CEK FAKTA: Tidak Benar CDC Sebut Tak Perlu Masker Sebab Corona Tak Menyebar di Udara
Merdeka.com - Beredar informasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyatakan bahwa virus Covid-19 tidak pernah menyebar di udara sehingga penggunaan masker tidak diperlukan.
Narasi tersebut beredar di media sosial Facebook dengan narasi sebagai berikut:
"CDC Say Virus Never Airborn Rendering Masks Worthless"
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Aturan apa yang dicabut tentang masker? Pemerintah Indonesia akhirnya mencabut kebijakan wajib menggunakan masker bagi masyarakat di tempat umum. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
Jika diartikan sebagai berikut:
"CDC mengatakan virus tidak pernah menular di udara masker tak berguna."
©KominfoPenelusuran
Cek Fakta merdeka.com menelusuri informasi CDC Amerika Serikat menyatakan bahwa virus Covid-19 tidak pernah menyebar di udara sehingga penggunaan masker tidak diperlukan.
Dilansir dari merdeka.com berjudul "CDC AS Perbarui Pedoman Covid-19, Sebut Virus Corona Dapat Menyebar Lewat Udara" dimuat pada 7 Oktober 2020.
CDC Amerika Serikat kemarin memperbarui informasi penanganan pandemi COVID-19 dengan mengatakan virus corona bisa menyebar melalui udara.
Mengutip laman Sputnik, Rabu (7/10), Kumi Smith asisten profesor di Divisi Epidemiologi dan Kesehatan Komunitas di Universitas Minnesota, yang bergabung dengan Radio Sputnik kemarin membahas panduan baru tersebut.
Menurut pedoman CDC yang baru, "Beberapa infeksi dapat disebarkan melalui paparan virus dalam tetesan kecil dan partikel yang dapat bertahan di udara selama beberapa menit hingga berjam-jam. Virus ini mungkin dapat menginfeksi orang yang jaraknya lebih dari 6 kaki dari orang yang terinfeksi atau setelah orang tersebut meninggalkan ruang tersebut".
Pedoman baru menambahkan, ada juga beberapa bukti penularan terjadi di antara orang-orang yang jaraknya lebih dari 6 kaki dalam ruangan tertutup dengan ventilasi yang tidak memadai. Dalam beberapa kasus misalnya, orang yang terinfeksi bernapas dengan berat saat bernyanyi atau berolahraga.
"Ketika banyak pasien positif tinggal di rumah sakit dan menjalani perawatan untuk jangka waktu yang lama, penting untuk mengontrol kemungkinan penularan melalui udara," jelas Smith.
"Jadi pastikan di setiap rumah sakit dan di bangsal penyakit menular, sistem ventilasi memadai--tidak hanya untuk Covid-19 saja--tetapi untuk semua penyakit pernapasan, untuk memastikan bahwa udara ditarik keluar dari ruangan itu dan kemudian dikeluarkan ke langit di luar rumah sakit, supaya nantinya penyakit itu tidak mengenai siapapun. Jadi dalam pengaturan rumah sakit, tindakan pencegahan penting untuk mencegah penularan penyakit pernapasan," jelasnya.
Pedoman CDC tentang COVID-19 mungkin akan sering mengalami perubahan karena masih ada banyak ketidakpastian seputar virus, katanya.
Smith mencatat salah satu dari dua metode utama mempelajari risiko penularan lewat percikan atau tetesan adalah melalui eksperimen di laboratorium.
"Cara kedua kami mendapatkan jenis informasi ini adalah dari studi kasus," tambahnya, juga mencatat bahwa para ilmuwan masih berpikir bahwa virus paling sering ditularkan melalui kontak dekat.
Smith mengatakan, para ahli masih menganggap cara utama penularan Covid-19 adalah melalui kontak dekat, berbicara tatap muka tanpa masker.
Sebagai informasi, CDC juga merekomendasikan penggunaan masker untuk menahan sebaran Covid-19 karena ada juga bukti yang berkembang bahwa tetesan dan partikel di udara dapat tetap melayang di udara dan dihirup orang lain.
Kesimpulan
Informasi CDC Amerika Serikat menyatakan bahwa virus Covid-19 tidak pernah menyebar di udara sehingga penggunaan masker tidak diperlukan adalah keliru. CDC dalam pedoman barunya mengatakan virus Covid-19 bisa menyebar lewat udara.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaMenggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBanyak mitos penyakit cacar air yang tidak memiliki penjelasan ilmiah namun dipercaya.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaSelama ini, banyak orang percaya bahwa paru-paru basah terjadi akibat kebiasaan tidur di lantai. Namun ternyata faktanya tidak seperti itu.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiap menempatkan sebanyak 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti mengandung bakteri wolbachia.
Baca SelengkapnyaPenularan cacar monyet tidak mungkin melalui udara seperti Covid.
Baca Selengkapnya