CEK FAKTA: Tidak Benar RS di Bekasi Terima Vaksin Covid-19 Palsu, Ini Faktanya
Merdeka.com - Beredar video yang menampilkan peredaran vaksin palsu di salah satu rumah sakit. Keterangan dalam video tersebut salah satu rumah sakit di Bekasi menerima vaksin palsu itu.
Terdapat juga logo Kompas TV di dalamnya. Kemudian video itu dikaitkan sebagai peredaran vaksin palsu Covid-19.
TurnbackhoaxPenelusuran
-
Kenapa video itu dibilang hoax? Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa pajak bagi ibu yang melahirkan adalah tidak benar.
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
-
Kenapa video tersebut diklaim tidak benar? Sehingga secara keseluruhan isi dan narasi video tidak ada kaitannya dengan Anies yang ditetapkan sebagai tersangka terkait JIS.
-
Kenapa video itu disebut hoaks? Video yang mengeklaim Mahfud dan DPR bongkar kebusukan hakim di Pilpres adalah hoaks karena narasi yang disampaikan dalam video tidak relevan dengan judul video.
-
Apa yang diklaim gambar hoax tersebut? Gambar tersebut menampilkan Putin dan Joe Biden mengenakan setelan jas sedang fokus bermain catur. Sambil menundukkan kepala, kedua kepala negara itu melihat papan catur di atas meja. Terdapat keterangan 'Nuclear war is inevitable' dan ada tulisan The Economist di foto tersebut. Sehingga membuat Gambar itu seperti sampul majalah The Economist.
-
Mengapa klaim gambar hoax ini keliru? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang 'tak terelakkan' antara keduanya.
Hasil penelusuran merdeka.com, video yang diklaim adanya vaksin Covid-19 palsu beredar di RS di bekasi adalah keliru. Faktanya video tersebut adalah video lama yakni tahun 2016 yang dimuat Kompas TV.
Dilansir dari kompas.com, video itu merupakan tayangan pada tahun 2016. Saat itu terjadi penyebaran vaksin palsu untuk anak di beberapa rumah sakit hingga bidan di Bekasi.
Kabag Humas Pemkot Bekasi Sajekti Rubiyah menjelaskan video berdurasi 2.06 menit tersebut merupakan produksi media Kompas TV pada 2016 saat kasus tersebut menjadi perhatian publik.
Untuk itu, pihaknya pun menyatakan akan mencari pelaku penyebar video tersebut yang dinilai meresahkan warga.
"Diharapkan warga tidak terlalu mempersoalkan beredarnya kembali video tersebut dan kasus tersebut terus diproses pihak berwajib," kata Sajekti melalui keterangan tertulisnya, Senin (19/7/2021).
Terpisah, penulis telah mengkonfirmasi wartawan Kompas TV, Alex Blegur yang menyatakan betul berita tersebut tayang 2016 lalu. Bahkan sekarang video itu kembali beredar ia menyatakan hoaks. "Iya, hoaks itu," ungkapnya.
Kesimpulan
Video adanya vaksin Covid-19 palsu beredar di rumah sakit di Bekasi adalah tidak benar. Faktanya, video tersebut adalah peristiwa lama yang terjadi pada tahun 2016 lalu. Saat itu terjadi penyebaran vaksin palsu untuk anak di beberapa rumah sakit hingga bidan di Bekasi.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/21/09511941/disinformasi-video-viral-vaksin-palsu-di-bekasi-dikaitkan-vaksinasi-covid?page=all (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar video yang merekam detik-detik Rumah Sakit Al-Sadaqa diklaim dibom Israel, cek faktanya
Baca SelengkapnyaPihak BPJS berupaya melakukan tuntutan perdata terhadap managemen rumah sakit untuk segera mengembalikan dana kerugian tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi memastikan kondisi di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat hari ini aman.
Baca SelengkapnyaPihak RSUD menjelaskan, menutup pintu dengan memalang karena takut obat-obatan dan alat medis hilang.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaKarena video tersebut sejatinya merupakan pengungkapan laboratorium tembakau sintetis.
Baca SelengkapnyaBeredar video mengklaim Raffi Ahmad dan Najwa Shihab promosikan judi online, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaKemudian, untuk memperoleh bantuan tersebut, masyarakat perlu menghubungi kontak WhatsApp yang tertera pada postingan, yakni 0853-1856-8923.
Baca SelengkapnyaKabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad pun telah membantah kabar tersebut.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca Selengkapnya