CEK FAKTA: Tidak Benar Empat Anak Sekolah Meninggal Dunia Karena Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Beredar informasi bahwa 4 anak sekolah meninggal dunia setelah disuntik vaksin Covid-19. Vaksin tersebut disebut-sebut mengandung chip radio-frequency identification (RFID). Informasi itu juga menegaskan agar lebih aman, anak-anak harus bersekolah dari rumah.
Kominfo"The covid-19 vaccine will be mandatory in order to go back too school. They will contain RFID Chips. Once you take the vaccine theirs no out. The bible says you will break out into boils. Homeschool your kids! Many kids will die from the covid-19 vaccine. Just to remind you the 4 kids that took the vaccine died immediately. Nothing will go back the same till everyone as vaccined?"
Penelusuran
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Apa yang terjadi jika anak terlambat imunisasi? Jika anak tidak mendapatkan imunisasi tepat waktu, mereka akan menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan vaksin. Di samping itu, proses perlindungan maksimal melalui imunisasi akan memakan waktu lebih lama, sehingga anak akan berisiko lebih tinggi terhadap penyakit yang bisa saja berbahaya bagi kesehatan mereka.
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah tidak benar. Dalam artikel Reuters.com berjudul "Fact check: Four children have not died from a COVID-19 vaccine containing microchips" pada 24 Juni 2020, dijelaskan bahwa sejumlah vaksin masih dalam tahap uji klinis.
"According to the World Health Organisation (WHO), there are currently 142 potential vaccines being developed across the world, 13 of which are undergoing human trials. Four of the candidate vaccines at the human trial stage involve American companies or bodies. Researchers in these four trials are only accepting candidates over 18 years of age. ( here ).
Just three of all 13 of the candidate vaccines at the clinical trial stage have revealed plans to test children. Oxford University in the UK is currently still in the recruitment stage for gathering 60 children between the ages of two and 11 to take part in phase 2/3. They will be the only participants in this trial below the age of 18 (here) .
The Wuhan Institute of Biological Products plans to recruit people aged six and above for its trial, but is currently listed as “not yet recruiting” (here) .
Meanwhile, the Beijing Institute of Biological Products is enlisting participants aged three and above, and is also still in the recruiting phase of the process (here) .
If and when a vaccine against COVID-19 is eventually approved, it will be up to individual state authorities in the U.S. to determine whether administering it should be mandatory. For the purposes of this post, which was uploaded by a user in Texas, the Texas Department of State Health Services told Reuters that it would be false to say children would not be allowed to return to school without being vaccinated."
Berikut terjemahannya:
"Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini ada 142 vaksin potensial yang masih dikembangkan di seluruh dunia, 13 di antaranya sedang menjalani uji coba pada manusia. Empat dari kandidat vaksin pada tahap uji coba manusia melibatkan perusahaan atau badan Amerika. Para peneliti yang menguji empat kandidat vaksin ini hanya menerima peserta uji coba berusia di atas 18 tahun.
Hanya tiga dari 13 kandidat vaksin pada tahap uji klinis yang berencana untuk melakukan uji coba vaksin pada anak-anak. Universitas Oxford di Inggris saat ini masih dalam tahap pencarian untuk mengumpulkan 60 anak-anak berusia dua hingga 11 tahun untuk mengambil bagian dalam fase 2/3. Mereka akan menjadi satu-satunya peserta dalam uji coba ini di bawah usia 18.
Institut Produk Biologi Wuhan berencana merekrut warga berusia enam tahun ke atas untuk uji coba vaksin, tetapi saat ini terdaftar sebagai "belum merekrut".
Sementara itu, Institut Produk Biologi Beijing mendaftarkan peserta berusia tiga tahun ke atas, dan juga masih dalam tahap proses perekrutan.
Jika vaksin Covid-19 akhirnya disetujui, itu akan menjadi tanggung jawab masing-masing negara bagian di AS untuk menentukan apakah pemberian itu wajib atau tidak.
Kemudian untuk informasi empat anak sekolah meninggal karena mendapat vaksin Covid-19 yang mengandung chip, Departemen Layanan Kesehatan Negara Texas mengatakan kepada Reuters bahwa akan salah jika anak-anak tidak diizinkan kembali ke sekolah tanpa divaksinasi.
Kesimpulan
Informasi empat anak sekolah meninggal dunia karena divaksin Covid-19 yang mengandung chip radio-frequency identification (RFID) adalah tidak benar. Hingga saat ini, sejumlah vaksin masih dalam tahap uji coba.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaSiswa SD 06 Pesanggrahan jatuh dari lantai 4 gedung sekolahnya pagi tadi pukul 08.00 Wib
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaJarak sungai dengan sekolah tidak sampai satu kilometer.
Baca Selengkapnya