Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: Tidak Benar Berenang di Laut Bisa Sembuhkan Virus Corona

CEK FAKTA: Tidak Benar Berenang di Laut Bisa Sembuhkan Virus Corona Ilustrasi Berenang di Laut. ©earth.com

Merdeka.com - Informasi tentang berenang di lait bisa sembuhkan corona beredar di media sosial. Salah satu artikel dari waspada.id berjudul "Berenang Di Laut Menghalau Virus Corona" pada Jumat, 27 Maret 2020, menuliskan tentang puluhan pemuda dari berbagai kelurahan di Kecamatan Medan Belawan berenang dan berendam di laut sekitar Pelabuhan Belawan, Jumat (27/3).

Mereka berkeyakinan, salah satu khasiat air laut yakni mampu menghalau Virus termasuk Virus Corona (COVID-19). Bagi mereka, berendam di air laut ternyata bukan saja sekedar “membasuh lelah” atau sesuatu yang mengasyikkan, mereka juga beranggapan bahwa tidak sedikit khasiat yang terkandung dalam air laut.

Penelusuran

Menurut penelusuran merdeka.com, belum ada kajian ilmiah tentang informasi berenang di laut bisa sembuhkan corona. Dokter Spesialis Paru dr Erlina Burhan juga menegaskan bahwa informasi itu tidak benar.

"Sepertinya tidak benar," kata Dokter Erlina kepada merdeka.com, Kamis (2/4).

Pencegahan dari virus corona dengan berenang di air laut juga tidak tercantum dalam panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menjelaskan pencegahan diri dari corona bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan.

Dalam artikel Liputan6 berjudul "Langkah-Langkah Perlindungan Dasar Cegah Corona Menurut WHO", WHO menyarankan untuk mencuci tangan sesering mungkin secara teratur dan menyeluruh. Membersihkan tangan dengan menggosok menggunakan cairan berbasis alkohol atau cuci tangan dengan sabun dan air.

Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan gosok tangan berbasis alkohol membunuh virus yang mungkin ada di tangan Anda. Selain itu, penting untuk menjaga jarak setidaknya satu meter antara Anda dan siapa saja yang batuk dan bersin.

Ketika seseorang batuk atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus. Jika terlalu dekat, Anda bisa menghirup tetesan air, termasuk virus COVID-19 jika orang tersebut menderita batuk.

Lalu, hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Tangan menyentuh banyak permukaan dan dapat mengambil virus. Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut Anda. Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh Anda dan bisa membuat Anda sakit.

Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar mengikuti kebersihan pernapasan yang baik, itu berarti menutupi mulut dan hidung dengan siku atau jaringan yang tertekuk saat batuk atau bersin. Jika memakai tisu, lekas buang tisu bekas tersebut.

Hal tersebut dilakukan karena tetasan cairan dapat menyebarkan virus. Dengan mengikuti langkah-langkah itu dapat melindungi Anda dan orang sekitar dari flu dan Covid-19.

Meski begitu, masih ada manfaat dari berenang di air laut, selain menyembuhkan virus corona. Dalam artikel Kompas.com berjudul "3 Manfaat Berenang di Air Laut" pada 9 Januari 2017, dijelaskan sejumlah manfaat berenang di air laut.

1. Meredakan sinusitis

Berenang di laut yang mengandung garam dan mineral lainnya dipercaya dapat menurunkan gejala sinusitis, serta masalah pernapasan lainnya. Seorang direktur layanan klinis dari medical charity Allergy di Inggris menyebut orang-orang yang hidup dekat laut atau sering berenang di laut memiliki sistem pernapasa yang sehat.

Air laut dinilai dapat membersihkan lapisan saluran udara atau sebagai irigasi hidung. Kandungan garam bersifat antiseptik dan membantu mengurangi peradangan pada lapisan sinus.

2. Meringankan psoriasis

Berenang di air laut yang kaya akan mineral alami telah lama digunakan untuk meringankan gejala psoriasis. Psoriasis adalah penyakit autoimun yang menyerang kulit. Psoriasis bisa berupa ruam, bersisik, kulit sangat kering, atau terkadang terasa gatal pada kulit.

Air laut yang mengandung magnesium dipercaya dapat meningkatkan kelembaban kulit. Selain itu, garam dan mineral berlimpah di air laut juga membantu mengatasi peradangan pada kulit. Tak heran jika Laut Mati yang terletak di perbatasan Yordania dan Israel itu dikenal sebagai tempat untuk terapi psoriasis karena tingginya kandungan garam dan mineral lainnya.

3. Sehatkan mental

Berenang di laut yang bersih dan indah akan sangat menyenangkan. Merasa senang atau bahagia sangat membantu melepaskan stres. Dalam bukunya Blue Mind tahun 2014, seorang ahli biologi kelautan Wallace J. Nichols menemukan mengapa orang-orang bisa relaksasi dan meditasi ketika berada di atas air laut ataupun saat di bawah laut.

Salah satu penyebabnya adalah pengaturan pernapasan selama berenang maupun menyelam. Pola pernapasan itu dapat merangsang sistem saraf parasimpatis hingga hormon yang memengaruhi otak secara positif.

Kesimpulan

Informasi tentang berenang di air laut adalah tidak benar. Belum ada penelitian tentang informasi tersebut. Berenang di laut memang bagus untuk kesehatan, seperti menyehatkan mental, hingga meredakan sinusitis. (mdk/dan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
CEK FAKTA: Hoaks Imbauan Pakai Masker Akibat Muncul Virus Amoeba
CEK FAKTA: Hoaks Imbauan Pakai Masker Akibat Muncul Virus Amoeba

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.

Baca Selengkapnya
Mitos Ibu Hamil ke Pantai, Benarkah Berpengaruh pada Janin?
Mitos Ibu Hamil ke Pantai, Benarkah Berpengaruh pada Janin?

Ada cerita yang beredar di masyarakat tentang mitos ibu hamil ke pantai. mitos ini mengklaim bahwa ibu hamil akan mendapat dampak negatif saat pergi ke pantai.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA : Hoaks Gerombolan Lumba-lumba Berkumpul Akibat Erupsi Gunung di Meksiko
CEK FAKTA : Hoaks Gerombolan Lumba-lumba Berkumpul Akibat Erupsi Gunung di Meksiko

Beredar video yang menunjukkan gerombolan lumba-lumba tengah berenang diduga akibat erupsi Gunung Popocatepetl di Meksiko

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Benarkah Sesuap Ikan Lele Mengandung 3.000 Sel Kanker? Cek Faktanya
Benarkah Sesuap Ikan Lele Mengandung 3.000 Sel Kanker? Cek Faktanya

Dalam unggahan yang beredar disebutkan bahwa lele mengandung 3.000 sel kanker. Benarkah?

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Viral Video Sesar Besar Sumatera Bakal Timbulkan Tsunami di 2024, BMKG Angkat Bicara
Viral Video Sesar Besar Sumatera Bakal Timbulkan Tsunami di 2024, BMKG Angkat Bicara

Informasi tentang sesar besar Sumatera yang akan menimbulkan tsunami itu beredar luas melalui video berdurasi pendek.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Beredar Terowongan Bawah Laut Hubungkan Jawa-Bali
CEK FAKTA: Beredar Terowongan Bawah Laut Hubungkan Jawa-Bali

Kementerian PUPR belum memiliki rencana untuk membangun tol maupun jembatan bawah laut yang menghubungkan Jawa-Bali.

Baca Selengkapnya
Hoaks Khasiat Bentonite Clay Bisa Perbaiki Gigi Berlubang
Hoaks Khasiat Bentonite Clay Bisa Perbaiki Gigi Berlubang

Beredar video yang mengklaim bentonite clay dapat memperbaiki gigi berlubang di media sosial.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Kabar Hoaks Tsunami, Warga Bawean Mengungsi ke Dataran Tinggi
Gara-Gara Kabar Hoaks Tsunami, Warga Bawean Mengungsi ke Dataran Tinggi

BMKG mengimbau masyarakat agar tidak panik dan mempercayai kabar atau berita hoaks

Baca Selengkapnya
BMKG: Kota Batam Dilanda Tsunami pada Selasa Hoaks
BMKG: Kota Batam Dilanda Tsunami pada Selasa Hoaks

Berita tsunami terjadi di Kota Batam dan Tanjungpinang pada Selasa (17/9) hanya isu dan membohongi masyarakat

Baca Selengkapnya
Siklon Yagi Terpantau di Laut Cina Selatan, BMKG Pastikan Tak Berdampak Bagi Indonesia
Siklon Yagi Terpantau di Laut Cina Selatan, BMKG Pastikan Tak Berdampak Bagi Indonesia

BMKG menyebutkan Siklon Tropis Yagi yang terpantau 24 jam terakhir berada di Laut Cina

Baca Selengkapnya