CEK FAKTA: Tidak Benar Ada Pendaftaran Vaksin Nusantara
Merdeka.com - Beredar informasi pendaftaran vaksin Nusantara di aplikasi pesan WhatsApp. Pesan itu berisi bahwa masyarakat yang berminat mendaftar untuk mendapatkan vaksin Nusantara dapat mengirimkan data diri ke nomor WhatsApp yang tertera.
Disebutkan pelaksanaan vaksin bisa dilakukan pada Desember 2021 secara massal diseluruh Puskesmas di Indonesia dan gratis tanpa dipungut biaya.
Pesan itu juga mengklaim bahwa vaksin Nusantara ampuh 100 persen menghancurkan semua jenis virus Corona dengan memiliki tingkat efikasi dan efektivitas sebesar 100 persen.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan vaksin Mpox mulai digunakan di Indonesia? Pelaksanaan vaksinasi Mpox dengan MVA-BN sudah dilakukan sejak 2023, setelah ditemukannya kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Penelusuran
Dilansir dari Liputan6.com, mantan Menteri Kesehatan dan sekaligus yang menggagas vaksin Nusantara, Terawan Agus Putranto mengatakan, informasi terkait pendaftaran penerima vaksin Nusantara tersebut tidak benar.
Terawan menjelaskan sampai saat ini pihaknya belum melakukan pembukaan program penyuntikan vaksin Nusantara.
"Saya belum membuka pendaftaran," kata Terawan.
Sementara itu, terkait klaim vaksin Nusantara ampuh 100 persen hancurkan semua jenis virus Corona, pernah dibahas dalam artikel cek fakta merdeka.com berjudul "CEK FAKTA: Vaksin Nusantara Disebut Ampuh Bagi Semua Jenis Virus Corona, Cek Faktanya". Dijelaskan sejumlah ahli, menunjukkan, bahwa klaim tersebut tidak memiliki basis ilmiah sesuai prosedur pembuatan vaksin.
Menurut ahli Biologi Molekuler Ahmad Utomo, vaksin Nusantara belum melakukan uji klinis tahap 3. Sehingga klaim bahwa vaksin Nusantara dapat ampuh hancurkan semua jenis virus Corona dengan efikasi dan efektivitas 100 persen tidak memiliki rujukan data ilmiah.
"Itu omong kosong karena sama sekali tidak ada bukti uji klinis tahap 3," kata Ahmad Utomo dilansir dari Tempo.co
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari, juga menjelaskan bahwa uji klinis vaksin Nusantara hanya pada tahap 1 yang hanya menjangkau puluhan orang.
Vaksin tersebut belum sampai pada uji klinis fase 2 yang melibatkan seratus orang dan fase 3 terhadap ribuan orang. Hingga saat ini dia belum mengetahui publikasi atas klaim bahwa vaksin Nusantara ampun 100 persen melawan semua virus Corona, dan aman bagi mereka yang memiliki komorbid, anak dan ibu hamil.
"Jadi terlalu dini klaim tersebut," kata dia.
Kesimpulan
Informasi pendaftaran penerima vaksin Nusantara adalah tidak benar. Faktanya,penggagas vaksin Nusantara, Terawan Agus Putranto mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum melakukan pembukaan program penyuntikan vaksin Nusantara.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4658275/cek-fakta-tidak-benar-informasi-pendaftaran-penerima-vaksin-nusantara (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaJika juga tak terdaftar, para WNI diminta untuk mendaftar melalui situs ppln.co.id.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaLaporan relawan Ganjar soal deklarasi Prabowo di museum di tolak Bawaslu.
Baca Selengkapnya