CEK FAKTA: Tidak Benar Siaran Berita Tentang Larangan Mudik Dicabut
Merdeka.com - Beredar siaran berita larangan mudik dicabut di media sosial. Klaim tersebut berupa video seorang pembawa berita perempuan menggunakan bahasan asing, pada bagian bawah penyiar perempuan tersebut terdapat tulisan;
"AKHIRNYA, LARANGAN MUDIK DICABUT".
©Liputan6.com-
Apa yang membuat orang menghindari berita? Banyak yang menganggap berita saat ini terasa menyedihkan, tiada henti dan membosankan. Menurut laporan itu, hasil survei mengungkap 4 dari 10 (39%) orang di seluruh dunia mengatakan mereka kadang-kadang atau sering secara aktif menghindari berita.
-
Kenapa berita hoaks tentang Kominfo diklaim tidak benar? Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Kenapa Mobil Ketek dilarang beroperasi? Hal yang menjadi pertimbangan dilarangnya Mobil Ketek beroperasi adalah faktor keamanan dan kenyamanan penumpang.
-
Siapa yang cabut laporan? Meskipun Rinoa Aurora Senduk mencabut laporan dugaan penganiayaan yang menimpa dirinya.
-
Kenapa informasi di video itu salah? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar. Faktanya, video yang beredar berisi beberapa klip yang tidak saling berkaitan.
-
Apa yang diklaim dihapus? Beredar unggahan di media sosial yang mengeklaim bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dihapus pada Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus.
Penelusuran
Penelusuran dilakukan dengan tangkapan layar video berita larangan mudik dicabut menggunakan Yandex. Penelusuran mengarah pada situs brleast.info, situs tersebut memuat video yang identik dengan klaim.
Video tersebut berjudul "KAZAKHSTAN NEWS REPORTER SOUNDS LIKE DIESEL TRUCK STARTING IN THE MORNING WOMEN EDITION" yang diunggah pada 4 Februari 2019.
Sedangkan perempuan dalam gambar tersebut merupakan pembawa berita Kazakh Tv.
Sementara itu, pemerintah Indonesia melarang masyarakat mudik, untuk menekan penyebaran virus Covid-19.
Dilansir dari merdeka.com berjudul "Jokowi Minta Kepala Daerah Kendalikan dan Sampaikan Terus Larangan Mudik". Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh kepala daerah dapat mengendalikan pergerakan mudik yang akan terjadi menjelang dan sesudah Hari Raya Idul Fitri. Jokowi melihat masih banyak masyarakat yang berniat akan melakukan mudik.
"Jadi sekali lagi hati-hati dengan mudik Lebaran hati-hati. Cek, kendalikan yang mudik, itu sangat penting sekali," kata Jokowi saat memberikan arahan kepada Kepala Seluruh Kepala Daerah di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/4).
Jokowi mengatakan, sebelum pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan mudik sempat dilakukan survei yang menunjukkan 89 juta atau kurang lebih 11 persen dari penduduk Indonesia ingin melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman. Tetapi setelah pemerintah mensosialisasikan larangan mudik, angka tersebut turun 7 persen. Tetapi 18,9juta orang, menyatakan masih ingin mudik.
"Oleh sebab itu harus disampaikan terus larangan mudik ini agar bisa berkurang lagi. Yang paling penting kita menekankan sekali lagi disiplin yang ketat terhadap protokol kesehatan, kuncinya ada di situ," bebernya.
Jokowi mengatakan, kunci menekan kasus positif dengan melakukan pengetatan dan disiplin protokol kesehatan pada masyarakat. Jokowi mengaku masih khawatir terkait adanya lonjakan kasus saat mudik Idul Fitri. Tetapi dia pun yakin seluruh pemerintah daerah bisa mengendalikan dengan cara disiplin protokol kesehatan.
"Saya betul betul masih khawatir mengenai kenaikan (kasus Covid) saat mudik Idul Fitri, tetapi saya menyakini bila pemerintah daerah dibantu forkompinda semuanya segera mengatur mengendalikan mulai disiplin protokol kesehatan. Saya yakin kenaikan tidak seperti tahun lalu 93 persen," ungkapnya.
Selain itu, tradisi mudik untuk bertemu keluarga di kampung halaman, bisa diganti dengan silaturahmi secara virtual.
"Silaturahmi kepada keluarga di kampung halaman dapat dilakukan secara virtual dengan memanfaatkan teknologi komunikasi," kata juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (22/4).
Kesimpulan
Siaran berita tentang larangan mudik dicabut adalah tidak benar. Faktanya, itu merupakan siaran berita dari Kazakh Tv dan tidak ada kaitannya dengan larangan mudik.
Satgas Covid-19 mengatakan tradisi mudik untuk bertemu keluarga di kampung halaman, bisa diganti dengan silaturahmi secara virtual.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://brleast.info/rock/kazakhstan-news/oGjEp9N712V_foUhttps://www.merdeka.com/peristiwa/jokowi-minta-kepala-daerah-kendalikan-dan-sampaikan-terus-larangan-mudik.htmlhttps://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4544362/cek-fakta-tidak-benar-video-siaran-berita-larangan-mudik-dicabut (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya.
Baca SelengkapnyaHuruf Y pada alfabet akan dihapus adalah tidak benar alias hoaks
Baca SelengkapnyaUnggahan berdurasi 4 menit 33 detik itu sudah memperoleh 141.000 tayangan dan 3.200 komentar.
Baca SelengkapnyaCek Fakta: Amerika Cabut Internet di Indonesia per Tanggal 1 Desember 2023
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu belakangan, kembali mencuat soal maraknya informasi terkait pencairan BSU 2023.
Baca SelengkapnyaInformasi tentang sesar besar Sumatera yang akan menimbulkan tsunami itu beredar luas melalui video berdurasi pendek.
Baca SelengkapnyaSimak penelusuran soal Menteri Basuki diklaim mundur dari kabinet
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaCEO KBA News, Ramadhan Pohan menyatakan nama medianya telah dicatut untuk menyebarkan informasi tersebut
Baca SelengkapnyaDiklaim obat pelangsing yang dipromosikan Menkes mampu turunkan berat badan tanpa efek samping.
Baca SelengkapnyaBeredar sebuah video di media sosial Facebook yang menyebut Gunung Tangkuban Perahu erupsi.
Baca SelengkapnyaKabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad pun telah membantah kabar tersebut.
Baca Selengkapnya