Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: Pernyataan Salah Aliansi Dokter Dunia Sebut Covid-19 Tidak Ada

CEK FAKTA: Pernyataan Salah Aliansi Dokter Dunia Sebut Covid-19 Tidak Ada Ilustrasi corona. ©2020 Merdeka.com/shutterstock

Merdeka.com - Sekelompok orang mengatasnamakan Aliansi Dokter Dunia viral di media sosial. Karena mengeluarkan pernyataan bahwa Covid-19 penuh dengan kebohongan.

Video berdurasi kurang lebih 8 menit ini menampilkan seorang dokter asal Jerman yeng menyatakan jika Covid-19 tidak benar.

"Kami adalah dokter, ilmuan dan aktivis perdamaian dan kami semua mengatakan peristiwa Covid-19 ini tidaklah benar. Dan kami memiliki tugas terutaman sebagai dokter untuk menyampaikan kebenaran," kata Heiko Schoning, yang mengaku seorang dokter medis dari Jerman.

Orang lain juga bertanya?

"Mendorong narasi bahwa virus corona Covid-19 jauh lebih jahat dan lebih bahaya daripada yang sebenarnya. Kenyataannya adalah tidak lebih jahat dari musim flu yang buruk." kata dokter lain dalam video tersebut.

Penelusuran

Penelusuran pernyataan Aliansi Dokter Dunia sebut Covid-19 tidak benar dan Covid-19 adalah flu biasa. Dilansir dari Factcheck.org, pada 21 Oktober 2020 berjudul "Doctors in Video Falsely Equate COVID-19 With a ‘Normal Flu Virus’".

Dijelaskan sebuah video yang diposting oleh sekelompok orang yang berbasis di Eropa bernama World Doctors Alliance mengklaim bahwa virus corona baru adalah virus flu biasa dan tidak ada pandemi Covid-19. Faktanya, Covid-19 lebih mematikan daripada flu musiman, dan beberapa negara Eropa sedang memerangi gelombang kedua kasus tersebut.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan, saat ini masih berada di tengah-tengah pandemi Covid-19, dengan peningkatan jumlah kasus dan rawat inap yang meningkat dan membebani kemampuan pusat medis di beberapa daerah untuk mengatasinya.

Adapun, beberapa pemerintah di negara Eropa telah memberlakukan lebih banyak pembatasan untuk melawan gelombang kasus lainnya.

Namun pada 10 Oktober, Heiko Schöning, seorang dokter Jerman dan kepala kelompok yang dikenal dengan akronim Jerman ACU2020 mengumumkan pembentukan organisasi bernama World Doctors Alliance untuk menantang kebenaran pandemi Covid-19. Dalam situs web aliansi tersebut mengklaim bahwa pandemi telah berakhir tepatnya sejak Juni 2020.

Video berdurasi 18 menit mengenai mengumumkan pembentukan grup telah diposting di situs ACU2020 ke Youtube. Namun telah dihapus oleh YouTube karena melanggar persyaratan layanannya. Tetapi, bagian dari video yang menampilkan dua dokter yang menantang ilmu pengetahuan di balik pandemi beredar di Facebook dengan pernyataan dan statistik yang salah.

Demi mempertahankan posisi kelompok tersebut, Elke De Klerk, seorang dokter umum Belanda mengatakan dalam video, "Kami tidak memiliki pandemi."

Ia juga menyebut covid-19 sebagai virus flu biasa. Klaim tersebut ditolak mentah-mentah oleh WHO, CDC, dan ahli lainnya.

De Klerk juga mengklaim penunjukkan pandemi didasarkan pada pengujian yang buruk yaitu dengan reaksi berantai polimerase atau PCR, uji molekuler yang menghasilkan positif palsu pada 89 hingga 94 persen kasus. Itu tidak benar.

Sementara angka positif palsu tetap menjadi area pemeriksaan lanjutan, studi pendahuluan menunjukkan angka positif palsu tes ini jauh lebih sedikit daripada klaim De Klerk.

Dalam sebuah artikel baru-baru yang dipublikasi medis Inggris The Lancet Respiratory Medicine, mengatakan taksiran angka positif Covid-19 di Inggris di kisaran 0,8 hingga 4 persen, sementara negatif palsu bisa mencapai 33 persen.

Adapun virus yang menyebabkan Covid-19, para ilmuwan secara universal setuju itu adalah virus korona baru, SARS-CoV-2, bukan jenis influenza.

Meskipun tingkat kematian karena covid-19 masih belum pasti, bukti menunjukkan bahwa kematian akibat covid-19 itu lebih tinggi daripada influenza musiman.

Di negara De Klerk sendiri, Belanda, ada lebih dari 6.800 kematian yang dikaitkan dengan covid-19 sepanjang tahun ini. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2.900 karena flu dan pneumonia pada 2018 dan 2019.

Di AS, Covid-19 juga telah menyebabkan lebih dari 220 ribu kematian dan membuat musim flu terburuk dalam dekade terakhir yang menewaskan sekitar 61 ribu orang pada 2017-2018.

Faktanya, Covid-19 sejauh ini telah membunuh lebih banyak orang di AS bila dibandingkan dengan gabungan (jumlah kasus dalam) lima musim flu terakhir, dan ratusan lainnya meninggal setiap hari.

Selain itu, sebuah studi CDC yang dirilis pada 20 Oktober menemukan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 di Administrasi Kesehatan Veteran memiliki risiko kematian lima kali lebih tinggi daripada pasien flu.

Lebih lanjut, berdasarkan pembicaraan lain dalam video yang beredar di Facebook adalah Dolores Cahill, seorang profesor di fakultas kedokteran di University College Dublin di Irlandia. Cahill yang juga telah menyangkal Covid-19. Dia mengklaim dalam video itu hanya ada 98 kematian di Irlandia karena virus corona covid-19 sejak April.

Tetapi menurut Kantor Pusat Statistik Irlandia, lebih dari 1.800 orang telah meninggal karena Covid-19 di negara itu.

Dan dengan kasus-kasus yang terus meningkat, pemerintah Irlandia mengumumkan pada 19 Oktober bahwa mereka memberlakukan pembatasan baru yang keras untuk memperlambat penyebaran Covid-19.

Langkah-langkah tersebut dilakukan hingga 1 Desember. Bisnis retail (non pokok), tukang cukur, penata rambut, dan salon harus menutup dan melarang pertemuan di rumah. Restoran dan pub juga akan dibatasi untuk layanan antar-jemput dan pengiriman.

Cahill pun mendapat kecaman dari kedua universitasnya, yang mengeluarkan pernyataan untuk mengundurkan diri dari panel medis Uni Eropa.

Kesimpulan

Klaim penyataan Aliansi Dokter Dunia sebut Covid-19 tidak benar dan Covid-19 adalah flu biasa adalah salah. Faktanya, Covid-19 lebih mematikan daripada flu musiman, dan beberapa negara Eropa sedang memerangi gelombang kedua kasus tersebut.

Menurut studi CDC AS yang dirilis pada 20 Oktober menemukan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 memiliki risiko kematian lima kali lebih tinggi daripada pasien flu.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Imbauan Pakai Masker Akibat Muncul Virus Amoeba
CEK FAKTA: Hoaks Imbauan Pakai Masker Akibat Muncul Virus Amoeba

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.

Baca Selengkapnya
Heboh Isu Pandemi 2.0 di Tahun Ini, Begini Penjelasan Kemenkes dan IDI
Heboh Isu Pandemi 2.0 di Tahun Ini, Begini Penjelasan Kemenkes dan IDI

Ahli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19

Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya

Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang

Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Viral Kemenkes Wajibkan Masyarakat Pakai Masker Mulai 15 Desember, Cek Faktanya
Viral Kemenkes Wajibkan Masyarakat Pakai Masker Mulai 15 Desember, Cek Faktanya

Beredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?

Baca Selengkapnya