Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: Tidak Benar Ribka Tjiptaning Mengakui Semua Anak PKI Gabung PDIP

CEK FAKTA: Tidak Benar Ribka Tjiptaning Mengakui Semua Anak PKI Gabung PDIP Ribka Tjiptaning. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Beredar informasi yang menyebutkan politikus PDIP Ribka Tjiptaning mengakui semua anak Partai Komunis Indonesia (PKI) bergabung ke PDIP. Diunggah akun Facebook Generasi Millenial pada 5 Juli 2020.

tidak benar ribka tjiptaning mengakui semua anak pki gabung pdipFacebook

Unggahan tersebut berupa gambar tangkapan layar video di YouTube yang berjudul "Pengakuan Ribka Tjiptaning..!!!. Semua anak PKI bergabung ke PDIP"

Penelusuran

Orang lain juga bertanya?

Cek Fakta merdeka.com menelusuri klaim Ribka Tjiptaning yang mengaku semua anak PKI gabung PDIP.

Dikutip dari cek fakta Tempo.co menemukan bahwa gambar tangkapan layar itu bersumber dari video talkshow “Analisa” yang ditayangkan oleh stasiun televisi Lativi (saat ini berganti nama menjadi tvOne) pada 2002.

Sumber asli video itu, yakni kanal YouTube Lativi, sudah dihapus. Namun, Tempo menemukan salinan video tersebut yang diunggah oleh kanal Andre Agusta W. A20 pada 2016. Video itu terbagi dalam tiga bagian, yang masing-masing berdurasi 10 menit 42 detik, 6 menit 57 detik, dan 6 menit 14 detik.

Video wawancara sepanjang hampir 30 menit itulah yang dipotong menjadi hanya beberapa menit dan diunggah oleh kanal YouTube lain dengan narasi yang menyesatkan. Salah satunya adalah video dengan judul “Pengakuan Ribka Tjiptaning...!!! Mayoritas Anak PKI Bergabung ke PDIP”, yang diunggah oleh kanal Lowo Ijo pada 3 April 2019. Judul ini mirip dengan yang terdapat dalam gambar tangkapan layar unggahan halaman Generasi Millenial.

Konteks wawancara

Wawancara Lativi tersebut sebenarnya terkait dengan buku yang diluncurkan oleh Ribka Tjiptaning yang berjudul “Aku Bangga Jadi Anak PKI”. Selain Ribka, Lativi juga menghadirkan Cyprianus Aoer, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Suara Pembaruan. Ada pula kesaksian keluarga eks anggota PKI dari Semarang dan Medan yang mengalami diskriminasi selama Orde Baru.

Dalam wawancara itu, Ribka menjelaskan bahwa ada dua hal yang menjadi misinya menulis buku tersebut. Pertama, agar semakin banyak orang yang mengetahui adanya perlakuan diskriminatif oleh pemerintah Orde Baru terhadap keluarga dan anak-anak anggota atau kader PKI. Sebagai seorang dokter, Ribka bercerita bahwa kliniknya pernah ditutup paksa karena ia anak anggota PKI.

Kedua, agar anak-anak anggota PKI segera bangkit, menghapus rasa minder dan trauma. Mereka harus berani melawan ketidakadilan yang dirasakan selama Orde Baru sebab pembantaian dan pemenjaraan terhadap anggota dan simpatisan PKI pada 1965-1966 tidak melalui proses pengadilan. “Ini semua adalah pelanggaran hak asasi manusia yang tidak pernah dituntaskan,” katanya.

Ribka pun berharap dibentuk sebuah pengadilan HAM agar persoalan 1965-1966 bisa diselesaikan. Pengadilan HAM ini diharapkan dapat mendorong rekonsiliasi, di mana nantinya pihak yang dinyatakan bersalah harus meminta maaf dan para korban harus menerima maaf tersebut.

Di bagian akhir wawancara, Ribka menyatakan bahwa anak-anak eks anggota atau simpatisan PKI memberikan suaranya kepada PDIP dalam Pemilihan Legislatif 1999. Saat itu, mereka berharap sosok Megawati Soekarnoputri, yang menjadi simbol perlawanan rakyat selama Orde Baru, dapat memberikan perubahan dan memperjuangkan nasib mereka dalam mencari keadilan.

Namun, Ribka menyatakan bahwa belum terlihat perjuangan PDIP terkait perubahan bagi anak-anak eks anggota atau simpatisan PKI tersebut. “Sampai sekarang, belum ada tanda-tanda Mbak Mega memperjuangkan ke arah ke sana,” kata Ribka. Konteks pernyataan Ribka inilah yang dihilangkan dalam berbagai video yang diunggah oleh sejumlah kanal YouTube. Video yang dipotong menjadi hanya sekitar 1 menit tersebut kemudian diberi judul yang menyesatkan.

Adapun Cyprianus Aoer menjelaskan, secara sosiologis, peristiwa 1965 menimbulkan dampak psikologis pada anak-anak eks anggota PKI. Selama pemerintahan Orde baru, anak-anak eks PKI diperlakukan tidak manusiawi dan diskriminatif. Padahal, mereka tidak mewarisi kesalahan orangtuanya.

Di sisi lain, secara ideologis, PKI sulit untuk bangkit lagi karena ideologi komunis sudah dianggap gagal menjadi solusi bagi kesejahteraan, termasuk di negara-negara lain. “PKI sulit muncul lagi di Indonesia karena akan dihadapkan dengan trauma masa lalu,” katanya.

Cyprianus pun mendukung adanya pelurusan sejarah terkait peristiwa 1965. Pelurusan sejarah tersebut penting agar peristiwa 1965 tidak terulang lagi, seperti adanya orang-orang yang tewas dan dipenjara tanpa pengadilan. Menurut dia, hak asasi harus ditegakkan dan menjadi pedoman ke depannya. “Pemerintah harus meluruskan sejarah yang saat ini kontroversial, karena kebenaran itu hanya ada pada sejarah.”

Kesimpulan

Klaim Ribka Tjiptaning yang mengakui semua anak PKI gabung PDIP adalah tidak benar. Faktanya pernyataan Ribka sudah diubah. Penyataan asli Ribka yakni anak-anak eks anggota atau simpatisan PKI memberikan suaranya kepada PDIP dalam Pemilihan Legislatif 1999.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Projo Sentil Keras Kader PDIP Ribka Tjiptaning: Dulu Dukung Jokowi, Sekarang Ajak Orang Melawan
Projo Sentil Keras Kader PDIP Ribka Tjiptaning: Dulu Dukung Jokowi, Sekarang Ajak Orang Melawan

Projo Sentil Keras Kader PDIP Ribka Tjiptaning: Dulu Dukung Jokowi, Sekarang Ajak Orang Melawan

Baca Selengkapnya
Puan Maharani: Saat Ini Ada Teman Jadi Lawan, Lawan Jadi Banyak
Puan Maharani: Saat Ini Ada Teman Jadi Lawan, Lawan Jadi Banyak

Puan sempat meragukan informasi terkait Gibran yang bakal jadi cawapres Prabowo.

Baca Selengkapnya
Ribka Tjiptaning PDIP: Tanpa Kudatuli, Tak Ada Anak Tukang Kayu Jadi Presiden
Ribka Tjiptaning PDIP: Tanpa Kudatuli, Tak Ada Anak Tukang Kayu Jadi Presiden

Ribka menilai, jika tidak ada reformasi maka tidak akan ada anak tukang kayu menjadi presiden.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Berapi-api Ribka Tjiptaning Depan Hasto & Kader PDIP
VIDEO: Berapi-api Ribka Tjiptaning Depan Hasto & Kader PDIP "Kita Bersatu Lawan Presiden Jokowi, Ini Neo Orba!"

Ribka mengaku kepada Hasto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah melarang agar tidak menyerang dan menyebut nama

Baca Selengkapnya
VIDEO: PDIP Tegas Gibran Tak Manut Megawati, Status Kader Telah Berakhir
VIDEO: PDIP Tegas Gibran Tak Manut Megawati, Status Kader Telah Berakhir

Ketua DPP PDI Perjuangan Komarudin Watubun menegaskan, status kader Gibran Rakabuming Raka sudah bukan anggotanya lagi secara defacto.

Baca Selengkapnya
Reaksi Jokowi Disebut PDIP Bukan Lagi Kadernya: Terima Kasih
Reaksi Jokowi Disebut PDIP Bukan Lagi Kadernya: Terima Kasih

Jokowi akhirnya merespons pernyataan PDIP bahwa dirinya bukan lagi kader partai berlambang banteng hitam moncong putih itu.

Baca Selengkapnya
Ribka Tjiptaning Sindir Jokowi: Sudah Lupa PDIP, Salah Minum Obat atau Bagaimana?
Ribka Tjiptaning Sindir Jokowi: Sudah Lupa PDIP, Salah Minum Obat atau Bagaimana?

Ribka Tjiptaning menilai Jokowi menampakkan kesombongan setelah berkuasa.

Baca Selengkapnya
Ribka Tjiptaning soal Jokowi Minta Maaf: Aku Enggak Tepuk Tangan, Sudah Biasa
Ribka Tjiptaning soal Jokowi Minta Maaf: Aku Enggak Tepuk Tangan, Sudah Biasa

Karena itu, Ribka mengaku kecewa dengan perubahan sikap Jokowi saat ini.

Baca Selengkapnya
Gibran Bantah Telah 'Dikuningkan' saat Jadi Cawapres Prabowo
Gibran Bantah Telah 'Dikuningkan' saat Jadi Cawapres Prabowo

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan jika Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sudah menjadi kader Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Sindiran Keras Ribka PDIP
VIDEO: Sindiran Keras Ribka PDIP "Anak Tukang Kayu Jadi Presiden Sekarang Songong"

Ribka mengatakan reformasi telah membawa banyak perubahan dalam wajah perpolitikan Tanah Air

Baca Selengkapnya
5 Kader Gugat SK PDIP Mengaku Dijebak dengan Iming-Iming Rp300 Ribu
5 Kader Gugat SK PDIP Mengaku Dijebak dengan Iming-Iming Rp300 Ribu

Lima kader PDIP mengaku dijebak serta ditipu untuk memberikan tanda tangan

Baca Selengkapnya
PDIP: Keanggotaan Gibran di PDIP Telah Berakhir!
PDIP: Keanggotaan Gibran di PDIP Telah Berakhir!

Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Komarudin Watubun menegaskan, kadernya yang bernama Gibran Rakabuming Raka sudah bukan kadernya.

Baca Selengkapnya