CEK FAKTA: Tidak Benar 20.000 Warga Eropa Alami Kebutaan Setelah Divaksin
Merdeka.com - Informasi hampir 20.000 warga di Eropa alami kebutaan karena efek vaksin beredar di media sosial. Informasi itu mencantumkan artikel media dengan judul "Europe reports nearly 20.000 cases of eye disorders after vaccination against the CCP Virus"
istimewaPenelusuran
Cek fakta merdeka.com menelusuri informasi tersebut. Hasilnya, informasi tersebut adalah hoaks.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
Dalam artikel medcom.id berjudul "[Cek Fakta] Hampir 20 Ribu Laporan Kebutaan usai Vaksinasi di Eropa? Ini Faktanya" pada 18 Oktober 2021, dijelaskan bahwa tidak ada artikel resmi terkait informasi kebutaan setelah vaksinasi.
Setelah menelusuri judul artikel yang tercantum, tidak ditemukan artikel yang dimuat dalam situs TheBL pada 2 Mei 2021.
Kemudian menelusuri salinan artikel melalui pengarsipan oleh wayback machine. Artikel itu menjelaskan, bahwa 20.000 orang alami gangguan mata setelah mendapat vaksinasi dari obat yang tersedia di Eropa untuk memerangi Partai Komunis China (PKC) Virus.
"Sebuah database Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang dikelola oleh Pusat Pemantauan Uppsala di Swedia (UMC), baru saja melaporkan hampir 20.000 gangguan mata pada orang yang baru saja divaksinasi dengan salah satu dari beberapa obat yang tersedia di Eropa untuk memerangi Partai Komunis China ( PKC) Virus," tulis situs itu dalam laporannya.
Kesimpulan
Informasi 20.000 orang alami kebutaan setelah divaksin adalah tidak benar. Tidak ada informasi resmi terkait masalah tersebut.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca Selengkapnya