CEK FAKTA: Hoaks Wajah Memerah karena Efek Vaksin
Merdeka.com - Beredar tangkapan layar artikel menyebutkan wajah memerah karena efek vaksin. Dalam potongan artikel itu, tertulis efek vaksin akan hilang setelah 3 sampai 5 tahun mendatang.
Facebook"Anti-vaxxers have nicknamed me ‘beetroot chops’ but doctors have assured me that it just shows the vaccine is working well and said my face will return to normal in 3-5 years"
Berikut terjemahannya:
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Kapan perubahan pada kulit terlihat setelah memakai masker? Namun, secara umum, perubahan biasanya mulai tampak setelah beberapa minggu jika produk digunakan secara teratur.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Kapan memar akibat obat-obatan akan hilang? Sedangkan memar akibat obat-obatan, umumnya juga dapat menghilang sendiri setelah pengobatan selesai.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
"Anti-vaksin telah menjuluki saya 'beetroot chops' tetapi dokter meyakinkan saya efek vaksin sudah bekerja dengan baik dan mengatakan bahwa wajah saya akan kembali normal dalam 3-5 tahun"
Penelusuran
Cek fakta merdeka.com menelusuri informasi tersebut. Hasilnya, informasi tersebut adalah hoaks.
Dalam artikel Reuters Fact Check berjudul "Fact Check-Purported ITV article about an individual with a bright red face following a vaccine is fabricated" pada 13 September 2021, dijelaskan bahwa artikel tersebut tidak pernah tayang.
Juru bicara ITV menegaskan bahwa tangkapan layar itu palsu.
"Kami mengetahui artikel hoaks yang saat ini beredar di media sosial sebagai berita situs web ITV News. ITV News menganggap serius penyediaan berita berkualitas tinggi yang akurat, dan karena itu kami sedang menyelidiki sumber berita hoaks ini."
Gambar yang muncul berbarengan dengan artikel tersebut, bukan berasal dari tahun 2021. Gambar itu diterbitkan di sebuah blog oleh badan amal 'Arts Together' pada tahun 2013.
Kemudian, tidak ada informasi maupun penelitian resmi terkait wajah memerah karena efek vaksin.
Kesimpulan
Informasi potongan artikel menyebutkan wajah memerah karena efek vaksin adalah hoaks. Artikel tersebut merupakan suntingan dan tidak pernah tayang. Kemudian, tidak ada penelitian resmi terkait wajah memerah karena efek vaksin.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaPasien dijadwalkan menjalani kontrol kembali di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada bulan depan.
Baca Selengkapnya