CEK FAKTA: Hoaks Vaksin Sinovac Dibuat Sebelum Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Informasi vaksin Covid-19 dibuat sebelum adanya Covid-19 beredar di media sosial. Informasi itu menyebutkan bahwa vaksin Sinovac memiliki masa kedaluwarsa 2 tahun, atau telah dibuat sejak 25 Maret 2019.
FacebookInformasi itu juga menyertakan tangkapan layar berita berjudul "Vaksin Sinovac Disebut Kedaluwarsa pada 25 Maret 2021, Begini Penjelasan Kemenkes".
Penelusuran
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Kenapa informasi ini hoax? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks. Pada tanggal 28 Agustus 2024, Gibran terlihat mendampingi pasangan bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maemoen mendaftar ke KPU Jawa Tengah, Rabu (28/8). Kemudian tidak juga ditemukan berita dari media nasional yang memberitakan soal penangkapan Gibran karena pakai narkoba.
-
Kapan vaksin cacar api diberikan? Zostavax diberikan dalam satu dosis tunggal melalui suntikan dan direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 60 tahun ke atas.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah hoaks. Dalam artikel merdeka.com berjudul "Vaksin Sinovac Batch 1 Kedaluwarsa pada 25 Maret 2021" pada 14 Maret 2021, dijelaskan tentang masa kedaluwarsa Vaksin Sinovac.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran, Kusnandi Rusmil mengatakan vaksin Covid-19 Sinovac hampir memasuki masa kedaluwarsa. Sebab, vaksin produksi China itu sudah berjalan hampir dua tahun.
Kusnandi menjelaskan, pada umumnya, vaksin yang dikembangkan dengan model inaktif atau virus dimatikan hanya berlaku selama dua tahun. Vaksin Sinovac sendiri menggunakan model inaktif.
"Vaksin ini sudah dibikin mungkin sudah hampir dua tahun, karena kita dapatnya yang sekarang ini kan kiriman dari Wuhan (China). Jadi kalau bisa yang sekarang ini dipakai dulu secepat-cepatnya karena sudah hampir dua tahun," ujarnya dalam diskusi virtual, Sabtu (13/3).
Menurut Kusnandi vaksin Sinovac yang hampir memasuki masa kedaluwarsa merupakan batch 1. Sementara untuk batch 2 akan berlaku hingga dua tahun mendatang.
"Nah yang baru (batch 2) mau dibikin oleh Bio Farma kan baru diupgrade isinya. Jadi yang baru ini tambah dua tahun lagi," ucap dia.
Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma, Bambang Heriyanto mengatakan vaksin Sinovac batch 1 akan kedaluwarsa pada 25 Maret 2021. Namun, vaksin Covid-19 batch 1 sudah didistribusikan ke berbagai daerah untuk segera digunakan dalam proses vaksinasi.
"Vaksin sudah didistribusikan. Tentu (vaksin yang sudah didistribusikan) tidak disimpan saja sampai kedaluwarsa, tetapi dipakai," kata dia.
Kemudian dalam artikel dream.co.id berjudul "China Mulai Uji Klinis Vaksin Virus Corona" pada 19 Maret 2021, dijelaskan bahwa pembuatan vaksin dilakukan di China sejak 26 Januari 2020.
Wabah virus corona baru yang kemudian disebut dengan Covid-19 telah membuat panik warga masyarakat di seluruh dunia.
Berbagai institusi kesehatan di seluruh dunia berlomba untuk menemukan vaksin bagi Covid-19 yang merenggut lebih dari 8 ribu jiwa.
Namun ada kabar bagus dari China yang diharapkan bisa menjadi solusi dalam menangkal Covid-19 dalam waktu dekat.
Administrasi Produk Medis Nasional China dilaporkan telah menyetujui pengujian pertama vaksin Covid-19, yang dikembangkan oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer di Wuhan.
Menurut pakar senjata biologis Akademi Ilmu Kedokteran Militer, Chen Wei, vaksin yang dikembangkan pusat penyebaran virus corona ini akan menjadi senjata ampuh untuk mengakhiri Covid-19.
"Vaksin ini adalah salah satu senjata biologis berteknologi yang paling kuat untuk mengakhiri epidemi virus corona baru," kata Chen Wei yang juga ketua tim peneliti di akademi militer tersebut.
Sejak tiba pada 26 Januari di Wuhan, para peneliti yang dipimpin Chen Wei berlomba dengan waktu untuk menemukan vaksin dari virus mematikan itu.
Wei Chen menambahkan dia dan timnya telah bersiap untuk memproduksi vaksin Covid-19 dalam skala besar.
"Sesuai dengan standar internasional dan hukum nasional, kami telah membuat persiapan awal untuk menjalankan prosedur keselamatan, efektivitas, kualitas, dan produksi massal (dari vaksin)," ujar Wei Chen.
Kesimpulan
Informasi masa kadaluwarsa vaksin Sinovac hanya 2 tahun dan dibuat pada 2019, atau sebelum pandemi adalah hoaks. Masa kedaluwarsa sinovac adalah Maret 2021. Pembuatan vaksin juga dilakukan pada Januari 2020, atau saat pandemi Covid-19 menyebar ke sejumlah negara di dunia.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca Selengkapnya