CEK FAKTA: Tidak Benar Orang Akan Meninggal Dalam Waktu 2 Tahun Usai Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Beredar pesan menyebut seseorang akan meninggal dalam waktu 2 tahun setelah vaksin Covid-19. Disebutkan pula, tujuan menyediakan vaksin menyebabkan pengurangan populasi manusia secara besar-besaran.
Pesan tersebut juga menuliskan vaksin menyebabkan kemorosotan fungsi organ tertentu dalam badan manusia termasuklah jantung, paru-paru dan otak. Berikut narasinya:
YANG SUDAH DIVAKSIN SIAP2 MATI DINI
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
Mike Yeadon bekas ketua saintis di firma vaksin pFizer menyatakan bahwa kini sudah amat terlambat untuk menyelamatkan siapa yang sudah divaksin covid 19.
Beliau menyeru kepada semua yang belum menerima vaksin yang bisa membunuh itu untuk berjuang demi kesinambungan manusia dan nyawa anak2.
Pakar imunisasi terkenal ini mengingatkan fakta bhw proses menurunkan jumlah besar manusia yang hidup pada masa kini.
Sejurus selepas suntikan vaksin pertama terdapat sejumlah 0.8% akan mati dalam masa 2 minggu.
Mereka yang bertahan dijangka akan mampu bertahan hidup sekitar 2 tahun, namun kemampuan tersebut dikurangi dengan penambahan top-up suntikan vaksin.
Penambahan vaksin yang sedang dibuat sekarang adalah untuk menyebabkan kemorosotan fungsi organ tertentu dalam badan manusia - termasuklah jantung, paru-paru dan otak.
Dengan menyadari secara mendalam hasil penyelidikan dan pembangunan farmaseutikal gergasi tersebut, pFizer selama 2 dekade, Profesor Mike Yeadon menyatakan tujuan terakhir pemerintah menyediakan vaksin yang diwajibkan pada masa kini hanya menyebabkan pengurangan populasi secara besar-besaran yang mana akan membuat semua perang dunia, bila digabungkan, kelihatan satu produksi Mickey Mouse.
"Milyaran manusia kini sudah dibawa kearah kematian yang tidak diketahui dan menyengsarakan.
Setiap orang yang sudah disuntik akan menemui kematian sebelum waktunya, dan perkiraannya paling masa paling lama sesorang bertahan hidup selama 3 tahun".
SELENGKAPNYA BACA DISINI :
https://www.lifesitenews.com/news/exclusive-former-pfizer-vp-your-government-is-lying-to-you-in-a-way-that-could-lead-to-your-death"
Penelusuran
Hasil penelusuran, klaim yang menyatakan bahwa seseorang yang telah disuntik vaksin mengalami penurunan fungsi organ tertentu dan hanya bertahan hidup kurang lebih 3 tahun, tidak berdasar.
Vaksin Covid-19 yang telah digunakan saat ini terbukti aman dan efektif dalam mencegah infeksi Covid-19. Tidak ada bukti bahwa vaksin menyebabkan gangguan berujung kematian.
Dilansir dari Reuters, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, orang yang sudah menerima vaksin Covid-19 di AS dari 14 Desember 2020 hingga 29 Maret 2021 mencapai 145 juta dosis. Lalu ada 2.509 kematian (0,0017 persen) kematian bagi orang yang sudah divaksin.
Namun CDC merilis data dengan mempertimbangkan akta kematian, autopsi, dan catatan medis tidak ada bukti bahwa vaksin berkontribusi pada kematian. CDC mengatakan laporan tersebut tidak diverifikasi dan mungkin tidak akurat.
Selain itu ada juga penjelasan dari Dr Joel Belmin, Kepala Geriatri dan Koordinator Vaksinasi di l’hôpital Charles-Foix, Paris. Pada orang lanjut usia, karena kerapuhan mereka yang hebat, sejumlah kematian spontan diperkirakan terjadi.
"Di panti jompo, satu dari lima orang meninggal setiap tahun. Oleh karena itu sulit untuk secara langsung menghubungkan kematian ini dengan fakta bahwa orang-orang ini telah divaksinasi."
Kesimpulan
Klaim yang menyebut orang yang sudah divaksin Covid-19 akan menghadapi kematian pada dua tahun mendatang adalah tidak benar. Saat ini vaksin terbukti aman dan efektif dalam mencegah infeksi Covid-19. Tidak ada bukti bahwa vaksin menyebabkan gangguan berujung kematian.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.kominfo.go.id/content/detail/34718/hoaks-vaksin-virus-corona-membunuh-orang-dan-akan-memusnahkan-populasi-dunia/0/laporan_isu_hoakshttps://www.reuters.com/article/factcheck-health-coronavirus-idUSL2N2N72CShttps://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4566944/cek-fakta-tidak-benar-orang-yang-sudah-divaksin-covid-19-akan-mati-dalam-2-tahun (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca Selengkapnya