Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: Hoaks Vaksin Sinovac Dibuat untuk Ayam, Bukan Manusia

CEK FAKTA: Hoaks Vaksin Sinovac Dibuat untuk Ayam, Bukan Manusia Vaksin Sinovac Disimpan di Bio Farma Bandung. ©2020 Sekretariat Presiden

Merdeka.com - Informasi kode barcode vaksin ditukar farmasi senagai vaksin plasebo beredar di media sosial. Informasi itu juga menyebutkan bahwa vaksin sinovac diperuntukkan untuk ayam. Kemudian, ayam-ayam yang disuntik vaksin Sinovac akan mati setelah 2 pekan.

hoaks vaksin sinovac untuk ayamtempo.co

"Kode barcode vaksin aslin di tukar oleh Farmasi sbg Vaksin Plasebo utk menipu KIPI.

Oleh KIPI..Akan di bantah bhw kemtian bukan akibat Vaksin.

Orang lain juga bertanya?

Bukankah Indonesia di jadikan kelinci percobaan Vaksin Sinovac?Makanya belum setahunVaksin sudah di temukan.

Vaksin yg sebenarnya di peruntukkan untuk ayam.

Soalnya dr.Dirga Lambe mengatakan bhw Virus hewan bisa bermutasi kepada manusia.

dan juru Vaksin-dr Nadia Tarmizi adalah Ahli penyakit menular pada hewan.

Vaksin sudah terlanjur di suntikkan dan WHO akhirnya melaporkan bhw Tidak di temukan bukti sumber penularan Hewan di Wuhan.

Kata dokter2 Hewan:Ayam2 yg di suntikan Vaksin Sinovac ini banyak yg mati setelah 2 Minggu."

Penelusuran

Menurut penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah hoaks. Dalam artikel tempo.co berjudul "Keliru, Klaim Vaksin Sinovac Sebenarnya Ditujukan bagi Ayam dan Barcode Aslinya Ditukar" pada 12 Maret 2021, dijelaskan bahwa vaksin Sinovac bukan untuk hewan, melainkan untuk manusia.

Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, klaim-klaim dalam unggahan tersebut tidak didukung dengan data-data yang akurat. Untuk memeriksa klaim tersebut, Tempo mewawancarai Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari pada 12 Maret 2021 dan menelusuri berbagai literatur terkait.

Berikut ini pemeriksaan fakta atas klaim-klaim tersebut:

Klaim 1: Barcode vaksin asli ditukar sebagai vaksin plasebo untuk menipu KIPI

Fakta:

Hindra menjelaskan bahwa barcode vaksin melalui satu sistem yang sama sejak selesai diproduksi di Cina hingga disuntikkan kepada penerima vaksin. Sistem satu pintu ini diterapkan untuk memudahkan pelacakan dan distribusi serta mencegah pemalsuan terhadap sebuah vaksin. "Tidak sesederhana itu (untuk menukar kode vaksin Sinovac)," kata Hindra.

Beberapa orang penerima vaksin Covid-19 memang mengalami KIPI. Dikutip dari Tempo, jumlah KIPI hanya sebanyak lima kasus per 10 ribu suntikan. Itu pun hanya berupa gejala yang ringan, seperti mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, atau jantung berdebar.

Klaim 2: Indonesia menjadi kelinci percobaan vaksin Sinovac

Fakta:

Indonesia bukan satu-satunya pengguna vaksin Sinovac. Dikutip dari Kompas.com, tiga negara lainnya yang menggunakan vaksin Sinovac adalah Chili, Brazil, dan Turki.

Produksi vaksin sendiri membutuhkan proses yang panjang. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan ada enam tahap yang biasanya diperlukan dalam pengembangan vaksin , yakni eksplorasi, pra-klinis, pengembangan klinis, tinjauan peraturan dan persetujuan, produksi, dan kontrol kualitas.

Sebelum diujicobakan ke luar Cina, vaksin Sinovac telah terlebih dahulu menjalani uji coba fase I dan fase II yang melibatkan sejumlah warga Cina. Sinovac memulai pengembangan kandidat vaksin dari virus yang tidak aktif, yang disebut CoronaVac tersebut, pada 28 Januari 2020.

Pada 13 April 2020, Administrasi Produk Medis Nasional Cina (NMPA) memberikan persetujuan untuk uji klinis fase I dan fase II di Cina, yang dimulai pada 16 April di Provinsi Jiangsu. Uji klinis fase I dan fase II itu melibatkan orang dewasa yang sehat dan berusia 18-59 tahun. Mereka diberi vaksin selama 14 hari.

Klaim 3: Vaksin yang sebenarnya diperuntukkan bagi ayam. Ayam banyak yang mati setelah disuntik vaksin Sinovac.

Fakta:

Menurut Hindra, vaksin Sinovac ditujukan bagi manusia, sesuai tahap uji klinis yang dilakukan terhadap manusia meskipun, sebelum uji klinis tersebut, dilakukan uji coba terhadap binatang. Untuk vaksin Sinovac, pengujian telah dilakukan terhadap tikus. Tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac. Demikian juga, tidak ada publikasi yang menyebutkan bahwa ayam-ayam mati setelah divaksin Sinovac.

Kesimpulan

Informasi vaksin Sinovac dibuat untuk ayam adalah hoaks. Vaksin Sinovac dibuat untuk manusia. Dalam tahapan uji coba, vaksin Sinovac menggunakan pengujian terhadap tikus, bukan ayam.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Tidak Benar Sayap dan Leher Ayam Broiler Disuntik Hormon Penyebab Kanker
CEK FAKTA: Tidak Benar Sayap dan Leher Ayam Broiler Disuntik Hormon Penyebab Kanker

Beredar video yang mengklaim larangan konsumsi sayap dan leher ayam pedaging karena sudah disuntik hormon.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Heboh Ikan Mati di Tuban, Gara-Gara Terkontaminasi Limbah Nuklir?
CEK FAKTA: Heboh Ikan Mati di Tuban, Gara-Gara Terkontaminasi Limbah Nuklir?

Nelayan penangkap ikan, Sutrisno, menceritakan kronologi saat proses penangkapan ikan tersebut.

Baca Selengkapnya
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya

situasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.

Baca Selengkapnya
Bukan Diracun, Ternyata Ini Penyebab Kucing Mati Massal di Sunter
Bukan Diracun, Ternyata Ini Penyebab Kucing Mati Massal di Sunter

Beredar kabar puluhan kucing tersebut mati diracun.

Baca Selengkapnya
Kasus Bayi Meninggal Usai Imunisasi
Kasus Bayi Meninggal Usai Imunisasi

Petugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Viral Vaksin HPV Bikin Mandul, Ini Penjelasan Kemenkes
Viral Vaksin HPV Bikin Mandul, Ini Penjelasan Kemenkes

Viral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Protes Peternakan Ayam Kandang Baterai, Aktivis AFFA:
FOTO: Protes Peternakan Ayam Kandang Baterai, Aktivis AFFA: "Jangan Biarkan Ayam Menderita Selama 12 Tahun'"

Aktivis Act For Farmed Animals (AFFA) mendesak percepatan transisi menghentikan penjualan telur dari peternakan ayam kandang baterai.

Baca Selengkapnya
Ogah Disuntik Vaksin Rabies Usai Digigit Anjing, Bocah 6 Tahun di Empat Lawang Meninggal
Ogah Disuntik Vaksin Rabies Usai Digigit Anjing, Bocah 6 Tahun di Empat Lawang Meninggal

Keluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Benarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!
Benarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!

Benarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!

Baca Selengkapnya
Kementan Gerak Cepat Tangani Penyakit Antraks di Gunungkidul
Kementan Gerak Cepat Tangani Penyakit Antraks di Gunungkidul

Upaya yang dilakukan Kementan dengan mitigasi dan isolasi wilayah, serta menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi untuk investigasi.

Baca Selengkapnya