIV.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.reuters.com/article/factcheck-boosters-hiv-idUSL1N2UM1Q0https://covid19.go.id/artikel/2022/02/28/salah-anjuran-ahli-virologi-agar-penerima-vaksin-dosis-ketiga-tes-hiv-karena-vaksin-covid-menyebabkan-hiv (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaMunculnya kasus Mpox bukan disebabkan oleh adanya vaksinasi Covid-19 seperti sejumlah hoax yang beredar.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBenarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca Selengkapnya