CEK FAKTA: Tidak Benar China Membangun Pangkalan Militer di Laut Natuna
Merdeka.com - Beredar informasi di media sosial yang menyebutkan China membangun pangkalan militernya di Laut Natuna. Informasi tersebut diunggah akun Facebook Bang Bima Bim.
Akun Facebook Bang Bima Bim juga mengunggah sebuah artikel berjudul "Google Earth Rilis Gambar Pangkalan Militer China di Laut Natuna".
Berikut narasinya:
-
Apa yang satelit tunjukkan di China? Data satelit menunjukan ada peristiwa aneh di daerah-daerah di China.
-
Apa yang diklaim foto itu tunjukkan? Sebuah foto memperlihatkan 6 wanita Indonesia berpose bintang daud dalam bendera Israel mencuat di Facebook. Beberapa akun membagikannya dengan narasi bahwa wanita-wanita tersebut menyuarakan dukungannya pada Israel melalui foto yang diambil.
-
Di mana alat militer China ditemukan? Detail dari teknologi baru ini dipublikasikan oleh ilmuwan Yang Kai, seorang profesor dari Fakultas Informasi dan Elektronik Institut Teknologi Beijing dan timnya dalam jurnal Radio Communications Technology pada 17 Januari.
-
Kenapa foto itu diklaim sebagai berita bohong? Dapat disimpulkan bahwa foto 6 muslimah Indonesia yang berpose bintang daud untuk menyuarakan dukungan pada Israel adalah berita bohong. Faktanya, foto yang tersebar merupakan gambar rekayasa kecerdasan buatan.
-
Mengapa klaim gambar hoax ini keliru? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang 'tak terelakkan' antara keduanya.
-
Apa alat canggih militer China? Tim ilmuwan dari Beijing mengatakan untuk pertama kalinya mereka berhasil menciptakan alat dengan kemampuan pemantauan dan analisis spektrum elektromagnetik secara real-time, bandwidth lebar, dan mulus, sehingga musuh tidak bisa berada di tempat terbuka selama konflik berlangsung.
*_”Akhirnya KETAHUAN Kenapa CHINA Dukung Penuh Jokowi !”_*
*_Google Earth RILIS Gambar Proyek Pembangunan Pangkalan Militer China Dilaut Natuna, Tidak Jauh Dari Pulau Batam-Riau dan Tidak Jauh Dari Pontianak !_*
*_TERNYATA ADA HAL BESAR YANG DITUTUP-TUTUPI DARI RAKYAT !_*
*_POTENSI TERBESAR DALAM MEMAKSAKAN KEHENDAK UNTUK TETAP BERKUASA, TERKESAN ADA YANG INGIN Di SELESAIKAN !_*
https://t.co/jlFRUcn3WB
*_TOLONG DIVIRALKAN AGAR SEMUA BANGSA INDONESIA TAHU DAN SADAR BAHWA NKRI DIUJUNG TANDUK … KALAU PANGKALAN MILITER CHINA SUDAH SELESAI … DAN PELABUHAN JUGA BANDARA DIKUASAI … LALU BANGSA INDONESIA BISA LARI KEMANA … MUNGKIN AKAN DIBERANGUS … !!!_*
Lihat Tweet @Unkwon_mouse: https://twitter.com/Unkwon_mouse/status/1125401766973984768…”
Penelusuran
Cek Fakta Merdeka.com menelusuri klaim China membangun pangkalan militernya di Laut Natuna. Penelusuran dilakukan menggunakan Google Search dengan kata kunci " china bangun pangkalan militer di laut natuna"
Hasilnya, dilansir dari ANTARA berjudul "China membangun pangkalan militer di Natuna, ini penjelasannya" dimuat pada 10 Januari 2020. Terkait foto pangkalan militer, hasil pencarian gambar menunjukkan foto itu memang merupakan citra satelit pangkalan militer China. Hanya saja, pangkalan militer itu bukan terdapat di perairan Natuna melainkan di Pulau Spartly.
Kepulauan Spartly adalah kepulauan yang disengketakan di Laut China Selatan dan terletak di lepas pantai Filipina, Malaysia, dan Vietnam Selatan.
Selain itu, dikutip dari Tempo.co berjudul "[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto Satelit Pangkalan Militer Cina di Laut Natuna Utara?" yang dimuat pada 28 April 2020. Berdasarkan peta di situs resmi Perpustakaan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Kepulauan Spratly masih berada di dalam Laut Cina Selatan dan tidak berada di dalam Laut Natuna Utara.
Dilihat di Google Maps, kepulauan ini terletak di tengah Laut Cina Selatan. Negara yang terdekat dengan kepulauan ini adalah Filipina. Sementara dalam peta baru Indonesia yang fotonya pernah dimuat di Kumparan.com, Laut Natuna Utara berada di barat daya Kepulauan Spratly.
Kemudian, dilansir dari berita di Kompas.com pada 29 Maret 2017, Cina memang memiliki tiga pangkalan militer berskala besar yang telah selesai dibangun di Laut Cina Selatan.
Asia Maritim Transparency Initiative (AMTI), bagian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington DC, Amerika Serikat, pernah merilis citra satelit pangkalan di Kepulauan Spratly tersebut. Pangkalan itu terletak di pulau karang Subi, Mischief, dan Fiery Cross.
Selain di Kepulauan Spratly, menurut AMTI, Cina memiliki pangkalan lain di Pulau Woody dan Kepulauan Paracel. Keduanya berada di utara Kepulauan Spratly. "Ini akan memungkinkan pesawat tempur militer Cina beroperasi ke hampir seluruh Laut Cina Selatan," kata AMTI.
Dilansir dari Tirto.id, sejak kepemimpinan Presiden Xi Jinping, Cina telah mereklamasi sekitar 1.290 hektare tanah di tujuh pulau karang di Kepulauan Spratly. Di atasnya dibangun pangkalan militer. Ada tiga pangkalan militer Cina di sana, yakni Yongshu di Fiery Cross, Zhubi di Subi, dan Meiji di Mischief.
Selain Cina, Kepulauan Spratly pun diperebutkan Filipina, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Filipina punya lapangan terbang Rancudo di Pulau Thitu, Vietnam memiliki distrik Truong Sa di salah satu pulau, sementara Malaysia membangun Layang-layang Resort di pulau karang Swallow.
Kesimpulan
Klaim China membangun pangkalan militer di Laut Natuna adalah Tidak Benar. Sementara itu, foto yang diunggah dalam klaim tersebut adalah foto satelit pangkalan militer China Pulau Spartly.
Kepulauan Spartly adalah kepulauan yang disengketakan di Laut China Selatan dan terletak di lepas pantai Filipina, Malaysia, dan Vietnam Selatan dan tidak berada di dalam Laut Natuna Utara.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
China benar-benar nekat membangun pangkalan udara di sana.
Baca SelengkapnyaBeredar unggahan di media sosial yang mengklaim pasukan tentara China disiapkan untuk menyerang Indonesia
Baca SelengkapnyaPeristiwa pengusiran ini terjadi di Laut Natuna Utara, pada Senin (21/10).
Baca SelengkapnyaBeredar narasi Presiden Jokowi membangun IKN untuk warga China
Baca SelengkapnyaAksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.
Baca SelengkapnyaBenarkah perusahan China melarang bendara merah putih berkibar di Morowali?
Baca SelengkapnyaKonflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaBenarkah patung naga raksasa dibangun di IKN? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaKementerian PUPR belum memiliki rencana untuk membangun tol maupun jembatan bawah laut yang menghubungkan Jawa-Bali.
Baca SelengkapnyaSejumlah pengamat mengkhawatirkan kerja sama Indonesia-China dalam sektor maritim di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaKasal menilai Presiden Prabowo berupaya mencegah segala bentuk pertikaian di kawasan, dengan tetap menjunjung tinggi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Baca Selengkapnya