CEK FAKTA: Penjelasan Foto Sertifikat Vaksin Tahun 1721 Masehi
Merdeka.com - Sebuah foto sertifikat vaksin dengan tulisan Arab beredar di media sosial. Pengunggah foto menyebut sertifikat vaksin dikeluarkan oleh Khalifah islamiyah Turki ustmani tahun 1721 M.
istimewaPenelusuran
Cek fakta merdeka.com menelusuri foto tersebut. Hasilnya, foto itu bukan sertifikat vaksin tahun 1721 M.
-
Siapa yang mengklaim foto tersebut sebagai dokumen sejarah? Dalam narasi yang diunggah di Facebook Kisah Ulama dan Sejarah Nusantara, foto itu diklaim merupakan dokumen bersejarah satu keluarga dengan leher terpanjang diambil pada tahun 1860.
-
Kenapa foto itu diklaim sebagai berita bohong? Dapat disimpulkan bahwa foto 6 muslimah Indonesia yang berpose bintang daud untuk menyuarakan dukungan pada Israel adalah berita bohong. Faktanya, foto yang tersebar merupakan gambar rekayasa kecerdasan buatan.
-
Mengapa klaim gambar hoax ini keliru? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang 'tak terelakkan' antara keduanya.
-
Siapa yang mengembangkan vaksin flu pertama? Para ilmuwan mulai mengisolasi virus flu pada tahun 1930-an, dan pada tahun 1940-an, Angkatan Darat AS membantu mensponsori pengembangan vaksin untuk melawan virus tersebut.AS menyetujui vaksin flu pertama untuk penggunaan militer pada tahun 1945 dan untuk penggunaan sipil pada tahun 1946.
-
Bagaimana foto itu dicek kebenarannya? Cek Fakta Merdeka.com menelusuri keaslian foto tersebut dengan Fake Image Detector untuk mencari tahu apakah foto tersebut merupakan hasil rekayasa teknologi kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI).
-
Apa yang diklaim gambar hoax tersebut? Gambar tersebut menampilkan Putin dan Joe Biden mengenakan setelan jas sedang fokus bermain catur. Sambil menundukkan kepala, kedua kepala negara itu melihat papan catur di atas meja. Terdapat keterangan 'Nuclear war is inevitable' dan ada tulisan The Economist di foto tersebut. Sehingga membuat Gambar itu seperti sampul majalah The Economist.
Dalam artikel kompas.com berjudul "[KLARIFIKASI] Surat Vaksin Tertua Dunia Era Turki Usmani Tahun 1721 M" pada 13 September 2021, dijelaskan bahwa foto tersebut bukan dikeluarkan tahun 1721M.
Guru Besar Filologi Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oman Fathurrahman menyebut, narasi itu ada benar dan tidaknya.
Menurut Oman, sertifikat tersebut tidak ditulis pada 1721 M seperti yang dinarasikan, tetapi sekitar awal abad 20.
Hal itu terlihat dari waktu vaksinasi yang ditulis di bagian kanan bawah.
"Secara sederhana, sudut kanan bawah sudah jelas ada tahunnya, tidak ada angka 1721, tapi 27 Agustus 1322 H," kata Oman dalam Ngaji Manuskrip Nusantara (Ngariksa) yang ditayangkan secara langsung di Twitter pada Jumat (10/9/2021).
Kompas.com sudah meminta izin untuk mengutip penjelasan dalam tayangan tersebut.
Jika dikonversi ke dalam tahun Masehi, sertifikat itu kemungkinan dikeluarkan pada 1904 atau 1905.
Menurut Oman, foto tersebut memang merupakan sertifikat vaksin di masa Turki Usmani. Namun, pihaknya belum bisa memastikan apakah sertifikat itu menjadi yang tertua di dunia.
"Ini sertifikat di masa Turki Usmani, Iya. Bahwa ini sertifikat vaksin, iya. Tapi untuk tertua atau tidak ya wallahu a'lam," jelas dia.
"Mungkin saja tertua kalau tidak ada yang lebih awal. Kalau misalnya ada sertifikat vaksin dari akhir abad 19, berarti ini tidak tertua," tambahnya.
Kesimpulan
Foto sertifikat vaksin yang diklaim tahun 1721M adalah tidak benar. Diketahui surat vaksin tersebut dikeluarkan tahun 1904 atau 1905.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaGedung heritage Bio Farma Bandung menyimpan perkembangan vaksin di Indonesia
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaBenarkah filter rokok mengandung darah babi? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBenarkah biksu berusia 300 tahun ditemukan di Malang? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca Selengkapnya