Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: Ini Bukan Tulisan Najwa Shihab Tentang Rapid Tes dan PCR Covid-19

CEK FAKTA: Ini Bukan Tulisan Najwa Shihab Tentang Rapid Tes dan PCR Covid-19 Najwa Shihab. Instagram/@najwashihab ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Beredar tulisan yang diklaim berasal dari Najwa Shihab di aplikasi pesan WhatsApp. Pesan tersebut berisi tentang rapid tes dan PCR Covid-19.

Dalam informasi tersebut meragukan efektivitas rapid test yang selama ini diandalkan untuk mendeteksi pasien positif Covid-19.

Berikut narasinya:

Orang lain juga bertanya?

PENTING DIBACA DAN DIPAHAMI UNTUK DIKETAHUI.‼️

NAJWA SIHAB KOMEN

KITA BUKAN BODOH, TAPI memang DIBODOHKAN..KITA tidak miskin, TAPI DIMISKINKAN OLEH SEBUAH SISTEM Oligarki..

Rapid tes itu cek darah, sedangkan covid-19 tidak masuk ke dalam DARAH

Rapid tes cuma cek antibodi reaktif / muncul atau non reaktif bukan cek VIRUS.

Orang FLU kalo ikut rapid tes hasilnya pasti POSITIF karena antibodinya reaktif muncul.

Jadi hasil rapid tes POSITIF belum tentu kena CORONA Itu hanya menunjukkan ANTIBODINYA reaktif/muncul.

PCR tes pun hanya menunjukkan/mengindikasi keberadaan adanya VIRUS tapi gak bisa mejunjukan itu virus apa dan juga gak bisa Membedakan antara virus hidup dan virus mati akibat sudah di bunuh sama antibodi kita.Tes PCR akan memberikan petunjuk hasil positif jika ada virus tapi tidak bisa nengidentifijasi virus jenis apa dan virus hidup atau virus mati.

Selama ini tidak ada yang meninggal disebabkan murni karena Virus Corona.

Jadi kemungkinan yang kata media bertambah banyak yang kena corona / covid 19, diliat dari hasil rapid tes itu belum tentu kena covid-19, Sekali lagi rapid tes cuma mendeteksi antibodi seseorang muncul / reaktif apa tidak, Sedangkan orang flu aja antibodinya pasti muncul /reaktif jika dikakukan rapid tes dengan hasilnya pasti akan positif.

Jadi waspada boleh, Takut juga boleh, Tapi tidak perlu berlebihan sampai ketakutan akut / depresi, Sebab itu akan mempengaruhi imun kita menurun dratis / drop.

Contoh kasus, seseorang panik ketakutan kena corona otomatis jantungnya berdebar kencang mengakibatkan sesak nafas dan besok meninggal.

Contoh kasus ketiga seseorang dengan aktifitas tinggi bekerja terlalu keras lupa istirahat badannya kelelahan jadi lemah, sress dari tes medis meninggalnya bukan karena virus corona tapi karena masuk virus lainya disebabkan imun turun karena kelelahan dan stress berat.

Semoga kita semua semakin paham tentang issue Covid-19 ini. Dan Mindset / Pola Pikirnya berubah menjadi tenang dan selalu positif menghadapi segala situasi dan kondisi yang tidak menentu saat ini.

#tetaptenang#tetapsemangat#tetapenjoy#janganpanik#janganemosi#jangansusah

Blokir semua postingan postingan gambar/berita yang negatif dan menakutkan ttg Covid, SEGERA HAPUS! Selalu berpikiran POSITIF, selalu BERSYUKUR, perbanyak DO'A.. Semoga kita semua senantiasa diberikan keselamatan didunia dan diakhirat, Aamiin.

sumber Najwa Shihab

Penelusuran

Hasil penelusuran merdeka.com, informasi tersebut telah dibantah oleh Najwa Shihab melalui akun resmi Instagramnya @najwashihab. Dalam storynya, Najwa mengunggah keterangan berupa tangkapan layar tentang tantang tulisan yang identik dengan klaim.

Ia menegaskan, dirinya tidak pernah membuat tulisan seperti pada unggahan yang beredar.

ini bukan tulisan najwa shihab tentang rapid tes dan pcr covid 19Instagram @najwashihab

"INFO INI MASUH TERUS BEREDAR LUAS DI BERBAGAI WA GRUP. SEKALI LAGI, INI BUKAN TULISAN SAYA. HARAP SELALY HATI2 MENERIMA TERUSAN INFORMASI," tulis Najwa di IG stornya.

ini bukan tulisan najwa shihab tentang rapid tes dan pcr covid 19Instagram @najwashihab

"BUKAN TULISAN SAYA. COVID ITU NYATA. SELALU JAGA DIRI ANDA DAN KELUARGA. BERFIKIR POSITIF DAN BERDOA SEPERTI HALNYA TUHAN MENGINGINKAN KITA UTK BERUSAHA DAN MENGGUNAKAN SEGENAP DAYA."

Sementara itu, dilansir dari Liputan6.com, dr RA Adaninggar, SpPD menjelaskan tidak benar kalau covid-19 tidak masuk ke darah.

Beberapa bukti jurnal sudah dipublikasikan kalau covid-19 masuk ke darah kita," ujar dr Adaninggar, Selasa (29/12/2020).

Terkait rapid test antibodi reaktif dianggap ada virus atau bakteri dan dianggap positif juga merupakan misinformasi.

"Rapid test antibodi memang memeriksa antibodi yang terbentuk di dalam tubuh manusia sebagai wujud respons tubuh terhadap infeksi. Antibodi yang terbentuk bersifat sangat spesifik tergantung infeksi kuman yang menyerang."

"Alat rapid test yang dibuat juga bersifat spesifik artinya hanya bisa mengikat antibodi yang spesifik terhadap SARS CoV2. Hasil reaktif palsu memang bisa terjadi pada infeksi virus yang strukturnya mirip dengan SARS CoV2 jadi antibodinya bisa salah mengenali. Tapi kejadian ini sangat jarang tergantung akurasi alat juga," ujar dr Ning menjelaskan.

"Hasil reaktif antibodi tidak pernah dianggap positif. Ini adalah suatu misinterpretasi di masyarakat akibat kurang pengetahuan yang akhirnya mengakibatkan stigma."

Untuk klaim yang menyebut orang flu kalau dirapid test akan positif, dr Adaninggar menjelaskan hal itu tidak selalu.

Ia menyebut virus yang bisa menyebabkan hasil reaktif palsu pada pemeriksaan antibodi covid adalah infeksi oleh virus corona jenis lain dan virus dengue. Sehingga jika flunya disebabkan coronavirus jenis lain maka terdeteksi.

Sedangkan jika penyebab flu adalah virus influenza atau bakteri maka tidak akan bereaksi silang dengan antibodi covid karena struktur virus dan bakteri sangat berbeda.

Ia juga membantah klaim yang menyebut PCR hanya bisa mendeteksi ada tidaknya virus tapi tidak bisa membedakan virus apa.

"PCR betul bisa mendeteksi materi genetik virus tapi tidak bisa melihat apakah virus masih aktif atau tidak. Namun PCR didesain dengan sangat spesifik. Pemeriksaannya menggunakan reagen cetakan primer gen dari virus/bakteri yang akan diperiksa."

"Jadi bila akan memeriksa virus SARS CoV2 ya yang digunakan adalah cetakan gen SARS CoV, demikian juga kalau mau memeriksa TBC/virus yang lain, digunakan cetakan gen masing-masing. Jadi sangat spesifik. Bila hasil positif, ya 99-100 persen memang didapatkan gen SARS CoV2 sesuai primer gen yang dipakai," ujarnya.

Terkait klaim yang menyebut tidak ada yang meninggal dunia murni karena covid-19 adalah tidak benar. Dalam penelitian otopsi di luar negeri banyak bukti bahwa seseorang meninggal dunia murni karena covid-19, hal ini bisa dilihat pada tanda-tanda khas yang tidak ditemukan pada infeksi lain.

Kesimpulan

Tulisan yang diklaim berasal dari Najwa Shihab yang meragukan efektivitas rapid test untuk mendeteksi pasien positif Covid-19 adalah tidak benar. Najwa Shihab telah membantah bahwa tulisan itu bukan darinya. Masyarakat diminta untuk lebih hati-hati menerima informasi.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Referensi

https://www.instagram.com/stories/najwashihab/2605649746253870902/https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4444613/cek-fakta-viral-postingan-berisi-klaim-terkait-covid-19-simak-fakta-sesungguhnya?source=search (mdk/lia)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
CEK FAKTA: Hoaks Video Raffi Ahmad dan Najwa Shihab Promosi Judi Online
CEK FAKTA: Hoaks Video Raffi Ahmad dan Najwa Shihab Promosi Judi Online

Beredar video mengklaim Raffi Ahmad dan Najwa Shihab promosikan judi online, simak penelusurannya

Baca Selengkapnya
Viral Video Luhut Marah ke Najwa Shihab karena Dukung Demo RUU Pilkada 2024, Cek Faktanya
Viral Video Luhut Marah ke Najwa Shihab karena Dukung Demo RUU Pilkada 2024, Cek Faktanya

Benarkah Luhut Marah-marah ke Najwa karena dukung demo RUU Pilkada? Simak penelusurannya

Baca Selengkapnya
Viral MUI Keluarkan Fatwa Tentang Nasab Habaib, Cek Faktanya
Viral MUI Keluarkan Fatwa Tentang Nasab Habaib, Cek Faktanya

Masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan banyak hoaks yang beredar di media sosial

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Imbauan Pakai Masker Akibat Muncul Virus Amoeba
CEK FAKTA: Hoaks Imbauan Pakai Masker Akibat Muncul Virus Amoeba

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Viral Kemenkes Wajibkan Masyarakat Pakai Masker Mulai 15 Desember, Cek Faktanya
Viral Kemenkes Wajibkan Masyarakat Pakai Masker Mulai 15 Desember, Cek Faktanya

Beredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?

Baca Selengkapnya
Video Najwa Shihab Dukung Capres Prabowo Subianto? Cek Faktanya
Video Najwa Shihab Dukung Capres Prabowo Subianto? Cek Faktanya

Beredar video Najwa Shihab mendukung Capres Prabowo Subianto, simak penelusurannya

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Cover Majalah Tempo Bergambar Gibran tentang Jejak Fufufafa di Kaskus
CEK FAKTA: Hoaks Cover Majalah Tempo Bergambar Gibran tentang Jejak Fufufafa di Kaskus

Benarkah cover Majalah Tempo bergambar Gibran tentang jejak Fufufafa di Kaskus?

Baca Selengkapnya
Jadi Kandidat ‘Kapten’ Tim Pemenangan AMIN, Najwa Shihab: Saya Masyarakat Sipil yang Independen
Jadi Kandidat ‘Kapten’ Tim Pemenangan AMIN, Najwa Shihab: Saya Masyarakat Sipil yang Independen

Menurut Najwa, tugasnya justru mengawal proses Pemilu agar berkualitas. Bersama barisan masyarakat sipil yang menginginkan proses demokrasi berjalan baik.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Polisi Temukan Gudang Penyimpanan Ijazah Palsu Gibran
CEK FAKTA: Hoaks Polisi Temukan Gudang Penyimpanan Ijazah Palsu Gibran

Beredar klaim polisi menemukan gudang penyimpanan ijazah palsu milik Gibran

Baca Selengkapnya
Heboh Isu Pandemi 2.0 di Tahun Ini, Begini Penjelasan Kemenkes dan IDI
Heboh Isu Pandemi 2.0 di Tahun Ini, Begini Penjelasan Kemenkes dan IDI

Ahli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.

Baca Selengkapnya