CEK FAKTA: Hoaks, Varian Delta Muncul Disebabkan Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Beredar informasi mengklaim kemunculan varian Delta disebabkan oleh vaksin Covid-19. Bukan dikarenakan virus.
Informasi yang sama turut menyarankan masyarakat untuk tidak vaksin karena berbahaya dan dapat menularkan virus corona varian Delta atau penyakit lain kepada orang yang tidak divaksinasi.
KominfoPenelusuran
-
Bagaimana vaksin DBD bekerja? Vaksin DBD bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus dengue, sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi lebih lanjut.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Bagaimana vaksin polio bekerja? Vaksin polio bekerja dengan merangsang produksi antibodi dalam tubuh, yang kemudian melawan virus polio jika terjadi infeksi. Dalam proses ini, vaksin melibatkan pemberian poliovirus yang sudah dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh.
Hasil penelusuran merdeka.com mengutip situs Kominfo, informasi tersebut tidak benar alias hoaks. Faktanya vaksin Covid-19 tidak mengandung virus hidup, justru vaksin diberikan untuk membentuk antibodi atau kekebalan terhadap virus, termasuk terhadap varian Delta.
Hal ini juga disampaikan oleh Spesialis penyakit menular dan peneliti vaksin di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Amerika Serikat, Dr Matthew Laurens mengatakan, bahwa tidak ada vaksin Covid-19 dengan izin penggunaan darurat di mana pun mengandung virus SARS-CoV-2 yang hidup dan dapat menulari orang lain, penularan terjadi karena virus corona masuk ke dalam tubuh seseorang lewat.
Dilansir dari merdeka.com, virus corona varian Delta pertama kali diidentifikasi di India, Delta adalah salah satu dari beberapa "varian yang menjadi perhatian," atau masuk golongan “varian of concern” seperti yang ditetapkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan WHO. Varian ini menyebar dengan cepat melalui India dan Inggris.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian Delta virus corona kini sudah menyebar ke 85 negara dan menjadi perhatian serius. Varian ini diketahui lebih mudah menular dan bisa mengurangi efektivitas vaksin. Varian delta menjadi penyebab melonjaknya lagi kasus Covid-19 di sejumlah negara yang tadinya sudah mengalami penurunan kasus.
Beberapa vaksin mengklaim mampu melawan varian Delta, di antaranya; Vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V diklaim 90 persen efektif melawan virus corona varian Delta yang sangat menular. Hal ini disampaikan pengembang vaksin Sputnik V, Gamaleya Institute pada Selasa.
Vaksin Sputnik V, yang secara aktifi dipasarkan Rusia di luar negeri, sebelumnya ditemukan oleh para peneliti hampir 92 persen efektif melawan varian asli virus corona penyebab Covid-19.
Wakil Direktur Gamaleya Institute Moskow, Denis Logunov, menyampaikan tingkat kemanjuran vaksin ini melawan varian Delta dihitung berdasarkan rekam medis digital dan vaksin, seperti dilaporkan kantor berita RIA, dikutip dari Reuters, Rabu (30/6).
Dilansir dari Liputan6.com Ada juga vaksin Johnson & Johnson mengumumkan bahwa vaksin buatan mereka ampuh melawan varian Delta yang menular. Selain itu, data menunjukan vaksin mereka bisa bertahan hingga delapan bulan.
"Studi-studi yang diumumkan hari ini memperkuat kemampuan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson untuk menolong membantu melindungi kesehatan masyarakat secara global," ujar Paul Stoffels, ice Chairman of the Executive Committee and Chief Scientific Officer di Johnson & Johnson dalam pernyataan resmi perusahaan, Kamis (1/7).
Hasil studi ENSEMBLE Fase 3 ini diserahkan kepada server open-access bioRxiv untuk ilmu biologi. Pada studi ENSEMBLE, satu dosis vaksin Johnson & Johnson ampuh 85 persen mencegah perawatan di rumah sakit dan kematian.
Stoffels juga berkata studi ini menambah data klinis yang mendukung kemampuan vaksin J&J dalam melawan berbagai variant of concern dari COVID-19.
Studi J&J juga menunjukan bahwa vaksin mereka juga punya keampuhan tinggi terhadap varian COVID-19 lainnya seperti Beta (B.1.351) di Afrika Selatan, serta varian Gamma (P.1), Alpha (B.1.1.7), Epsilon (B.1.429), dan Kappa (B.1.617.1)
Kesimpulan
Klaim kemunculan Covid-19 varian Delta disebabkan vaksin Covid-19 adalah tidak benar. Faktanya vaksin diberikan untuk membentuk antibodi terhadap virus, termasuk terhadap varian Delta.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.kominfo.go.id/content/detail/35407/hoaks-corona-varian-delta-disebabkan-oleh-vaksin-covid-19/0/laporan_isu_hoakshttps://kumparan.com/kumparannews/hoaxbuster-klaim-corona-varian-delta-disebabkan-oleh-vaksin-covid-19-1w2iscfOf09/fullhttps://www.merdeka.com/dunia/vaksin-covid-19-sputnik-v-buatan-rusia-diklaim-90-persen-efektif-lawan-varian-delta.htmlhttps://www.liputan6.com/global/read/4596958/studi-vaksin-johnson-amp-johnson-ampuh-lawan-varian-delta-covid-19 (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini berembus kabar bahwa nyamuk Bill Gates atau Wolbachia yang akan disebarkan di Indonesia dapat membentuk genetik LGBT.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaHepatitis adalah salah satu penyakit yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat, tapi sayangnya, masih banyak kesalahpahaman & mitos yang berkembang tentang ini.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca Selengkapnya