CEK FAKTA: Tidak Benar Remaja di Malaysia Meninggal karena Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Sebuah informasi di media sosial mengklaim adanya dua remaja asal Malaysia meninggal dunia usia divaksin Covid-19.
Dua orang remaja yang meninggal karena suntikan vaksin Covid-19 terjadi di Lahad Datu, Malaysia.
Penelusuran
-
Kapan dua bocah ini meninggal? Bocah ini meninggal pada masa kolonisasi Eropa awal di Amerika Selatan dan temuan ini memberikan pengetahuan baru terkait wabah cacar di kawasan tersebut.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Mengapa mumi remaja meninggal? Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa gadis tersebut, yang diperkirakan berusia antara 14 dan 17 tahun, meninggal karena komplikasi saat melahirkan, dengan tengkorak janin yang ditemukan di jalan lahir.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
Dilansir dari laporan hoaks Kominfo, kabar remaja asal Malaysia meninggal usai divaksin adalah tidak benar. Dikutip dari edisi9.com, penyebab dua remaja yang meninggal adalah infeksi virus Covid-19 serta mempunyai komorbid diabetes sejak kecil.
Penyebab kematian yang satu lagi tidak diketahui, namun remaja tersebut telah berusia 18 tahun dan memenuhi syarat untuk menerima vaksin di bawah Program Imunisasi Nasional Covid-19 (PICK) untuk orang dewasa.
Sementara itu, dikutip dari malaysiakini.com, Kepala Polisi Perak Datuk Mior Faridalathrash Wahid berkata semakan mendapati dua pelajar sekolahdilaporkan meninggal dunia sebelum Program Imunisasi Covid-19 Kebangsaan (PICK) Remaja pada 20 September.
Seorang pelajar perempuan meninggal dunia disebabkan positif Covid-19 pada 18 Juli. Sedangkan pelajar lelaki meninggal dunia akibat sakit jantung pada 17 September.
Kesimpulan
Dua remaja yang meninggal usai divaksin adalah tidak benar. Penyebabkan remaja itu meninggal salah satunya karena infeksi virus Covid-19.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.malaysiakini.com/news/593305https://www.kominfo.go.id/content/detail/37266/disinformasi-kematian-remaja-akibat-suntikan-vaksin-covid-19-di-lahad-datu/0/laporan_isu_hoaks (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim bahwa kematian Victoria disebabkan oleh vaksin Covid-19.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus kematian remaja yang sempat dilaporkan sebagai korban begal di Kota Bekasi. Dia ternyata tewas akibat tawuran.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca Selengkapnya